Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Aku Berharap Semua Tidak Berakhir Seperti Cinta Masa SMA Aku Dahulu

Apakah aku sudah terlambat?

Yosi Aprilia

Percayalah, dulu aku bersamamu hanya karena kamu sangat membantu pekerjaanku. Aku takut ketika kamu tak ada, aku tak mampu menyelesaikan masalahku. Awalnya, aku hanya menganggapmu sebagai teman di kala sepi, dan sakit hatiku karena cinta yang tak kunjung terbalaskan. Nyatanya, kini aku takut kehilanganmu.

1. Ketika perasaan sayang ini muncul, tapi aku belum memahaminya?

Unsplash.com/Eutah Mizushima

Kamu tahu tidak? Aku sangat senang jika kamu menghampiriku, tapi senangku bukan karena jatuh cinta terhadapmu, melainkan karena pasang tubuhmu yang siap siaga datang ketika aku bersedih, bertingkah aneh demi aku tertawa. Dan, aku tak tahu ketika kesedihanku karena laki-laki lain, kamu marah dan hilang untuk beberapa waktu. Aku takut, dan rasa takut saat itu berbeda. Aku mulai kehilangan semangat dalam aktivitasku, dan aku sangat merindukanmu.

2. Bersembunyi untuk tetap berteman baik

Unsplash.com/Mario Azzi

Aku tahu, aku terlalu bodoh untuk memahi perasaanku terhadapmu. Aku terlalu buta oleh cinta masa SMA ku dulu, semua pengorbanan dan juga perhatian yang telah kamu suguhkan, seringkali terabaikan. Andai kamu tahu, semua hal tanggapanku terhadapmu itu semata-mata karena aku malu. Sebelumnya, aku tidak pernah mempunyai hubungan dengan seorang pria, ditambah lagi rasa traumaku terhadap seorang pria di masa lalu.

Aku tidak ingin kamu pergi, karena setiap orang yang menyatakan cinta selalu ku jauhi, karena aku terlalu fokus terhadap pria SMA ku dulu. Aku tidak peduli dengan pria lain itu, tapi sungguh aku benar-benar ingin kamu tetap bersamaku, walau saat itu aku belum mengerti untuk apa kamu tetap bersamaku.

3. Penyesalan benar bahwa adanya di akhir

Unsplash.com/Naomi August

Kamu memang tidak pernah berubah, wahai priaku, walau setiap saat aku menyusahkanmu. Dan kamu juga tidak pernah memiliki hubungan dekat dengan yang lainnya, seperti halnya yang kita lakukan. Semua berjalan dengan baik, serta secara tidak langsung aku melupakan sosok yang aku dambakan dahulu, kamu sangat sabar membuatku mengerti semua alur yang kamu ciptakan, semua sangat indah sayang.

Tapi, belum sempat aku mengatakannya, kamu menghampiriku dan mengatakan kamu harus pergi untuk menimba ilmu di negeri orang. Saat itu, aku ingin mengatakannya percayalah aku menangis sejadi-jadinya. Tapi, ada sesuatu yang menahanku, aku tidak ingin merusak masa depan serta kebahagianmu hanya mengalah karena cinta. 

4. Tuhan sangat sayang kepadaku, dan kamu selalu menjadikanku orang yang tak boleh bersedih

Unsplash.com/Travis Grossen

Memang tak lama kita berpisah. Aku sangat senang, karena akhirnya kamu pulang juga untuk berlibur musim panas, aku menantimu pada pintu kedatangan dan ternyata kamu membawa sebuah bingkisan yang tidak aku ketahui untuk siapa. Aku bingung, antara senang dan juga takut. Apakah selama di sana kamu mempunyai sosok baru? Apakah aku sudah terlambat untuk memberitahumu bahwa aku juga menyayangimu dan tak ingin kehilanganmu. Dan kamu berkata, bahwa bingkisan ini untuk wanita yang sangat kamu nantikan, dia sangat kamu sayangi, dan juga cintai, dia cantik dan juga sabar.

Semua ucapanmu, membuatku semakin takut, dan tanpa sadar aku menjatuhkan air mata. Ketika itu kamu menyapu air mata ini, dan berkata tunggu aku menyelesaikan tugasku, maka ku jemput kamu dengan elegan. Bingkisannya tak besar, tapi ini akan menjadi milikmu. Aku hanya bisa terdiam, walau bingkisan itu belum kamu berikan kepadaku, tapi aku sangat beruntung bisa mencintaimu dan dicintai olehmu.

Terima kasih.

Mau ikut kompetisi menulis artikel surat terbuka dan dimuat di Popbela seperti ini? Baca ketentuannya di bawah ini.

TOPIC

    IDN Media Channels

    Latest from Letters