Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Ini Sikap Tidak Dewasa dalam Pernikahan dan Cara Mengubahnya 

Jangan biarkan ini jadi masalah dalam hubungan, ya.

Elga Windasari

Menjalani pernikahan, selain cinta tentu saja saja dibutuhkan kedewasaan dari kedua belah pihak. Jika kamu atau suami ada yang bersikap tidak dewasa, tentu saja ini akan menimbulkan masalah. Bahkan, mungkin bisa menjadi bom waktu dalam hubungan.

Seperti apa contoh sikap yang tidak dewasa dalam pernikahan dan bagaimana cara mengubahnya? Judy Tiesel-Jensen, sseorang terapis perkawinan dan keluarga, menjabarkannya berikut ini, seperti dilansir dari YourTango.

Contoh sikap tidak dewasa dalam pernikahan, menurut ahli

Pexels.com/Vera Arsic

Dua contoh paling utama adalah terlalu pilah-pilih dan diam menjadi senjata saat marah. Judy bilang, siapa yang ingin terus bersama pasangan yang terus-menerus bertengkar karena alasan pilih-pilih yang tak ada habisnya? Lalu, mendiamkan pasangan tanpa membicarakan masalahnya juga bukan jalan keluar.

Selain kedua hal itu, menurut Judy ada 5 contoh lagi dari sikap tidak dewasa yang bisa terjadi dalam pernikahan.

  1. Terlalu defensif. "Apa maksudnya aku nggak menyelesaikan cucian? Kamu yang selalu meninggalkan pakaian di mesin cuci sampai bau.” Sering melontarkan kalimat ini? Sebenarnya ini merupakan salah satu contoh sikap yang nggak dewasa.
  2. Menyalahkan orang lain. Katan-katanya mirip dengan di atas, “Oke, aku melakukannya. Tapi kamu juga suka begitu, kan?” Jadi, nggak mau disalahkan sendiri dan harus ikut menyalahkan orang lain.
  3. Mencoba mengubah pasangan. “Kenapa kamu nggak bisa berubah juga, sih? Aku ‘kan sudah sering bilang. Kapan kamu mau belajar berubah?” Well, yang berubah seharusnya bukan hanya pasangan, tetapi berubah bersama atau lebih dikenal dengan komitmen.
  4. Berikan kritik terus-menerus. Bukan karena ingin pasangan jadi lebih baik, tetapi memang karena ingin selalu mengkritik pasangan. “Kamu seharusnya tahu lebih baik. Berapa kali aku harus memberitahumu betapa menjengkelkannya itu? Dan saat kamu melakukannya, kamu menangani situasi itu dengan anak-anak benar-benar salah dan sekarang aku harus memperbaikinya.”
  5. Menghindari tanggung jawab. "Kamu nggak bilang kamu butuh bantuan!" "Aku nggak tahu kalau tagihan listrik sudah harus dibayar!” Ini tanggung jawab yang seharusnya sudah diketahui sendiri, bukan harus selalu diberitahu.

Alasan kamu atau suami tidak bisa bersikap dewasa dalam hubungan pernikahan

Freepik/ Press Foto

Menurut Judy, ada beberapa alasan yang bisa membuat kalian tidak bisa untuk bersikap dewasa. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Belum bisa bersikap dewasa kepada diri sendiri, sebelum bersikap dewasa kepada suami
  • Merasa lelah untuk berubah sehingga meyakinkan diri untuk tetap bersikap tidak dewasa.
  • Merasa lebih aman dan tidak terlalu cemas, meskipun selama ini bersikap tidak dewasa.
  • Terlalu takut untuk melakukan perubahan dengan diri sendiri.
  • Tidak ingin menyerah dan merasa kalah dengan suami.
  • Tidak mau hanya menjadi satu-satunya yang bersikap dewasa dalam hubungan.
  • Berpikir harus berubah dalam skala besar dan waktu yang cepat, dibandingkan mengambil satu langkah kecil satu per satu.

Tanda-tanda kamu atau pasangan mungkin sudah tumbuh dewasa

Freepik.com/press foto

Lalu, bagaimana contohnya jika kamu atau pasangan sudah mulai bersikap dewasa dalam pernikahan? Paling tidak, kalian sudah berusaha untuk berubah agar hubungan bisa berjalan dengan lebih baik. 

Bertanggung jawab dengan tanggung jawab yang dimiliki

adobephoto

Jika ada tanggung jawab yang harus selesai, tetapi belum sempat dikerjakan, maka selesaikanlah. Belum sempat mencuci pakaian? "Iya, aku memang belum mencuci. Sore ini aku cuci.” Sesederhana itu.

Kamu bukan jadi orang jahat kalau belum sempat mengerjakan pekerjaan yang sudah jadi tanggung jawabmu. Kamu takut pasangan akan mengkritik dirimu? Mungkin. Terus kenapa? Kritik darinya hanya perlu masuk kuping kiri, keluar kuping kanan. Tak perlu didengarkan jika memang itu bukan kritik membangun.

Menyadari kalau kamu tidak bisa mengubah pasangan

Freepik.com/senivpetro

Satu hal yang bisa diubah adalah bagaimana kamu berhubungan dengan pasangan. Semua energi yang diarahkan untuk mengubah pasangan, kemudian rasa frustasi yang dihasilkan ketika pasangan tidak berubah, hanya akan menguras tenagamu.

Daripada terus marah-marah, coba bicarakan dengan baik-baik dan buat agar pasangan bisa memikirkannya dari sudut pandangmu.

"Aku ada meeting jadi nggak bisa isi bensin dulu, aku pakai mobil kamu nggak apa-apa, ya?” atau "Nanti kalau aku kehabisan bensin di tengah jalan, aku hubungi kamu untuk tolongin aku, ya?”

Jaga agar nada suara tetap netral, sehingga pasangan tidak merasa kamu sedang menyindirnya. Kamu tidak sedang mencoba mengubahnya, tetapi mencoba membuatnya mengerti mengapa kamu selalu memintanya mengisi bensin mobil setelah memakainya.

Melihat ke dalam diri sendiri, bukan selalu ke diri pasangan

Pexels.com/Masha Raymers

Kamu mungkin tidak suka dengan cara pasangan mengelola keuangan atau mengurus rumah, tetapi sebenarnya kamu tidak perlu terus-menerus memberikan kritik padanya.

Ada perbedaan jelas antara konfrontasi yang sehat dan serangan. Konfrontasi sehat lebih terlihat seperti keluhan tentang perilaku pasangan, sedangkan serangan adalah kata-kata yang bertujuan untuk mengkritik karakter dan kepribadiannya.

Jika kamu melakukan serangan kepada pasangan, kamu mungkin perlu bertanya pada diri sendiri, "Apa yang aku hindari dengan terus melihat ke luar daripada diri aku sendiri?". Mungkin artinya kamu belum siap menjadi orang dewasa dalam hubungan.

Usia sama sekali tidak ada hubungannya dengan dewasa ya, Bela. Jadi, meskipun kamu atau suami sudah berusia dewasa, jangan pernah berhenti untuk belajar lebih dewasa karena hubungan pernikahan juga penuh dengan pembelajaran.

IDN Media Channels

Latest from Married