Kalau tren loud luxury menampilkan kemewahan dengan logo, quiet luxury justru sebaliknya. Tren ini juga dikenal dengan kalimat “If you know, you know”, sebab cara berpakaian dengan konsep ini tersirat, bahkan tanpa logo yang menyuarakan kemewahan dari produk fashion yang dipakai.
Quiet luxury mengandalkan kualitas dengan desain timeless yang akan dimengerti oleh yang memahaminya saja, sehingga semakin terasa eksklusifnya. Secara visual, quiet luxury look akan tampak minimalis, namun dengan siluet dan potongan yang elegan. Investasi produk fashion bermutu tinggi yang bisa dipakai sepanjang masa juga merupakan inti dari quiet luxury.
Kalau kamu ingin detail lebih lanjut atau tertarik mencoba tren ini, Popbela sudah merangkum deretan brand yang identik dengan konsep quiet luxury. Simak di bawah ini, Bela!
Kata klasik pasti familiar terdengar untuk mendeskripsikan Céline. Salah satu figur pencetus konsep quiet luxury, Phoebe Philo, pernah menjabat sebagai direktur kreatif pada tahun 2008 hingga 2018.
Arahan kreatifnya pada saat itu sukses menciptakan estetika baru menawarkan fashion yang elegan dan praktis dipakai oleh perempuan dalam berbagai situasi sehari-hari. Walau masih menampilkan logo, desain rumah mode asal Prancis ini identik akan gaya minimalis, dengan twist namun masih memiliki garis siluet yang rapih.
Brand asal Italia ini didirikan sejak tahun 1924 oleh keluarga Loro Piana yang sudah lama berkecimpung di industri tekstil. Loro Piana dikenal dengan produk yang dibuat dengan craftmanship yang sempurna serta material berkualitas terbaik di dunia, dan telah dipercaya oleh artis papan atas, sosialita, hingga keluarga kerajaan Inggris.
Selain itu, koleksinya yang tidak dikenal secara umum membuat brand ini semakin eksklusif. Bahan premium yang digunakan di antaranya baby cashmere dan vicuña wool yang sangat halus dan awet. Oleh karena itu, produk dari Loro Piara bisa dibilang investasi berkat ketahanannya dan desainnya yang timeless.
Bottega Veneta merupakan luxury brand yang menerapkan permainan bahan dan manipulasi garmen dalam menciptakan koleksinya. Bukan mengandalkan logo, salah satu ciri khas Bottega Veneta adalah desain dengan teknik intrecciato yang sering diterapkan pada tas.
Di bawah naungan direktur kreatif Matthieu Blazy, Bottega Veneta semakin jelas memperlihatkan visinya dalam membuat produk dengan kualitas terbaik tanpa “berteriak” identitas label. Arahan kreatif tersebut sudah tampak pada koleksi Fall 2022 yang menampilkan sederet produk fashion yang basic, namun memiliki level lebih lanjut pada teknik garmen, bahan, dan potongannya.
Meski baru didirikan pada tahun 2016, Khaite meraih popularitasnya dengan pesat dan telah dipakai oleh seleb dunia, seperti Kendall Jenner, Katie Holmes, hingga Jisoo 'BLACKPINK'. Label ini menyuguhkan desain yang saling menyeimbangkan elemen yang berlawanan, seperti maskulin dan feminin, kekokohan dan kehalusan, ataupun masa lalu dan masa kini. Khaite juga dikenal akan cashmere dan produk kulit yang berkualitas.
Sejak berdiri pada tahun 1964, Alaïa merupakan salah satu rumah mode legendaris asal Prancis yang kental akan filosofi feminitas dan timeless beauty. Salah satu konsep ikonik dari mendiang pendiri, perancang Azzedine Alaïa, adalah sudut pandang melihat tubuh sebagai patung.
Filosofi tersebut masih dibawa hingga sekarang dan diterapkan melalui desain dengan siluet dan penggunaan material yang mengikuti lekuk tubuh. Koleksi tas Alaïa juga menjadi salah satu favorit dengan desain yang tak lekang oleh waktu dan halus dari segi branding.
