Gangguan bipolar adalah kondisi gangguan mental berupa perubahan emosi yang drastis. Seseorang yang menderita bipolar seringkali merasakan emosi senang berlebihan kemudian berubah menjadi rasa depresi atau terpuruk yang berlebihan.
Hana Madness, seorang seniman visual berbagi pengalamannya hadapi gangguan bipolar hingga akhirnya menemukan jati diri lewat seni yang disukainya.
Yuk, simak cerita Hana kenali gangguan bipolar dalam sesi "Melawan Stigma Gangguan Mental Lewat Karya Seni" di rangkaian acara Festival Pulih by Popbela.
Hana didiagnosa gangguan bipolar lini campuran dengan gejala halusinasi dan delusi
Dalam sesi ini, Hana bercerita pengalamannya saat menghadapi gangguan bipolar. Dari perawatan psikis yang dijalaninya, ia didiagnosa mengalami gangguan bipolar lini campuran berupa halusinasi dan delusi.
Saat itu, Hana seringkali merasakan perubahan mood yang ekstrem, dari depresi, hipomaniak, hingga maniak. Ketiganya pun merupakan suasana hati yang sangat bertolak belakang.
Ketika merasa depresi, Hana cenderung dikelilingi oleh perasaan tidak nyaman baik secara fisik maupun psikis. Saat merasa hipomaniak, ia memiliki semangat dan energi yang luar biasa bahkan meningkatkan produktivitas. Namun tak jarang, kondisi ini bisa membahayakan dirinya.
Menyakiti diri sendiri jadi cara Hana menghilangkan rasa excited berlebihan
Sebelum mencari bantuan profesional, Hana pun sempat melakukan banyak hal dalam menghadapi gangguan mental dan perubahan mood yang dirasakannya.
Ia sempat menyakiti diri sendiri, marah-marah, merusak barang-barang di sekitar, konflik dengan keluarga, hingga berujung kabur dari rumah. Semua tindakan negatif yang dilakukannya dulu diakui terjadi karena kurangnya komunikasi antara Hana dengan orang tua.
Meski dirinya sudah menyadari gangguan mental yang dialami dan sudah merasa membutuhkan pertolongan dari ahlinya, orang-orang di sekitar Hana masih denial dan merasa dirinya baik-baik saja.