Tumpeng merupakan makanan khas Indonesia yang bisa dibilang ikonik dengan bentuknya. Mulai dari bentuk mengerucut seperti gunung, lauk pauknya yang berlimpah dan disajikan di atas daun pisang, hingga sejarahnya yang turut memiliki unsur Jawa dan Islam. Tumpeng juga identik dengan hari perayaan, karena saat HUT RI, ulang tahun bahkan pembukaan sebuah acara disitulah ada tumpeng.
Nah, nggak sekadar makanan, inilah beberapa fakta tentang tumpeng yang penuh filosofi.
1. Merepresentasikan puncak Mahameru dan konsep Ketuhanan
Pada saat penyebaran agama Hindu di Indonesia, tumpeng direpresentasikan mengerucut seperti Gunung Mahameru yang dianggap suci. Diceritakan tempat itu sebagai bersemayamnya para dewa dan dewi.
Bentuk kerucut dari Gunung Mahameru pun juga simbol konsep Ketuhanan, yang menggambarkan awal dan akhir, simbolisasi dengan Tuhan dan alam. Semua semakin ke atas semakin mengerucut, semua akan kembali pada Tuhan.
Maka dari itu, tumpeng dahulu diberikan ke orang yang dihormati.
2. Arti simbol lauk pauk
Tumpeng ternyata nggak hanya sekadar nama, tetapi singkatan dari yen metu kudu sing mempeng. Dalam bahasa Jawa artinya, "jika keluar harus dengan sungguh-sungguh." Lauknya juga sering berjumlah tujuh buah, dilambangkan sebagai pitulungan atau pertolongan.
Tujuh jenis lauk pauk ini terdiri dari hewan darat dan laut, serta ada beragam sayur. Lauk pauk biasanya nasi, ikan, urap, telur, ayam, sapi dan rempeyek teri.