Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Wow! APR Dukung Indonesia Jadi Kiblat Fesyen Busana Muslim Dunia

Salah satunya lewat teken MoU bersama 7 institusi pendidikan

Asri Muspita Sari

Cewek berhijab mana nih suaranya? Popbela mau tanya dong, kalian merasa nggak sih brand lokal pakaian muslim di Indonesia saat ini semakin banyak bermunculan? Tren fesyen dan model pakaiannya pun semakin variatif, Bela. 

Makanya, nggak heran jika pemerintah semakin gencar menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.  Nah agar dapat merealisasikan hal tersebut, Kementerian Perdagangan berinisiatif menyelenggarakan sebuah event bertajuk Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022, yang puncak perhelatannya akan digelar pada Oktober tahun ini. Who’s excited?

Eits, tapi nggak hanya pemerintah saja, Bela. Dari sektor swasta, ada produsen serat rayon berkelanjutan, Asia Pacific Rayon (APR) yang turut berkolaborasi bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) demi mendukung Indonesia jadi pusat fesyen muslim dunia.

Lalu, seperti apa bentuk kontribusi APR dalam mewujudkan harapan tersebut? Simak artikel Popbela sampai habis ya! Keep reading!

1. Diapresiasi Wakil Presiden Ma’ruf Amin

Dok. Setwapres

Nah, kolaborasi antara APR dan Kemendang diwujudkan dengan menyelanggarakan sejumlah kegiatan Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022. Kali ini, kolaborasi antara industri dan pemerintah ini ukses menggelar webinar bertajuk “Peran Sekolah Design untuk Menjadikan Indonesia Sebagai Modest Fashion Hub yang Berkelanjutan”.

Oh iya, acara yang diselenggarakan pada Rabu, (6/4) kemarin di Tanoto Foundation Gallery, Jakarta ini juga didukung oleh Kadin Indonesia dan Kemendikbud Ristek lho. Makanya, pada rangkaian acara Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022 kemarin,  APR juga sekaligus melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan tujuh institusi pendidikan di bidang fesyen, termasuk pengembangan potensi UMKM dalam bidang modest fashion.

Adanya kerja sama antara APR dengan Kemendag, Kadin Indonesia, dan Kemendikbud Ristek dalam upaya penguatan industri fesyen nasional ini ternyata mendapat apresiasi dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin lho, Bela. 

“Jakarta Muslim Fashion Week menjadi salah satu rencana aksi, untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk fesyen muslim Indonesia. Saya mengapresiasi penandatanganan kesepakatan antara industri dan akademisi dalam rangka mengembangkan fesyen di Indonesia,” ujar Ma’ruf dalam sambutannya secara virtual.

2. Perdagangan di sektor busana muslim memiliki potensi besar

Dok. APR

Menurut Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, ekosistem fesyen perdagangan di sektor busana muslim memiliki potensi besar yang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, JMFW hadir sebagai upaya dalam memperkenalkan serta mempromosikan produk fesyen muslim Indonesia kepada pasar global.

“Hal ini guna memajukan industri fesyen muslim Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar internasional,” kata Lutfi, yang sambutannya dibacakan oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi.

Nah, inisiatif APR dalam mendukung Road to JMFW 2022 ini juga disambut baik oleh Kementerian Perdagangan, Bela. Didi Sumedi berharap melalui MoU kerja sama antara akademisi dan industri ini dapat semakin kuat.

3. Komitmen APR dukung pengembangan modest fashion di Indonesia

Dok. APR

APR secara aktif mendukung terwujudnya gagasan Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan APR adalah dengan mendorong kolaborasi antarstakeholder fesyen dan tekstil dengan mendukung pengembangan modest fashion di Tanah Air.

“Awal mula kerja sama antara APR dan akademisi ini hadir karena sekolah fesyen di Indonesia masih sedikit. Kedua karena modest fashion pasarnya besar sekali di Indonesia. Sehingga kita mencoba bekerja sama di tiga bidang, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Lewat kolaborasi ini, kami dapat melakukan optimalisasi pengenalan sekaligus menyuplai material produk fesyen, khususnya untuk bahan viscose-rayon kepada para akademisi,” kata Direktur APR, Basrie Kamba.

“Semoga perjanjian bersama ini dapat diimplementasikan dengan baik, serta mampu mendorong seluruh akademisi dan industri untuk semakin kuat berkolaborasi sehingga akan mengakselerasi pengembangan fesyen muslim Indonesia,” ujarnya.

4. Penandatangan MoU dengan 7 institusi pendidikan di bidang fesyen

Dok. APR

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa APR juga melakukan penandatangan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan tujuh institusi pendidikan yang fokus bergerak di bidang fesyen. 

Ketujuh institusi tersebut yakni Sekolah Tinggi Desain LaSalle, Politeknik STTT Bandung, Institut Kesenian Jakarta, Universitas Kristen Petra, Universitas Kristen Maranatha, Islamic Fashion Institute dan Politeknik Negeri Media Kreatif.

“Ini adalah suatu awal yang baik sekali. Entah itu dari sektor industri, pendidikan, maupun pemerintah. Karena sekarang visi kita sama, yaitu bagaimana membangun produk fesyen khususnya modest fashion dalam negeri,” ucap Anindyo Widito, Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta.

Beberapa ruang lingkup kerja sama ini antara lain, peningkatan kapasitas mahasiswa untuk pengenalan bahan baku tekstil berupa serat dan benang viscose-rayon, penelitian bersama mengenai tren pengembangan busana muslim yang berkelanjutan serta pembinaan untuk bersama mengembangkan UMKM fesyen untuk menggerakkan ekonomi daerah.

“Saya sangat sangat berterima kasih juga untuk APR yang sudah support para akademisi dalam menyuplai bahan-bahan viscose-rayon ramah lingkungan untuk program ini. Selain itu, dalam waktu dekat, kami juga berencana untuk menghadirkan kurikulum yang khusus untuk mempelajari tentang busana muslim,” tambahnya.

5. Pentingnya pendidikan dalam mendukung fesyen berkelanjutan

Dok. APR

Webinar “Peran Sekolah Design untuk Menjadikan Indonesia Sebagai Modest Fashion Hub yang Berkelanjutan” dihadiri sejumlah pembicara yang berkompeten di bidang fesyen, seperti Director Islamic Fashion Institute Hanni Haerani, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartika, hingga Linda Anggrea selaku founder Buttonscarves.

Dalam diskusi tersebut, mereka memberikan gambaran seberapa pentingnya pendidikan dalam mendukung fesyen yang berkelanjutan, serta aplikasinya dalam kreasi busana muslim.

Oh iya, nggak hanya APR saja yang mendukung Indonesia sebagai pusat muslim dunia, kamu pun bisa melakukannya kok, Bela. Caranya? Dengan membeli produk fashion muslim lokal yang berbahan dasar viscose-rayon.

Serat rayon dikenal sebagai material yang lembut, adem, dan jatuh sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku untuk produk pakaian muslim. Material ini juga mudah dikombinasikan dengan bahan lainnya, seperti katun atau spandex untuk menghasilkan busana muslim yang sesuai kebutuhan. 

Kelebihan lainnya, serat rayon adalah bahan baku yang mudah terurai sehingga mendukung tren sustainable fashion. So, selain mendukung brand lokal, kamu juga turut berpartisipasi dalam kampanye pelestarian bumi lho. (WEB)

IDN Media Channels

Latest from Style & Trends