Topik pembicaraan seputar virus corona alias COVID-19 masih sangat diperbincangkan. Bagaimana tidak, menurut laman BBC News, virus ini telah menyebar di banyak negara di dunia di luar Tiongkok. Hingga artikel ini terbit, tercatat 121,564 kasus positif virus corona dengan 66,239 pasien yang sembuh dan 4,373 korban jiwa. Sementara itu, World Health Organization (WHO) baru saja mengumumkan virus corona sebagai pandemi.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, secara resmi mengabarkan kepada publik bahwa wabah virus corona saat ini digolongkan sebagai pandemi. Namun menurutnya, hal itu tidak mengubah tindakan global WHO dalam menanganinya dan negara-negara seluruh dunia pun semestinya begitu.
Pandemi, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Sedangkan pandemik, berdasarkan KBBI, adalah bersifat tersebar luas (penyakit) di suatu kawasan, benua, atau di seluruh dunia, atau penyakit epidemik yang tersebar luas.
Lantas, kategori penyakit seperti apa yang bisa digolongkan sebagai pandemi dan bagaimana penjelasannya? Berikut ini ulasan selengkapnya!
1. Dikategorikan sebagai pandemi apabila menyebar di wilayah geografis yang luas
Berdasarkan buku berjudul Disease Control Priorities: Improving Health and Reducing Poverty 3rd edition yang ditulis oleh Nita Madhav et all, pandemi ialah wabah besar penyakit menular yang sangat meningkatkan morbiditas dan mortalitas di wilayah geografis yang luas, dilansir dari National Center for Biotechnology Information.
Selain itu, pandemi bisa memicu gangguan ekonomi, sosial dan politik yang signifikan di wilayah yang terdampak. Kasus pandemi kian melejit akibat peningkatan perjalanan, urbanisasi, integrasi global, eksploitasi lingkungan dan pengalihan lahan. Menurut World Health Organization, pandemi ialah penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia.
2. Ada dua risiko pandemi, yakni risiko percikan dan risiko penyebaran
Bagaimana pandemi bisa tersebar luas dalam kurun waktu singkat? Setidaknya, menurut buku Disease Control Priorities: Improving Health and Reducing Poverty. 3rd edition, ada dua risiko pandemi. Yaitu gabungan dari risiko percikan (spark risk) dan risiko penyebaran (spread risk), kutip laman National Center for Biotechnology Information.
Risiko percikan terjadi jika kita mendatangi lokasi di mana pandemi kemungkinan muncul. Sementara, risiko penyebaran adalah kemungkinan pandemi tersebar luas melalui populasi manusia, terlebih yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.