Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Alasan Kamu Tak Perlu Takut Mengakhiri Pernikahan Toxic

Memang ini keputusan yang berat

Fera Nur Aini

Belum genap tiga puluh tahun, tapi sudah bercerai? Tentu akan ada banyak stigma negatif dari masyarakat sekitar, termasuk keluarga sendiri. Belum lagi, sebagai perempuan kita kerap kali disalahkan karena dianggap tidak becus mengurus rumah tangga sehingga tidak mampu mempertahankannya.  

Semua dampak ini membuat banyak perempuan takut memutuskan untuk bercerai dan memilih bertahan meski pernikahannya toxic dan membahayakan diri kamu. 

Ketika kamu sadar dan yakin pernikahanmu itu 'beracun', sesungguhnya ada beberapa alasan kenapa kamu tidak perlu takut untuk mengakhirinya.

1. Status janda bukan sesuatu yang harus kamu takuti

Pexels.com/Bruce Mars

Memang benar, status janda bukanlah status yang diinginkan oleh seorang perempuan, apalagi dengan banyaknya konotasi negatif terhadap status tersebut.

Namun kamu juga harus sadar, seorang perempuan menjanda bisa karena banyak hal. Bisa jadi suami meninggalkannya lebih dulu atau memang keadaan yang sudah tidak memungkinkan bagi sepasang suami-istri untuk bersama, sehingga akhirnya harus berpisah.

Kamu justru harus melihat status janda sebagai perempuan mandiri yang bisa dengan tegar mengambil keputusan. Bukan hal yang mudah, tapi kamu bisa menanamkan pemikiran itu, setidaknya dimulai dari diri kamu sendiri baru orang lain.

2. Kamu bisa mandiri secara finansial

qudosbank.com.au

Jangan pernah takut mengakhiri pernikahan toxic, karena alasan finansial, terutama untuk kamu yang sudah memiliki anak atau tidak memiliki pekerjaan karena sebelumnya menjadi ibu rumah tangga. 

Ada banyak sekali jalan untuk memenuhi kebutuhan finansial. Tapi sangat sedikit jalan yang bisa kita lalui untuk memperbaiki pernikahan yang sudah sangat toxic. Ingat juga bahwa masih banyak perusahaan yang mau menerima kamu, meskipun kamu seorang single mother ataupun janda tanpa anak.

Jika bekerja di sebuah perusahaan bukan pilihan kamu, mungkin kamu bisa menggunakan keahlian kamu untuk memulai sebuah bisnis. Cari juga peluang bisnis bersama teman atau keluarga. Nggak ada salahnya untuk mencoba.

3. Kamu terlalu hebat untuk terus direndahkan

Pexels.com/Pixabay

Pernikahan toxic telah menempatkanmu pada posisi yang sangat rendah. Segala cara sudah kamu tempuh untuk memperbaikinya tapi tak kunjung berhasil juga. Maka jalan akhirnya bukanlah menghamba, Bela. Kamu harus berdiri tegak, berjalanlah ke kehidupan baru. Bercerai bukan pilihan buruk jika semua cara lain sudah kamu coba dan nihil hasilnya. Justru bercerai mungkin bisa memberikan penyelesaian yang baik untuk kedua belah pihak.

4. Nasehat orang tak selalu harus didengar

pexels.com/ juan mendez

Jika kamu memberitahukan kepada publik bahwa kamu bercerai, mungkin akan banyak sekali nasehat yang datang kepadamu dan tidak sedkit yang memintamu bertahan untuk beberapa alasan. Misalnya kasihan anak, nanti keuangannya bagaimana, masih bisa diperbaiki, kok, dan semacamnya. Tapi kembali lagi, kamu yang paling tahu dirimu dan pernikahanmu. Jika yang terbaik menurutmu adalah perceraian, maka tegarlah dan jangan dengarkan semua nasehat orang. 

5. Pernikahan toxic akan menyakiti anak

Pixabay.com/PublicDomainPictures

Jika banyak yang menyayangkan perceraian karena faktor anak, justru pernikahan toxic yang terus dilanjutkan bisa berdampak buruk pada anak. Anak-anak yang tumbuh di keluarga dengan orangtua yang sering bertengkar cenderung memiliki kepribadian yang kurang baik, bisa menjad anak nakal, anti-sosial, dan permasalahan kepribadian lainnya. Jadi tidak benar jika kita mempertahankan pernikahan toxic karena alasan anak.

Selain itu bercerai harusnya tidak menjadi sebuah aib, karena tidak semua hal bisa kita kondisikan dan setiap orang juga memiliki ketahanan yang berbeda-beda dalam menghadapi setiap permasalahan rumah tangga. 

IDN Media Channels

Latest from Married