Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Nggak Boleh Sembarangan, Ini 5 Cara Mengatasi Jerawat Hormonal 

Baiknya konsultasi dengan dermatolog, Bela

Dina Lathifa

Siapa yang sedang mengalami jerawat hormonal? Pada dasarnya, semua jerawat disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh. Namun pada suatu waktu, hormon menjadi nggak seimbang dan menyebabkan munculnya jerawat, seperti pada saat menstruasi, kehamilan, dan menopause. 

Hormon yang dapat menyebabkan jerawat merupakan jenis androgen, salah satunya adalah hormon testosteron. Hormon ini dapat meningkatkan produksi sebum dan menyebabkan penebalan pada kulit. Kedua hal ini dapat menyumbat pori-pori serta memicu jerawat. Makanya, banyak perempuan yang merasa semakin berjerawat saat menjelang menstruasi karena pada saat itu, hormon estrogen menurun dan hormon testosteron meningkat.

Nggak banyak informasi mengenai cara menangani masalah jerawat hormon. Namun, salah satu tips yang sering didengar adalah mengonsumsi obat-obatan yang dapat mengatasi ketidakseimbangan hormon. Tapi, nggak semua orang mau melakukan langkah perawatan tersebut karena mengonsumsi obat-obatan sendiri dapat menimbulkan efek samping. Jadi, bagaimana cara mengatasi jerawat hormon, ya?

1. Terapi hormonal

Pexels.com/Anna Shvets

Melansir dari Refinery29, salah satu perawatan untuk mengatasi masalah jerawat hormon adalah dengan terapi hormonal, yaitu kombinasi kontrasepsi oral atau pil. Dermatolog menjelaskan kalau kandungan estrogen dalam pil konstrasepsi dapat mengurangi produksi sebum dan hormon androgen. 

Dari hasil pengamatan, hasil perawatan ini dapat terlihat setelah konsumsi kontrasepsi oral dan obat-obatan tertentu selama 3 bulan. Namun, bukan berarti kamu dapat membeli obat ini secara sembarangan, Bela. Ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dermatolog agar tahu konsumsi pil kontrasepsi yang tepat untuk mengatasi jerawat hormonal.

2. Spironolactone

Pexels.com/Polina Tankilevitch

Spironolactone adalah salah satu obat oral lainnya yang sering diresepkan dermatolog untuk masalah jerawat hormonal. Namun, dokter di bidang lain jarang meresepkan obat ini karena spironolactone merupakan obat tanpa label. Artinya, obat ini didaftarkan untuk kebutuhan lain, yaitu mengobati tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Namun terlepas dari gangguan kesehatan itu, spironolactone merupakan penghalang androgen. Artinya, obat ini dapat memperlambat produksi hormon laki-laki dalam tubuh perempuan yang menyebabkan minyak berlebih serta jerawat.

Dermatolog juga menjelaskan kalau spironolactone sangat berhmanfaat pada perempuan dewasa dan pada mereka yang menderita PCOS (Sindrom Polikistik Ovarium). Namun ingat, obat ini hanya boleh diresepkan dokter atau spesialis yang memiliki pengalaman lebih untuk boleh melakukannya. Jadi, pastikan kamu berkonsultasi dengan dermatolog untuk mengambil langkah pengobatan ini.

3. Isotretinoin (a.k.a Roaccutane)

Pexels.com/Polina Tankilevitch

Isotretinoin adalah obat berbahan dasar vitamin A yang sangat efektif dalam menangani jerawat parah yang menunjukkan gejala luka. Obat ini juga memiliki peran pada jerawat yang resisten terhadap pengobatan lainnya, kambuh dengan cepat setelah terapi antibiotik, atau memiliki dampak psikologis yang mendalam.

Obat ini bekerja dengan menghentikan kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak sebum dan mempercepat pergantian sel kulit mati. Keduanya ini kemudian membantu mencegah pori-pori tersumbat yang dapt menyebabkan jerawat. Namun, pengobatan ini dapat menyebabkan efek samping, salah satunya kulit jadi lebih kering. Karena itu, obat ini nggak dapat dibeli secara bebas dan membutuhkan pengawasan dari dermatolog saat pemakaian.

4. Skincare - retinoid

Pexels.com/Cottonbro

Selain dapat merawat kulit dari tanda-tanda penuaan dini, retinoid rupanya dapat melawan jerawat, Bela. Retinoid merupakan produk berbahan dasar vitamin A yang pada dasarnya menghentikan sel kulit jadi lebih lengket. Artinya, retinoid membantu mengurangi kemungkinan pori-pori tersumbat dan mencegah pembentukan blackhead.

Namun, ada beberapa efek samping yang perlu kamu waspadai, seperti iritasi dan kemerahan. Jadi, dermatolog menyarankan untuk menggunakan retinoid dalam jumlah sedikit dan nggak terlalu sering pada awal pemakaian, kemudian bertahap seiring berjalannya waktu. Selain itu, gunakan retinoid pada malam hari karena produk ini membuat kulit rentan terhadap sinar matahari.

5. Skincare dengan kandungan acid

Pexels.com/Cottonbro

Nggak hanya karena hormon, adanya produksi minyak berlebih bercampur dengan sel kulit matu dapat menyebabkan munculnya jerawat. Untuk masalah seperti ini, kamu dapat mengatasinya dengan menggunakan skincare yang memiliki kandungan acid atau asam. Kandungan asam paling umum kamu temukan adalah asam glikolik atau glycolic acid

Asam ini membantu menghancurkan lapisan atas sel kulit mati dan mencegah munculnya noda jika rutin menggunakannya. Jenis asam lain seperti asam laktik juga memiliki manfaat yang sama dan cocok untuk kulit berjerawat yang sensitif. 

Ada juga jenis asam terkenal, yaitu asam salisilik, yang membantu mengeksfoliasi lapisan atas kulit namun bekerja jauh ke dalam pori-pori untuk menghancurkan sebum sehingga efektif untuk mengatasi blackhead.

Itulah beberapa cara mengatasi jerawat hormonal. Kunci utamanya adalah kamu perlu berkonsultasi dengan dermatolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari efek samping pada kulit. 

Selain itu, dermatolog juga dapat membantu memeriksakan jerawat hormonalmu jika berhubungan dengan gejala sindrom polisistik ovarium. Sebab, salah satu gejala penyakit ini adalah jerawat yang membandel di usia dewasa dan nggak dapat sembuh dengan pengobatan biasa.

TOPIC

    IDN Media Channels

    Latest from Skin