Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Belajarlah Dari Kakakmu, Putus-Nyambung Selama Pacaran Itu Biasa Karena 4 Perbedaan Ini

Dan hal yang paling krusial lainnya

Tabita Davinia

Selamat sore, adik perempuanku. Mungkin kamu bertanya-tanya, untuk apa kakak mengirimimu surat seperti ini. Tapi ini adalah bentuk perhatian kakak kepadamu, yang sedang memikirkan pasangan hidup. Ah, bisa jadi kamu berpikir bahwa kakak adalah orang yang kolot, tidak mengikuti perkembangan zaman. Tapi tidak apa-apa, karena biasanya pesan dari zaman ke zaman akan selalu terpatri dalam hati orang-orang.

Dik, kakak sudah bertemu dengan banyak orang yang mengalami putus-nyambung selama pacaran. Biasanya mereka begitu karena ada perbedaan pendapat, bahkan tidak jarang ada yang putus karena memiliki perbedaan prinsip hidup. Dan Kakak tidak ingin kamu mengalami hal yang sama. Karena itu, kakak mau memberikan beberapa hal yang pernah kakak dan pasangan kakak lakukan ketika memiliki perbedaan.

1. Beda Keyakinan

imdb4-42d6d56b037c870fc56470c19fdf457a.jpg

Ini adalah hal yang paling krusial dalam sebuah hubungan dan kelak dalam pernikahan, seandainya kamu dan calon pasanganmu berbeda keyakinan, bagaimana kehidupan kalian ke depan? Dan bagaimana dengan anak-anak kalian saat mulai beranjak dewasa? Iya, memang ada beberapa keluarga yang tampak baik-baik saja walaupun memiliki perbedaan keyakinan. Tapi itu tidak menjamin kehidupan mereka bahagia. Kita tidak tahu berapa kali mereka mengeluhkan kekolotan keluarga mereka karena tidak mau mengikuti keyakinan mereka, begitu pula sebaliknya. Dik, di luar sana memang ada banyak orang yang merasa hubungannya dengan pasangannya baik-baik saja sekalipun mereka berbeda keyakinan. Dan itu semua disebabkan karena mereka  beranggapan “saling sayang sudah cukup”. Padahal, ya, saling sayang itu tidak cukup. Pondasi sebuah hubungan itu bukan hanya bahagia semata, tapi juga keyakinan yang kuat.

Jadi jika seandainya kamu memiliki calon pasangan yang berbeda keyakinan darimu, pikirkanlah lagi ketika akan melanjutkan hubungan itu dengannya, Dik. Kalian tidak hanya hidup berdua di dunia ini, tapi ada banyak orang yang akan menyoroti hubungan kalian.

2. Beda Prinsip

untitled-3-c7c27eb98ca04784a62c7721155d2d23.jpg

Dik, ini juga penting. Kalau sejak menjalin hubungan saja kamu dan dia telah memiliki perbedaan prinsip, bagaimana kalau kalian akan melanjutkan hubungan itu ke tahap yang lebih tinggi lagi? Siapkah kalian untuk melewati perbedaan prinsip itu? Prinsip di sini bisa dalam hal keuangan, manajemen waktu, keluarga, persahabatan, pekerjaan, dan sebagainya. Seandainya perbedaan itu bersifat sederhana, kakak rasa itu tidak terlalu berdampak untuk hubungan kalian ke depannya. Tapi kalau perbedaan itu sangat tampak (misal, kamu adalah orang yang sangat rajin belajar, sedangkan dia justru suka bolos sekolah dan malas belajar), kalian harus pikirkan lagi hubungan kalian. Karena (biasanya), apa yang tampak semasa pacaran, kalian pun harus siap untuk menghadapinya apabila hal tersebut muncul setelah kalian menikah.

3. Beda Usia

untitled-1-41374804ff24d44a548131c6b2f5aa1e.jpg

Beberapa orang menyarankan agar usia si dia lah yang harusnya lebih tua (sekitar 2—5 tahun). Tapi kakak pikir, sebenarnya berapapun perbedaan usianya tidak masalah. Ada lho, perempuan yang pacaran sama laki-laki yang usianya dua tahun lebih muda (dan justru si laki-laki lah yang lebih dewasa). Kakak pun juga pacaran dengan si dia yang usianya (hampir) 10 tahun lebih tua. Iya, keputusan yang gila kan, Dik? Tapi kakak bersyukur karena si dia adalah orang yang dewasa dan bisa melindungi kakak, walaupun dia juga bisa bersikap seperti teman-teman seusia Kakak. Yang penting, kedewasaanmu dan dirinya setidaknya setara, agar kalian pun juga lebih mudah dalam berkomunikasi dan menyelesaikan masalah.

4. Beda Status Sosial

untitled-4-0c943b6302c11aa21437c8029ab4724c.jpg

Untuk poin ini, kamu harus mendiskusikannya dengan orangtua, dik. Yah, bukan hanya poin ini sih, sebenarnya tapi semua poin di atas juga harus didiskusikan. Kenapa begitu? Karena orangtua lebih berpengalaman dalam hal memilih pasangan hidup. Mungkin ada pengalaman di masa lalu yang membuat mereka kecewa, dan justru itu mereka tidak ingin pengalaman yang sama terulang lagi dalam hidupmu.

Dik, selama orangtua memberikan kebebasan dalam memilih pasangan, jangan lupa gunakan akal sehatmu di samping perasaanmu. Biasanya, setelah jatuh cinta, orang jadi buta akan segalanya.

 

photo credit: Martha Marcy May Marlene/Fox Searchlight Entertainment/www.imdb.com

BACA JUGA: Ini Dia Kesalahan Pacaran Para Generasi Millenials

IDN Media Channels

Latest from Single