Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Ini Penjelasan BMKG Tentang Matahari Terbit dari Utara di Jeneponto

Ternyata sudah terjadi rutin

Natasha Cecilia Anandita

Fenomena alam yang tak biasa lagi lagi viral di media sosial dan menduduki peringkat atas trending di Google. Fenomena tersebut beredar melalui media sosial dalam bentuk rekaman video yang yang menunjukkan matahari terbit dari utara di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Dalam video viral itu, si perekam video mengarahkan kamera ke arah matahari yang disebutnya terbit dari utara. Ia juga mengungkap peristiwa dalam video terjadi di MAN Binamu, Jeneponto, Kamis (17/6/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar membenarkan peristiwa itu dan memberikan penjelasan.

Berikut penjelasan selengkapnya dari BMKG tentang matahari terbit dari utara di Jeneponto!

Tetap berada di timur namun tidak pada garis Khatulistiwa

astronomiinfo.blogspot.com

Peristiwa yang juga disaksikan oleh sejumlah guru sekolah itu menimbulkan keanehan bagi mereka. Perekam juga mengungkap keanehan dari peristiwa tersebut karena waktu masih menunjukkan menjelang jam 8 pagi namun matahari sudah berada di utara.

"Saya katakan ini adalah keanehan karena sebelumnya saya belum pernah melihat di mana yang menjadi kebiasaan terbit dari timur sebelah timur. Tapi sekarang baru menjelang jam 8 pagi ternyata matahari sudah berada pada posisi utara, tidak biasanya terjadi seperti itu," ujar perekam video.

Pihak BMKG Wilayah IV Makassar pun angkat bicara menjelaskan mengenai fenomena tersebut. Di antaranya, Prakirawan BMKG yang bertugas, Risky, menyebutkan bahwa pada hakikatnya matahari tetap terbit dari sebelah timur, tidak dari sebelah utara.

Namun, jelasnya lebih lagi, apa yang terlihat dalam video bahwa matahari berada di sebelah utara itu memang benar adanya sehingga maklum masyarakat menganggap matahari terbit dari utara. Menurut Rizky, matahari dalam video pada hakikatnya tetap terbit dari timur tapi dalam perjalanannya ke barat berada di sisi utara, tidak pada garis Khatulistiwa.

"Dia bergerak dari timur ke barat akan tetapi condongnya bergerak di sebelah utara. Jadi tetap terbit dari timur, tetapi perjalanan ke barat dia lewat jalur utara, bisa dikatakan seperti itu," ungkap Rizky.

Dinamakan gerakan semu matahari

climate4life.info

Prakirawan BMKG wilayah IV Makassar, Agusmin H juga membenarkan peristiwa tersebut terjadi dan menganggapnya hal yang lumrah. Agusmin menjelaskan bahwa fenomena ini disebut gerakan semu matahari.

"Saat itu terjadi, posisi bumi miring sekitar 23 derajat. Rotasi bumi mengelilingi matahari yang tidak tegak lurus membuat belahan utara banyak menerima sinar matahari. Sebaliknya terjadi di bumi selatan,” tuturnya

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin Makassar, Hari Triwibowo, dalam keterangannya juga mengatakan bahwa fenomena yang terjadi di Jeneponto itu terjadi akibat perputaran bumi mengelilingi matahari.

"Itu terjadi akibat perputaran bumi mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya atau dikenal juga dengan gerak semu matahari,” jelasnya.

Rutin terjadi setiap tahun

climate4life.info

Rizky menambahkan, peristiwa matahari ini rutin terjadi setiap tahun. Matahari yang terbit di sebelah timur dan dalam perjalanannya ke barat condong ke utara, biasanya terjadi mulai Maret dan puncaknya terjadi pada Juni dan berakhir pada September.

Setelah September menuju Oktober, November dan Desember, matahari bergerak perlahan dari timur ke barat lewat ke arah selatan. Barulah dari Desember hingga Februari matahari kembali ke tengah-tengah, posisi ekuator di garis Khatulistiwa.

Fenomena ini nyatanya dapat disaksikan di seluruh langit Indonesia, tak hanya di Jeneponto. Sedangkan menurut Hari mengapa Jeneponto merasakan keberadaan matahari di utara karena posisi Jeneponto di Sulawesi Selatan berada berada pada lintang selatan ekuator.

Hal inilah yang kemudian menyebabkan posisi matahari terasa lebih berada di utara pada bulan Maret hingga September terlebih pada bulan Juni dan Juli yang merupakan puncaknya. Namun karena posisi Jeneponto tersebut maka menurutnya ketika matahari lebih ke selatan pada bulan September hingga desember nanti hal itu tidak akan terlalu terasa.

Bukan pertanda buruk melainkan sebabkan perubahan cuaca

pexels.com/Johanners Plenio

Berdasarkan penjelasan pihak BMKG, mereka juga menjelaskan bahwa fenomena inilah yang menyebabkan adanya perubahan cuaca dari musim panas dan dingin. Hal ini bukanlah suatu pertanda mengenai datangnya bencana tertentu atau bukan pertanda buruk. Namun, karena peristiwa tersebut sudah sering terjadi namun tidak terlalu disadari.

Itulah penjelasan BMKG tentang matahari yang terbit dari utara di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Siapa yang sudah sering lihat?

IDN Media Channels

Latest from News