Banyak sekali konsep pernikahan yang menjadi acuan. Mulai dari tradisional, nasional hingga internasional. Ada beberapa pasangan yang memilih pernikahan dengan adat tradisional karena memang di keluarganya masih memegang kuat adat dan budaya.
Namun belakangan, banyak juga pasangan yang memilih konsep pernikahan yang lebih global yakni dengan menikah a la western. Ternyata bukan di Indonesia saja yang mengalami pergeseran budaya, di negara Asia lainnya pun termasuk Korea Selatan juga mulai mengadopsi budaya Barat. Kira-kira tradisi apa saja ya yang harus ada jika melangsungkan pernikahan dengan konsep western?
1. Gaun Putih
Sebelum era Ratu Victoria, pengantin sering mengenakan gaun berwarna. Namun, Ratu Victoria mengubah itu pada tahun 1840 saat ia menikahi Pangeran Albert dari Saxe-Coburg dan Gotha. Ratu Victoria dipuji karena hanya menggunakan bahan buatan Inggris dan dikritik karena terlalu konservatif. Untuk pemilihan warna gaun sendiri, ia bersikeras pada putih dan juga menolak untuk mengenakan mahkota adat, perhiasan, dan jubah beludru, mengingat biasanya warna putih merupakan warna tradisional untuk berkabung pada saat itu. Begitulah asal muasal gaun pernikahan berwarna putih. Hal tersebut diyakini warna putih ditafsirkan sebagai lambang kebajikan dan kemurnian.
2. Veil
Dahulu, di Yunani dan Roma kuno, kerudung berwarna mengaburkan pengantin perempuan dari kepala sampai kaki dan dimaksudkan untuk mengusir roh jahat. Selain menangkal roh dan menegaskan keunikan, penutup kepala ini ternyata sudah digunakan di berbagai daerah untuk menyembunyikan wajah pengantin perempuan sehingga pengantin lelaki nggak akan mengubah pikirannya sebelum pernikahan. Alasan lainnya yakni sebagai penutup kecantikan pengantin perempuan sehingga lelaki lain nggak akan terpikat pengantin pengantin dan membatalkan pernikahan.