Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Faktor Penyebab Menantu dan Mertua Sering Tidak Akur

Konflik mertua dan menantu lebih banyak dialami perempuan.

Raizza Monik Setiawanti

Kita pasti sudah sering mendengar banyaknya konflik yang terjadi antara mertua dan menantu. Bukan hanya pasangan suami istri yang bisa bertengkar, perbedaan pendapat dan hal-hal lainnya mengakibatkan mertua dan menantu jadi tidak akur.

Kebanyakan konflik ini dialami oleh pihak perempuan. Penyebabnya tentu saja bisa berasal dari masing-masing pihak. Selain karena ketidak cocokan, kira-kira apa lagi, ya, yang menjadi penyebab menantu dan mertua tidak akur? Simak jawabannya di bawah ini yuk!

1. Perbedaan karakter dan ekspektasi

Pexels.com/Polina Zimmerman

Menikah itu bukan hanya menyatukan hubungan kamu dan pasanganmu, tetapi ada hubungan yang lebih besar, yaitu menyangkut keluarga kedua belah pihak. Pasanganmu mungkin bisa menerima semua yang ada pada dirimu, tetapi orangtuanya belum tentu.

Bisa saja ada beberapa hal yang diinginkan oleh orangtuanya tidak ada dalam dirimu. Alhasil perbedaan ekspektasi inilah yang membuat munculnya gesekan antara menantu dan mertua. 

Selain itu, perbedaan karakter juga bisa menjadi penyebabnya. Menantu dan mertua lahir pada era yang berbeda, serta dibesarkan di lingkungan yang berbeda pula, sehingga ada perbedaan kepribadian, pola pikir, hingga cara penyelesaian masalah.

2. Mertua terlalu sering ikut campur dalam urusan rumah tangga anak

https://www.romper.com

Masalah dalam rumah tangga memang sebaiknya hanya menjadi urusan kamu dan pasangan. Meski terkadang ada beberapa masalah yang mungkin butuh pandangan dari pihak luar, tetapi kalau kuantitasnya terlalu besar, bukannya menyelesaikan masalah justru bisa menjadi lebar.

Ditambah, dalam beberapa kasus, ada mertua yang cenderung membela anaknya sendiri, tidak peduli mereka benar atau salah. Jadi, pandangan dan nasihat yang diberikan malah berujung pada sesuatu yang subjektif dan berpihak. 

Ada juga orangtua yang terbiasa mengatur anaknya saat ia masih lajang, sehingga hal itu terbawa hingga anaknya menikah. Tidak hanya anaknya yang dituntut untuk menuruti semua perkataannya, menantunya pun bisa ikut menjadi sasarannya.

3. Menganggap hubungan mertua dan menantu sebagai kompetisi

Pexels.com/Kampus Production

Konflik antar menantu dan mertua ini lebih banyak ditemui terjadi pada mertua perempuan. Biasanya, ibu itu lebih dekat dengan anak laki-lakinya, sehingga ketika ada perempuan lain yang hadir dalam hidup putranya, secara tidak sadar sang ibu merasa tersaingi. 

Ibu mertua takut kalau-kalau putranya nanti jadi lupa dan mengabaikannya, karena terlalu asyik dengan keluarga kecilnya. Ketakutan ini bisa terus menghantui pikirannya, sehingga memengaruhi penilaiannya terhadap menantunya.

4. Perbedaan dalam hal mengurus anak

Pexels.com/ANTONI SHKRABA

Penyebab menantu dan mertua tidak akur selanjutnya adalah karena adanya perbedaan dalam hal pola asuh anak. Mertua mungkin saja merasa dirinya sudah berpengalaman sehingga tanpa sadar mengambil peran terlalu besar dalam mengurus cucunya.

Sedangkan di sisi lain, kamu sebagai menantunya mungkin memiliki prinsip sendiri ketika mengurus anak. Kamu menganggap cara mertuamu adalah cara lama, sementara anakmu lahir di generasi yang lebih modern.

Perbedaan prinsip inilah yang akhirnya menimbulkan konflik antar menantu dan mertua. Maka bukan tidak mungkin jika muncul kompetisi lainnya dalam hal mendapat perhatian anakmu ini.

5. Perbedaan gaya hidup

https://www.liveabout.com/

Perbedaan gaya hidup juga turut menjadi penyebab timbulnya konflik antar menantu dan mertua. Misalnya, kamu memiliki gaya hidup yang cenderung biasa saja karena latar belakang keluarga yang memang bukan orang berada. Sedangkan mertuamu memiliki gaya hidup yang berbedah jauh denganmu. Ia terbiasa dengan hal-hal mewah.

Perbedaan tersebut yang menyebabkan kalian sulit untuk menyatu dan berada pada sisi yang sama. Inilah pentingnya untuk mengenal dan mempelajari tipe keluarga pasangan masing-masing, sehingga bisa beradaptasi untuk hidup berdampingan bersama mertua. 

6. Baik mertua atau menantu sering membanding-bandingkan

Saat kita tidak menyukai seseorang, bisa saja tanpa sadar kita mencari celah akan kekurangan yang ia miliki dan membandingkan dengan seseorang yang lebih baik. Kegiatan membandingkan inilah yang menyebabkan munculnya rasa kesal dan tidak terima.

Jika dari awal mertua atau menantu sama-sama merasa tidak memiliki kecocokan, bukan tidak mungkin kalau keduanya saling membandingkan satu sama lain.

Kamu membandingkan mertuamu dengan perlakuan ibumu ketika menghadapi suamimu, atau mungkin mertua lainnya yang memiliki sikap lebih baik ke menantunya. Lalu sebaliknya, mertuamu juga melakukan hal yang sama yaitu membandingkan kamu dengan menantunya yang lain atau menantu teman-temannya.

Padahal, setiap orang itu pasti memiliki kekurangannya masing-masing, dan yang bisa dilakukan adalah beradaptasi dengan semuanya.

7. Tinggal satu rumah

dok.internet

Salah satu faktor penyumbang terbesar dalam timbulnya konflik mertua dan menantu adalah karena tinggal satu rumah. Bukan berarti keduanya tidak bisa tinggal dalam satu rumah, hanya saja dalam kebanyakan kasus kondisi ini menyebabkan banyak konflik terjadi.

Ketika ada masalah antar kamu dan pasangan, mertua bisa saja dengar dan langsung ikut campur tanpa basa-basi. Belum lagi kalau adanya keberpihakan, maka menantu bisa terus menerus dianggap salah meski masalahnya sudah selesai. Itulah mengapa akan lebih baik saat menikah, kamu dan suami lebih baik memiliki tempat tinggal sendiri ketimbang berada dalam satu rumah dengan mertua.

IDN Media Channels

Latest from Married