Kedatanganmu adalah sebuah ‘kebetulan’ yang sama sekali tidak pernah aku pintakan.
Menjadi obat yang sangat ampuh untuk luka patah hatiku yang berkepanjangan.
Namun,
Hatimu yang masih ‘tertinggal’ di tempat yang lain,
membuatmu enggan memberiku kesempatan untuk menjadikan ‘kita’ mungkin.
Hari di mana perselingkuhan kekasihku akhirnya terbongkar, menghancurkan setiap kepingan-kepingan keinginan yang aku bangun dengan harapan. Aku yang seketika menjadi sangat hancur dan kehilangan tujuan, melewati hari dengan membodohi diri sendiri.
Berbulan-bulan sakitnya tidak sedikit pun mereda, wajah kekasihku dan ‘pengkhianat’ di antara kami menjadikan patah hatiku kian memburuk dan bertambah-tambah. Berulang kali aku mencoba lari, namun malah membuat aku terperosok lebih jauh ke dalam lembah patah hati yang semakin menjadi-jadi.
Aku kira, hidupku akan berakhir dengan menyedihkan. Mati karena merasa dipatahkan oleh seorang manusia tak berhati yang dulunya aku sebut kekasih. Ternyata tidak...
1. Kehadiranmu
Suatu hari, kau masuk ke hidupku tanpa permisi. Aku bisa saja menolakmu dan menyuruhmu pergi jauh-jauh. Tapi tidak aku lakukan. Aku membiarkanmu masuk ke kehidupanku yang saat itu hanya berisi pecahan hati yang menyebar, berserakan dan berantakan di mana-mana.
Aku membiarkanmu memberiku pertemanan, menghadirkan rasa nyaman, memberi begitu banyak perhatian, hingga mengembalikan tawa yang berbulan lamanya tidak lagi aku tunjukkan.
Kau merapikan kembali semua yang dihancurkan kekasihku dulu. Memberikan tangan, membantuku berdiri, membuat aku tidak sendirian dalam menyembuhkan lukaku lagi.
2. Kita yang semakin dekat
Waktu berjalan, aku pun melupa...
Setelah sekian lama, bergumul dengan luka, akhirnya aku bisa mengatakan bahwa aku sudah baik-baik saja. Tentu saja, berkat bantuanmu juga.
Keterbiasaanku akan kehadiranmu, membuat rasa tertarik tumbuh tanpa sulit-sulit aku minta. Belum ‘CINTA’, belum ‘SAYANG’, namun rasa tertarik yang besar, yang aku harap dapat sama-sama kita jaga dan tumbuhkan.
Kau yang awalnya hadir ‘menggangguku’ justru kini terasa seperti ‘vitamin’ bagiku. Ternyata benar, orang-orang yang hadir saat patah, akan tertinggal jauh di dalam lubuk hati kita.