Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Kalimat yang Tidak Boleh Dikatakan Pada Korban Kekerasan Seksual

Jangan sampai membuatnya makin trauma

Luthfia Miranda Putri

Tidak ada kekerasan yang dibenarkan, baik itu dilakukan oleh orang terdekat ataupun orang lain. Menunjukkan empati merupakan hal yang wajar dilakukan kepada korban kekerasan seksual. Para korban kekerasan seksual pun juga sangat membutuhkan dukungan untuk terus berjuang. Tak jarang kehadiran sosok orang terdekat selalu dibutuhkan. Dengan adanya kehadiran orang terdekat, korban bisa merasa aman dan dihargai.

Dilansir dari Fair Haven Rape Crisis Center,  berikut beberapa kalimat yang harus dihindari ketika berhadapan dengan korban atau penyintas. Untuk kamu yang saat ini berjuang membantunya, kalimat ini baiknya benar-benar kamu perhatikan.

1. "Apakah itu benar terjadi?"

pexels.com/tessseymourphotography

Kalimat ini yang paling sering ditanyakan kepada korban kekerasan seksual. Biasanya kalimat ini terucap secara spontan dan terkesan tidak mempercayai seseorang tersebut. Daripada menanyakan hal yang bisa menyinggungnya, sebaiknya mintalah ia bercerita saat mulai merasa tenang. Cobalah mendengarkan dengan melepaskan segala penghakiman, dan memilah hal-hal yang ingin disampaikan atau ditanyakan kepadanya.

2. "Kejadian itu sudah lama, mengapa masih dipikirkan?"

Setiap orang tentu memiliki mental yang berbeda. Bisa saja korban memiliki mental yang lemah sehingga bisa membuatnya susah meluapkan emosi. Emosi yang dipendam semakin lama bisa membuat seseorang tersiksa dan mulai menyakiti dirinya sendiri. Ia bisa saja terus memikirkan kejadian tersebut dan menyalahkan dirinya. Meski tak mengalaminya langsung, cobalah menempatkan diri sebagai korban saat ia mulai membuka diri untuk bercerita.

3. "Apakah kamu menikmatinya?"

Hal yang harus selalu diingat jangan sekali-kali menanyakan pertanyaan ini. Kamu tidak akan tahu sudah berapa banyak ia mendengarkan. Bahkan dalam beberapa kasus, ada pihak berwajib yang menanyakan hal ini terus menerus dengan alasan prosedur kebijakan. Yang namanya kekerasan seksual tentu saja tidak ada yang bisa dinikmati. Korban bisa saja dipaksa, dipukul, ataupun dibius tanpa ia sadari. Selain itu, adanya ketidakpahaman pendidikan seks atau kondisi korban yang memiliki disabilitas bisa mempermudah pelaku untuk memanipulasi.

4. "Kamu pakai baju apa pas kejadian?"

Reuters.com

Sering kali para korban dianggap wajar mengalami kekerasan seksual karena saat kejadian mereka memakai baju yang minim. Padahal pelaku yang lebih mengutamakan hawa nafsu tentu tidak akan memandang apa yang dikenakan korban. Korban kekerasan pun hanya bisa pasrah saat ditanyakan pertanyaan ini.

Gambar di atas merupakan pameran baju korban kekerasan seksual yang berada di Belgia. Jika kamu perhatikan, sebagian besar busana yang dikenakan korban adalah busana tertutup atau busana sehari-hari yang sederhana. Bahkan ada pula busana berupa seragam sekolah. Miris!

Jadi cobalah untuk tidak menghakimi dan lupakan pandangan kalau korban kekerasan seksual cenderung berpenampilan menggoda lawan jenis.

5. "Kenapa kamu nggak melawan?"

Dalam Ilmu Psikologi, ada teori yang mengatakan, “Ketika seseorang diancam, maka seseorang bisa saja hanya diam, lari, atau melawan.” Teori ini tentunya menjadi bukti bahwa seseorang bisa saja tidak melawan karena takut mendapat ancaman yang lebih parah. Padahal saat melaporkan kepada pihak berwajib, sang korban bisa saja membutuhkan banyak waktu dan keberanian. Mungkin saat ini korban terlihat normal, namun suatu waktu perasaan terancam akan bergejolak dengan sendirinya.

6. "Itu cuma seks saja."

“Bukankah itu suami atau pacar kamu?” Sebagian orang mungkin akan berpikir kalau melakukan seks dengan pasangan berarti atas dasar suka sama suka. Sehingga saat melakukan seks sebenarnya korban bisa saja menikmati. 

Seseorang yang posesif tentu akan melakukan segala cara agar pasangannya menurut. Salah satunya adalah melakukan kekerasan dan pemaksaan saat melakukan seks. Seks tentu dilakukan dengan rasa cinta, namun jika dipaksa hal itu bisa menjadi sebuah kejahatan.

7. "Ini semua takdir Tuhan. Jadi kamu harus maklum."

thehealthy.com

Terakhir yang tak kalah penting, jangan pernah menganggap kekerasan seksual sebagai hal yang wajar. Siapapun tentu tidak menginginkan takdir yang bisa membuatnya trauma seumur hidup. Apalagi takdir tersebut bukanlah kesalahan yang dibuat oleh korban. Dianggap sebagai pembohong, bukan perempuan baik-baik, dan stigma lainnya sudah cukup membuatnya trauma. 

Seseorang yang mengalami kekerasan akan sulit menceritakan pengalamannya sehingga ia memilih orang yang dipercaya untuk bercerita. Jika kamu dipercaya maka jagalah kepercayaan tersebut dan ciptakan rasa aman untuknya. Sempatkan untuk berkata,“Kamu harus selalu kuat, aku akan selalu ada untukmu. Kalau ada apa-apa cerita.” 

Jika kamu menemukan kasus kekerasan seksual di sekitar atau bahkan kamu mengalaminya sendiri, laporkan hal ini pada Komnas Perempuan melalui nomor 021-3903963.

IDN Media Channels

Latest from Sex