Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Menolak Dewasa, Ini 8 Tanda Kamu Perempuan dengan Peter Pan Syndrome

Mereka menolak untuk tumbuh dewasa

Anatasia Anjani

Bela, menjadi dewasa itu sebuah fase yang sangat berat. Tapi, setiap orang harus berada di fase tersebut. Beberapa dari kita akan menerima fase dewasa dengan penuh tanggung jawab, tapi di luar sana juga ada beberapa orang yang menolak untuk berkembang.

Sebabnya banyak, mungkin orangtua yang overprotective yang membuat kita nggak siap untuk menghadapi realita fase dewasa. Bisa juga karena orangtua yang terlalu permisif, tidak tahu bagaimana mengatakan ‘tidak’.

Kebiasaan selalu diarahkan pun menyebabkan seseorang bisa menghindari tanggung jawab. Orang-orang yang tidak dewasa dan tidak memiliki goals tertentu biasanya dicap sebagai orang yang pemalas atau tidak termotivasi. Kondisi itu disebut dengan Peter Pan syndrome.

Apa maksud dari Peter Pan syndrome?

Internet

Pencipta istilah dan psikolog, Dan Kiley, mendefinisikan Peter Pan syndrome sebagai suatu kondisi di mana seseorang menolak untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai sosok yang telah dewasa, mereka tidak matang secara emosional, dan bergantung kepada orang lain.

Peter Pan syndrome mengingatkan kita dengan film Disney, Peter Pan, menceritakan seorang anak laki-laki yang tidak bisa tumbuh dewasa. Dan Kiley menuangkan istilah yang ia buat tersebut dalam bukunya yang berjudul The Peter Pan Syndrome: Men Who Have Never Grown Up (1983). Ia menciptakan istilah tersebut untuk menggambarkan orang dengan pola perilaku tertentu.

World Health Organization (WHO) sendiri tidak mengategorikan Peter Pan syndrome sebagai gangguan kesehatan psikologis. Namun, kini semakin banyak orang-orang yang mengalami Peter Pan syndrome.

Mereka merindukan kesederhanaan masa kecil dan menganggap masa dewasa itu membingungkan dan sulit dihadapi. Orang dengan Peter Pan syndrome juga cenderung kesepian dan perlu dikelilingi orang yang bersedia memenuhi kebutuhan mereka.

Gangguan Kepribadian Narsistik juga terkait dengan Peter Pan syndrome melihat dari ciri-ciri seperti mengalihkan kesalahan, mementingkan diri sendiri, dan ketidakmampuan menerima kritik.

Sindrom Peter Pan lebih sering terjadi pada laki-laki. Kemungkinan karena peran gender dan harapan bahwa laki-laki harus mengambil tanggung jawab keuangan dan terkait keluarga. Namun, bukan berarti tidak bisa ditemukan pada perempuan.

Lalu, gimana cara mengenali bahwa seorang perempuan mengalami Peter Pan syndrome? Berikut tanda-tandanya.

1. Tidak mau bekerja keras

Pexels/ energepic.com

Mendedikasikan diri kepada sesuatu yang tidak diinginkan memang membutuhkan kedisiplinan dan dedikasi tinggi. Menjadi dewasa berarti melakukan hal-hal yang belum tentu ingin kita lakukan. Jika seseorang kesulitan bekerja keras dan menyelesaikan sesuatu, mungkin dia adalah versi perempuan dari Peter Pan.

2. Tidak fokus pada satu hal yang sedang dikerjakan

Pexels/ Pixabay

Tanda lain adalah tidak fokus pada satu hal dengan kurun waktu yang lama untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu. Setiap ada halangan, perempuan dengan Peter Pan syndrome memilih untuk menghindari alih-alih menghadapi. Dia juga ragu tentang apa yang ingin dilakukan, sehingga sering mengubah keinginan. 

3. Tidak suka berinteraksi

Unsplash/Roberto Nickson

Rasa takut dikritik atau dipandang secara negatif membuat dia tidak ingin menempatkan diri di luar sana. Padahal, membangun network adalah kunci menjadi sukses di sebagian besar bidang. Perempuan dengan Peter Pan syndrome tidak berminat melakukan networking. Itu hal yang masuk akal karena dia sebenarnya tidak punya rencana untuk tetap dalam pekerjaan dan bidang pekerjaan yang sama.

4. Mengonsumsi alkohol atau narkoba untuk menghindari realita

Pexels.com/Pixabay

Banyak kondisi kesehatan mental berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Kebutuhan untuk menghindari situasi stres muncul sebagai kecanduan.

Narkoba dan alkohol tidak hanya membebaskan diri dari tanggung jawab apa pun atas apa yang sedang terjadi dalam hidup, tetapi juga memberi sesuatu yang baru untuk ditunjukkan saat menjelaskan kurangnya kesukesan atau kemajuan.

5. Goals dan impian yang tidak realistis

Pexels/ Julia Avamotive

Tidak apa-apa untuk bermimpi besar. Faktanya, melakukan hal itu mendorong orang untuk berjuang dan mencapai pencapaian besar.

Tetapi, penting juga untuk mengetahui kapan harus memikirkan kembali aspirasi tersebut. Jika bermimpi jadi aktor terkenal, tapi tidak pernah melakukan apa pun untuk membangun keterampilan yang diperlukan maka akan sama saja.

6. Suka menyalahkan

pexels.com/shvets-production

Orang dengan Peter Pan syndrome tidak pernah melihat dalam diri mereka dan mencari tahu apa yang harus mereka lakukan agar menjadi lebih baik. Mereka cenderung menyalahkan keadaan daripada mengubah usahanya.

7. Semua tentang diri sendiri

Pexels/ Axel Green

Perempan dengan Peter Pan syndrome memprioritaskan apa yang dia inginkan dan butuhkan di atas segalanya. Dia egois dan dengan mudah membuat keributan tentang penghinaan kecil yang dilakukan terhadapnya.

Dia mengharapkan orang lain mencintai dan mendukungnya tanpa syarat karena dalam pikirannya, dunia hanya berputar untuknya.

8. Tidak dapat berkomitmen

Pexels.com/RODNAE Productions

Tidak hanya mengalami kesulitan mempertahankan pekerjaan, tetapi dia juga berisiko melarikan diri dalam setiap hubungan yang sedang dijalin. Ketika ekspektasi dan tekanan yang didapatkan tidak membebani, maka dia akan bahagia dan berkomitmen.

Namun, begitu pasangan mulai menuntut, dia bisa move on dengan sekejap mata. Karena semuanya tentang dirinya, maka meninggalkan kehancuran emosional kepada pasangan tidak mengganggu sama sekali.

Jika kamu merasakan kriteria tersebut, segera lakukan konsultasi dengan terapi agar dapat membantu mengatasi masalah sehingga bisa terus tumbuh dan berkembang, ya, Bela!

Semangat terus untuk memperbaiki diri, ya!

IDN Media Channels

Latest from Single