Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Fakta tentang Rimming dan Risikonya Bagi Kesehatan

Apakah rimming aman dilakukan?

Dina Lathifa

Pernah mendengar istilah rimming, Bela? Secara sederhana, rimming adalah seks anal dengan menggunakan mulut untuk memberikan rangsangan pada bagian anal. Aktivitas seks ini umumnya dilakukan oleh orang-orang dengan orientasi seksualnya berupa homoseksual (menyukai sesama jenis) dan biseksual (menyukai laki-laki dan perempuan).

Aktivitas seks ini nggak terbatas hanya pada pasangan homoseksual laki-laki dengan laki-laki, tetapi juga pada pasangan perempuan-perempuan dan pasangan heteroseksual karena rimming dapat menjadi bagian dari foreplay untuk meningkatkan gairah bercinta. Namun mengutip dari Wikipedia, pasangan homoseksual laki-laki dengan laki-laki lebih sering melakukan rimming

1. Apakah berbeda dengan annilingus?

Pexels.com/Tofros.com

Pada dasarnya, annilingus dan rimming merupakan kedua istilah yang memiliki makna sama. Annilingus berasal dari kata latin 'anus' dan 'lingus', adalah aktivitas seks oral dan anal di mana seseorang memberikan rangsangan pada anus pasangannya menggunakan mulut, termasuk bibir, lidah, dan gigi. Sebutan akrab dari annalingus adalah rimming. Jadi sebenarnya, annalingus dan rimming merupakan istilah yang sama.

2. Cara melakukan rimming

Pixabay.com/Stas_F

Sebenarnya, pihak yang memberikan dan menerima rimming ditentukan berdasarkan aktif-pasifnya seseorang dalam hubungan seksual. Umumnya, pihak yang aktif adalah pihak yang melakukan rimming pada pasangannya. Ia akan memberikan rangsangan anal tersebut pada pasangannya.

Sedangkan pihak yang pasif adalah pihak yang menerima rimming. Ia akan mendapatkan rangsangan seksual dari aktivitas tersebut. Namun, pihak aktif dan pasif ini dapat berubah sesuai dinamika hubungan seks pasangan yang melakukannya.

3. Teknik rimming

Pixabay.com/A. Debus

Annilingus atau rimming dapat melibatkan beragam teknik untuk memberikan rangsangan pada anal, seperti mencium atau menjilatnya bagian luar pantat, menjilat hingga ke dalam lubang, atau menjilat dengan gerakan lidah ke atas dan bawah secara terus-menerus. Berikut ini ada beberapa posisi seks untuk melakukan rimming:

  • Doggy style: Pasangan yang menerima riming berada pada posisi doggy style dan pasangan yang melakukannya berada di belakang pantat.
  • Missionary: Pasangan yang menerima rimming berbaring secara terlentang atau missionaris, dengan kedua lulut kaki menempel ke dada. Gunakan bantal untuk menyokong bagian pinggang serta mengangkat posisi pantat. Posisi ini memberikan akses terbuka untuk pasangan lainnya memberikan rangsangan pada anus.
  • 69: Pasangan yang menerima rimming berbaring di bawah dengan kedua kaki mengangkat ke atas dan terlipat sehingga bagian pantat turut terangkat. Sedangkan pasangan yang memberikan rimming berada di atas dengan wajah tepat di depan anus.
  • 69 dengan alternatif lain: Selain dengan posisi yang digambarkan sebelumnya, pasangan yang memberikan rimming berbaring di bawah. Sedangkan pasangan yang menerima rimming berada di atas dengan posisi duduk, dan posisi pantat tepat di atas wajah pasangan lainnya. Posisi ini memberikan kebebasan untuk pasangan yang menerima rimming menjadi lebih aktif atau lebih dominan untuk mendapatkan rangsangan sesuai yang ia inginkan.
  • Rusty tombone: Pasangan yang menerima rimming berdiri dengan membelakangi pasangan lainnya. Sedangkan pasangan yang memberikan rimming berlutut untuk memberikan rangsangan pada pantat pasangannya. Sembari melakukan rimming, ia pun memberikan rangsangan pada bagian penis pasangannya sehingga mencapai masturbasi.

4. Risiko Rimming

Pixabay.com/Jess Foami

Pantat termasuk salah satu bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan seksual karena terdapat banyak ujung saraf di area itu. Karena itu, aktivitas seksual selalu melibatkan bagian anal, baik sekadar memberikan rangsangan atau sampai penetrasi, seperti rimming. Namun, rimming memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan yang melakukannya.

Mengutip dari Lehmiller, rimming dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit menular seksual, seperti herpes dan HPV. Keduanya merupakan penyakit menular seksual yang dapat menyebar melalui kontak kulit. Rimming juga berpotensi meningkatkan risiko terkena penyakit menular seks lainnya seperti klamidia dan gonorrhea.

Selain itu, aktivitas seks yang melibatkan kontak mulut dengan anal ini juga meningkatkan risiko penyakit lainnya termasuk: penyakit bakteri seperti shigellosis (disentri basiler); penyakit sistemik virus meliputi hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, polio; parasit termasuk parasit usus, inflamasi dan infeksi, gastroenteritis, limfogranuloma, dan lainnya.

Jika memberikan rangsangan oral pada area genital setelah melakukan rimming, aktivitas itu akan berpotensi menyebarkan bakteri E. coli ke saluran kencing sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing.

Saat ini, para ahli meyakini jika rimming nggak dapat menyebarkan HIV/AIDS. Namun, ada risiko terjadinya kanker tenggorokan akibat melakukan rimming, terutama jika melakukannya dengan banyak orang alias bergonta-ganti pasangan.

5. Rimming yang aman

Pixabay.com/Kerryank

Banyak yang beranggapan jika rutin membersihkan pantat merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko kesehatan dari aktivitas seks anal. Membersihkan area pantat dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan seks anal, terutama jika melibatkan oral seperti rimming. Namun, tips ini nggak mengurangi risiko kesehatan dari rimming maupun variasi seks anal lainnya.

Satu-satunya cara yang diyakini dapat mengurangi risiko kesehatan dari rimming adalah dengan menggunakan dental dam. Ini merupakan pelindung dari bahan lateks yang tipis dan ditempatkan di atas anus (dapat juga di area vulva) untuk melakukan seks oral. Alternatif lain pengganti dental dam adalah menggunakan kondom biasa dengan memotong ujung dan salah satu sisi, kemudian menempatkannya pada anus.

Rimming merupakan salah satu variasi seks yang dilakukan oleh pasangan homoseksual dan biseksual, umumnya antara laki-laki dan laki-laki. Namun, rimming memiliki risiko yang membahayakan kesehatan, mulai dari meningkatkan potensi penyebaran penyakit menular seksual, membahayakan kesehatan organ dalam tubuh, sampai meningkatkan risiko terkenak kanker tenggorokan.

IDN Media Channels

Latest from Sex