Man down, man down
Oh, another one down for me
Said you'd die for love
But I never loved you, sorry
So long, you’re gone, it hurts to see
Said you'd die for us
So now R.I.P. love
Jujur saja, lirik lagu ini begitu terperangkap di kepala dan bahkan secara tak sadar saya menyanyikannya saat tengah melakukan suatu kegiatan. Lagu "RIP, Love" milik Faouzia memang belakangan begitu trending, khususnya di TikTok. Banyak orang menggunakan lagu ini dan bahkan membuat koreografinya, sehingga "RIP, Love" semakin stuck di kepala.
Saat pertama kali mendengarkan, lagu yang ditulis sendiri oleh Faouzia dan diproduseri oleh Jakke Erixsen dan Tor Eimon ini, langsung terngiang di kepala karena menggunakan jenis musik yang anti-mainstream. Yakni, perpaduan musik modern, dengan musik khas Maroko dan Arab yang penuh dengan perkusi.
Serunya, saya mendapat kesempatan untuk berbincang langsung dengan Faouzia secara virtual soal single barunya ini. Selama sepuluh menit, saya dan Faouzia mengobrol dengan begitu seru soal "RIP, Love", hingga musisi impian yang masuk ke dalam wishlist Faouzia untuk diajak kolaborasi.
Berikut ini, beberapa hal yang berhasil Popbela gali dari Faouzia soal single terbarunya, "RIP, Love".
Jatuh cinta dengan musik Maroko dan Arab sedari kecil
Menilik latar belakangnya, Faouzia lahir di Maroko, 5 Juli 2000. Saat usianya masih kecil, kedua orang tuanya mengajak Faouzia pindah ke Kanada dan menetap di sana hingga saat ini. Karena latar belakangnya inilah yang membuat Faouzia akrab dengan musik-musik Maroko dan Arab sejak kecil.
"Aku sudah begitu akrab dengan lagu-lagu Maroko karena ayah dan ibu sering memainkannya di rumah. Musik Maroko dan Arab begitu khas dengan elemen perkusi yang mendominasi. Sejak saat itu, aku merasa jatuh cinta dengan musik ini. Maka dari itu, aku mencoba untuk menggabungkan musik ini dengan pop dan hasilnya? 'RIP, Love' rilis yang membuatku merasa musik ini aku banget," ungkap Faouzia.
Proses produksi yang begitu menyenangkan dan penuh tantangan
Lagu "RIP, Love" ditulis oleh Faouzia yang ditulis bersama dan diproduksi oleh Jakke Erixsen dan Tor Eimon. Lagu ini, menurut pengakuan Faouzia, sebagai titik balik kreativitasnya yang membuatnya begitu bangga karena berhasil membawa musik warisan leluhurnya menjadi mudah diterima di kalangan penikmat musik dunia.
"Menulis lagu ini terasa seperti titik balik kreativitasku. Bekerja dengan Fran dan Jakke di lagu ini lebih dari mimpi yang menjadi kenyataan. Saat aku meninggalkan studio setelah produksi lagu ini selesai, aku merasa sangat bangga dan mencintai lagu ini. Saat itu, aku benar-benar tidak sabar untuk membagikannya kepada dunia," jelas Faouzia lagi.