Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Semakin Banyak Orang Bercerai Usia 20 dan 30an, Apa Alasannya?

Awalnya terlihat mesra, tapi tidak berlangsung lama

Fera Nur Aini

Lewat usia 25 biasanya kita sudah mulai galau ketika belum juga punya pasangan. Makin tersudut saat banyak teman-teman di sekitar kita sudah menikah bahkan punya anak. Rasanya kita menjadi seseorang yang tertinggal. Beberapa bahkan melakukan segala upaya agar bisa menikah secepatnya.

Padahal di sisi lain, ada fakta yang cukup mengejutkan, yaitu semakin banyaknya pasangan yang bercerai di usia 20-an dan 30-an. Rata-rata bahkan usia pernikahannya baru 4 tahun saja. Kira-kira apa, ya, penyebab perceraian di usia pernikahan yang semuda itu?

1. Hanya bermodal cinta

instagram.com/gisel_la

Mengaku sudah berpacaran cukup lama dan saling jatuh cinta, banyak pasangan berusia 20-an ingin melangsungkan pernikahan. Mereka merasa sudah cukup siap menghadapi kehidupan pernikahan bermodalkan cinta mereka yang besar. Padahal, cinta tidak pernah cukup untuk menjalani pernikahan yang pada realitanya sangat rumit.

2. Terlalu fokus pada "pesta"

Cosmo.ph

Tidak sedikit pasangan yang akan menikah terlalu fokus pada persiapan pestanya. Melakukan foto pre-wedding yang mencengangkan, mengadakan pesta pertunangan yang tak terlupakan, dan ditutup dengan resepsi yang berhasil membuat iri semua orang. Tentu untuk mendapatkan pesta sesempurna itu butuh persiapan yang luar biasa melelahkan.

Terkadang kita justru jadi lupa mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi kehidupan pernikahan yang sebenarnya, yaitu kehidupan usai pesta, kehidupan di luar unggahan Instagram.

3. Menganggap pernikahan adalah tujuan akhir

freepik.com/ freepik

Secara tidak sadar banyak pasangan yang membayangkan bahwa pernikahan adalah tujuan akhir dari sebuah hubungan. Mereka mengira bahwa dengan menikah akan segera lega dan tenang hidupnya. Padahal pernikahan justru selalu menjadi awal. Banyak hal baru yang akan terjadi dan dilalui dan tidak semuanya membawa ketenangan atau kelegaan.

4. Tidak menerapkan kesetaraan

www.moneycrashers.com

Tidak sedikit laki-laki yang enggan berkecimpung dalam pekerjaan domestik rumah tangga. Mereka masih menganggap bahwa mencuci baju beserta piring-piring adalah takdir yang menyertai kelahiran seorang perempuan. Padahal sang istri juga sudah terbebani mencari nafkah tambahan sekaligus mengurus anak. 

Hal-hal kecil ini adalah salah satu bentuk ketidaksetaraan dalam pernikahan yang akan melahirkan pertengkaran-pertengkaran kecil. Meski kecil, jika terus ditumpuk suatu saat akan meledak, apalagi jika ada masalah lain yang menjadi penyulutnya.

5. Bertingkah seperti masih single

Dok. Internet

Sudah menikah tapi masih ingin keluar rumah bersama teman-temannya sampai larut malam hampir tiap hari. Sudah menikah tapi begitu sampai rumah ingin langsung bermain ponsel sampai tertidur. Sudah menikah tapi ingin bebas tidur sepanjang hari saat libur. Dan masih banyak keinginan lainnya.

Saat masih single semua keinginan itu sah-sah saja dilakukan sebebas-bebasnya. Setelah menikah kita pun masih punya hak atas keinginan-keinginan itu, namun ada batasannya. Kita harus sadar ada yang harus di sapa dulu setiap sampai rumah. Kita harus sadar ada yang harus dibersamai saat liburan. Meski tidak setiap saat, harus selalu ada waktu untuk pasangan yang kita sisihkan setiap harinya.

6. Masih mencari jati diri

www.zoosk.com

Beberapa orang yang bercerai di usia 20-an dan 30-an mengaku tidak paham betul makna pernikahan dalam kehidupan. Mereka masih ingin memprioritaskan karier di atas segalanya. Mereka masih ingin mengejar pendidikan, berwisata keliling dunia, atau terus mengenal teman-teman baru.

Memang tidak sedikit orang di usia 20-30an masih mencari jati diri, siapa mereka sebenarnya dan apa yang ingin mereka lakukan untuk hidup. Hal ini yang kadang bisa mengubah pikiran seseorang tentang makna pernikahan.

IDN Media Channels

Latest from Married