Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Baru Menikah, Harus Liburan dengan Keluargamu atau Keluarga Pasangan?

Jangan sampai gara-gara ini jadi bertengkar dengan pasangan

Elga Windasari

Meskipun tidak ada tempat yang lebih baik dari rumah untuk menikmati liburan, tetapi jika sudah menikah, mungkin kamu harus menghabiskan liburan dengan keluarga. Pertanyaannya: Keluargamu sendiri atau keluarga pasangan?

Sebelum ini membuatmu stres, pelatih hubungan dan peneliti seks, Tara Suwinyattichaiporn, PhD, mengatakan bahwa ini adalah rintangan yang sangat umum dirasakan oleh pengantin baru.

"Menikah sering kali bukan hanya tentang dua orang, tetapi juga dua keluarga yang bergabung dengan kebiasaan dan tradisi liburannya," jelasnya.

Apalagi tidak sedikit keluarga yang sangat terikat secara emosional dengan tradisi sehingga ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pengantin baru. Kabar baiknya, ini adalah hal yang sangat normal.

"Terlepas dari seberapa terhubungnya kamu dan pasangan, masing-masing pasti memiliki tradisi keluarga, ekspektasi liburan, dan keterikatan emosional yang berbeda. Dengan perubahan yang indah seperti pernikahan, maka akan muncullah penyesuaian,” jelas psikoterapis hubungan, Adrine Davtyan, LCSW. 

Bagaimana cara memutuskannya?

Pexels.com/Eugenia Remark

Sayangnya, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua orang tentang bagaimana menghabiskan liburan dengan keluarga setelah pernikahan. Apalagi karena hal ini bisa menjadi sangat sensitif.

Itulah mengapa melakukan percakapan yang terbuka dan jujur tentang keinginan, kebutuhan, dan batasan-batasan yang dimiliki, sangatlah penting setelah perencanaan dimulai.

"Kunci untuk membuat keputusan apa pun yang mungkin memiliki dampak emosional adalah kompromi dan rasa hormat," kata Dr. Tara.

Pikirkan juga tentang logistik, warisan, dan sejarah saat membuat keputusan. Jika keluarga merayakannya hari besar atau hari libur yang sama, seperti Idulfitri atau Hari Natal, maka bergantian merayakannya setiap tahun adalah kompromi yang populer.

"Ketika harus memutuskan keluarga mana yang dipilih untuk menghabiskan liburan pertama bersama setelah menikah, mungkin akan sangat membantu jika kamu membuat daftar pro dan kontra untuk memutuskan mana yang paling masuk akal," Dr. Tara menyarankan.

Setelah itu, komunikasikan secara terbuka dengan pasangan dan berikut adalah beberapa tips untuk melakukannya.

1. Buatlah prioritas bersama

Pexels.com/Katerina Holmes

Sebelum memutuskan, Adrine menyarankan untuk mendiskusikan prioritas pribadi dan prioritas bersama pasangan agar memiliki pemahaman yang sama.

"Mengetahui apa yang paling penting bagi pasangan akan membantu dalam membuat keputusan yang sejalan dengan nilai-nilai kalian berdua," jelasnya.

Jika saudara kandung hanya dapat pulang saat hari libur tersebut dan bertemu dengannya menjadi salah satu prioritas utamamu, maka hal ini dapat membantu memutuskan di mana kalian akan menghabiskan liburan.

2. Mulailah lebih awal

Pexels.com/cottonbro studio

Meskipun kamu tergoda untuk menunda selama mungkin keputusan liburan yang sulit, tetapi kedua pakar ini mengungkapkan pentingnya memulai percakapan sesegera mungkin.

"Ada anggota keluarga yang mungkin tidak suka menunggu dalam ketidakpastian. Jadi, mulailah proses perencanaan dan komunikasikan dengan lebih awal," ucap Dr. Tara.

Cara ini akan memberikan waktu kepada kamu dan pasangan untuk menyesuaikan diri dengan dinamika baru, mengajukan pertanyaan, dan membuat kompromi yang diperlukan sebelum stres liburan benar-benar mengambil alih. 

3. Dengarkan dengan aktif

Pexels.com/Kate Andreeshcheva

Saat kamu dan pasangan mendiskusikan pilihan-pilihan yang ada, lakukan yang terbaik untuk tetap berpikiran terbuka, telinga terbuka, dan hati terbuka.

Sulit bagi siapa pun untuk beradaptasi dengan suatu perubahan, jadi cobalah untuk melihat situasi ini sebagai sesuatu yang akan kalian pecahkan bersama dan bukan sebagai dua kekuatan berlawanan yang saling bertarung.

Jika kamu dan pasangan memiliki komunikasi yang sehat dengan masing-masing keluarga, Dr. Tara bilang akan sangat membantu jika kalian menanyakan apa yang diinginkan oleh mereka dan dengarkan dengan empati.

"Mulailah percakapan dengan menanyakan apa yang mereka inginkan. Kamu tidak akan pernah tahu karena mungkin saja mereka ingin sesuatu yang berbanding terbalik denganmu,” ujarnya.

Pastikan untuk tidak menyetujui rencana atau janji apa pun tanpa mengobrol terlebih dahulu dengan pasangan.

Ingat, keputusan yang diambil haruslah keputusan bersama sebagai sebuah keluarga, dengan mempertimbangkan masukan dari kamu dan pasangan.

4. Kompromi, kompromi, dan kompromi

Pexels.com/cottonbro studio

Salah satu keterampilan terpenting yang akan dipelajari dalam pernikahan adalah kompromi. Ini sangat penting terutama dalam hal liburan karena dinamika keluarga berubah.

Adrine menekankan pentingnya bersikap akomodatif sambil tetap menghormati prioritas dan batasan masing-masing.

"Keadaan keluarga dapat berubah. Jadi, miliki pendekatan yang fleksibel terhadap rencana liburan sehingga dapat membantu menavigasi situasi yang tidak terduga," katanya.

Dengan menemukan jalan tengah yang mengakomodasi kedua pasangan dan keluarga masing-masing, dapat berkontribusi pada liburan yang harmonis.

5. Berlatih untuk bersyukur

Pexels.com/Gustavo Fring

Bahkan jika kamu merasa sudah sangat berhati-hati, ketegangan mungkin masih bisa terjadi karena yang terlibat bukan hanya pasangan, tetapi juga keluarganya. Jika itu yang terjadi, Dr. Tara menyarankan untuk melakukan pendekatan dengan sikap yang positif.

"Ini penting karena segala sesuatunya bisa menjadi intens dan orang-orang bisa terjebak dalam lingkaran negatif," ucapnya.

Daripada berfokus pada perbedaan, lebih baik kamu bersyukur sehingga dapat membantu menjaga kedamaian antara kamu dan pasangan.

Dr. Tara bilang, "Jangan lupakan semua hal baik yang terjadi dalam hidupmu. Pikiran positif dan pembicaraan dengan diri sendiri seperti ini bisa menguatkanmu melewati masa-masa sulit."

IDN Media Channels

Latest from Married