Pesta lajang nggak hanya dimiliki oleh kaum adam saja seperti dalam film Hangover. Nyatanya, pesta lajang ini juga berlaku untuk calon mempelai perempuan. Jika pesta lajang bagi kaum Adam dikenal dengan istilah bachelor party, maka untuk perempuan dikenal dengan istilah bachelorette party atau Hen Night.
Jika di Indonesia khususnya Jawa memiliki pesta sebelum pernikahan yang dikenal dengan istilah midodareni. Namun konsepnya tentu berbeda dengan bachelorette party, Bela. Midodareni lebih pada tradisi bersama keluarga sedangkan bachelorette party lebih pada pesta yang didadakan oleh sahabat, saudara atau teman terdekat calon pengantin perempuan.
Awal mula bachelorette party
Bachelorette party merupakan pesta melepas masa lajang sebelum pernikahan di mana pesta tersebut direncanakan oleh para orang terdekat tanpa sepengetahuan calon pengantin. Pada tahun 1897, brachelotte party ini dikenal di Amerika Serikat sebagai perayaan di mana undangan dihadiri para perempuan di rumah sang calon pengantin perempuan. Acaranya hanya sekadar makan-makan, minum teh bersama sambil berdiskusi atau bergosip. Di Indonesia sendiri, pesta lajang ini mulai dikenal tahun 1980-an dengan konsep yang nggak seekstrem di luar negeri.
Konsep acara bachelorette party
Di Amerika, Kanada, Inggris, dan beberapa negara lainnya, bachelorette party kental dengan acara minum-minuman beralkohol, DJ, serta kegiatan 'nakal' lainnya yang nggak bisa dilakukan dengan bebas sebelum ia resmi menjadi istri seseorang. Kegiatan 'nakal' yang sering ada dalam konsep bachelorette party yakni mengundang para penari striptis laki-laki untuk menghibur mereka. Tapi nggak harus seperti itu kok, Bela. Semua tergantung pada si perencana acara serta lingkungan masing-masing.
Pesta lajang yang diselenggarakan pun bisa disesuaikan. Ada baiknya, setiap acara berisi hal yang bisa memberikan dampak positif seperti saling memberi petuah dan pengalaman mengenai pernikahan yang dibalut dalam bentuk hiburan dan games. Kegiatan positif lainnya bisa dengan spa atau ke salon bersama alih-alih melakukan pesta 'nakal' yang bisa merugikan beberapa pihak termasuk sang calon pengantin.