Telepon dan chat setiap hari dengan pasangan? Nggak takut bosan, Bela? Ketika jatuh cinta memang rasanya nggak akan pernah puas mendengar suara si dia. Tetapi ternyata terlalu sering berkomunikasi bisa merusak kualitas hubungan, lho. Bukan hanya karena lama-lama akan kehabisan topik, tetapi karena kamu nggak memiliki waktu sendiri. Kamu juga perlu saat-saat mengembangkan diri sendiri demi kebaikan bersama, lho. Jadi sebaiknya atur waktumu seperti ini.
1. Setiap hari?
Nggak ada penelitian yang bisa membuktikan ini secara akurat. Jadi, memang nggak ada jawaban yang paling benar terhadap jawaban ini. Tetapi menurut relationship expert, Arpil Masini, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu usia hubungan, rasa nyaman yang dirasakan kedua belah pihak dan apa yang aktual terjadi saat ini. Jika ini adalah sebuah hubungan yang baru di mana gejolak romantis masih menggebu-gebu, komunikasi akan otomatis menjadi lebih sering.
Agar perubahan itu nggak terasa terlalu drastis semakin lama hubungan berlangsung, kamu bisa memperhatikan pola komunikasinya. Buat ‘jadwal’ untuk berkomunikasi. Misalnya hanya chat hanya pada pagi dan malam hari kemudian telepon seminggu dua kali. Di waktu-waktu kosong di antaranya, coba cari kesibukan.
2. Cek apakah itu sehat atau nggak
Cara yang paling baik untuk mengetahui sebuah cara berkomunikasi itu sehat adalah melihat apakah hubungannya berjalan dengan baik atau nggak. Apakah kalian masih saling mengerti satu sama lain atau malah semakin banyak kesalahpahaman? Memang dibutuhkan waktu untuk menemukan pola komunikasi yang tepat bersama pasangan. Ingat untuk nggak selalu mengikuti emosi dan ego. Komunikasi adalah alat untuk saling mengerti bukan makanan yang perlu dihabiskan satu waktu.
Penting untuk selalu memastikan bahwa komunikasi yang terjalin dengan pasangan nggak membuatmu sulit menjalani hari. Saking seringnya ngobrol dengan pasangan sampai akhirnya sulit fokus di kantor. Itu jadi merugikanmu kan, Bela?