Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Tak Perlu Malu Keluarkan Suara Mendesah Saat Bercinta, Ini Manfaatnya!

Khususnya untuk kamu yang vokal menyuarakan perasaanmu

Elga Windasari

Saat makan, secara tidak sadar kamu mungkin akan mengeluarkan suara-suara tertentu tanda itu adalah makanan yang lezat. Nah, hal yang sama sebenarnya juga terjadi saat bercinta.

Saat kamu merasakan sentuhan tertentu atau pasangan menemukan titik kenikmatanmu, mungkin saja kamu akan mengeluarkan suara mendesah yang kadang tidak disadari. Hal ini sangat normal. Kamu seharusnya tidak perlu merasa malu, apalagi menahan diri untuk tidak melakukannya.

Menurut psikoterapis dan pakar erotis, Amanda Luterman, hubungan antara suara dan gairah sangat kuat. Tindakan sederhana seperti membuat suara seksi—termasuk desahan—dapat membuatmu dan pasangan lebih bergairah, serta meningkatkan kesenangan saat bercinta. 

Bahkan, jika kamu sebelumnya tidak mood untuk berhubungan seks, tetapi saat mendengar pasangan mengeluarkan suara tertentu, kamu bisa langsung merasa bergairah.

“Jika kamu tidak jujur atau hanya melakukan apa yang menurutmu harus dilakukan saat bercinta, maka itu (mengeluarkan suara saat bercinta) tidak baik. Namun, jika kamu kamu menyukainya dan itu adalah sesuatu yang membuatmu merasa diinginkan, lakukanlah,” ujar Amanda.

Lalu, apa saja manfaat mengeluarkan suara mendesah saat bercinta? Bagaimana jika kamu masih terlalu malu untuk melakukannya? Baca terus artikel ini untuk mencari tahu jawabannya ya, Bela.

1. Apa manfaat mengeluarkan suara saat bercinta?

Pexels/Cody Portraits

Khususnya untuk kamu yang baru saja menikah, mendesah dan mengeluarkan suara-suara tertentu tidak hanya benar-benar menambah gairah. Ahli seks dan terapis, Celeste Hirschman, MA, mengatakan itu adalah cara yang baik untuk memberikan petunjuk pada pasangan.

“(Suara seks adalah) penguatan positif yang sangat bagus. Jika pasangan melakukan sesuatu yang kamu suka, (suara seks) seperti panduan untuk mereka. Ini seperti jika kamu melatih merpati atau hamster untuk berjalan melalui labirin atau sesuatu," ujarnya.

Selain, bisa meningkatkan kesenangan saat bercinta, suara bahkan dapat menyebabkan orgasme bagi sebagian orang. Ini karena saat mendengar pasangan mengekspresikan gairahnya, dapat meningkatkan kesenangan diri sendiri dan "membawamu melampaui batas" menuju orgasme. Bukan tidak mungkin mendengar suara sendiri juga membangkitkan gairah.

2. Ada hubungan ilmiah antara bersuara saat bercinta dengan gairah seksual

Yan Krukov/Pexels

Jika penjelasan di atas belum terlalu masuk akal, maka ada penjelasan lain mengapa kamu sebaiknya tak perlu malu mendesah saat bercinta menurut ilmu fisiologis. Dijelaskan bahwa membuka tenggorokan sebenarnya dapat lebih menghubungkanmu dengan alat kelamin. 

Pada Agustus 2021, pendidik seks dan pendamping persalinan, Stacey Ramsower, menulis tentang "korelasi vokal-vagina". Menurutnya, saraf vagus adalah sebuah penghubung antara bagian tubuh yang tidak berhubungan, seperti vagina dan dada atau tenggorokan.

Saraf vagus sendiri adalah saraf terbesar di tubuh, dan berjalan dari batang otak ke leher rahim, rahim, dan mungkin vagina, menurut peneliti seks dari Rutgers University dan penulis The Science Of Orgasm.

Itulah mengapa suara bisa dianggap sebagai zona sensitif seksual, yang bisa membuat seseorang merasa bergairah dan menambah kenikmatan bercinta.

3. Jadi, haruskah bersuara untuk mengekspresikan kenikmatan bercinta?

Pexels.com/W R

Amanda mengatakan, tidak ada yang bisa bilang mengeluarkan suara saat bercinta lebih baik daripada tidak bersuara. Jika kamu tipe “pendiam”, maka tak mengeluarkan suara saat berhubungan seks sama sekali tidak mengurangi kenikmatan dan kualitas seks tersebut.

“Kamu mungkin mengeluarkan satu atau dua erangan (saat bercinta), tetapi tidak pernah merasakan dorongan untuk berteriak; kamu mungkin berteriak selama bercinta, tetapi tak mengeluarkan suara apa pun saat orgasme; semuanya benar dan tidak ada yang salah. Sama seperti berhubungan seks, tidak ada bentuk komunikasi seksual yang ‘benar’,” ujarnya.

Untuk memahami ekspresi dirimu yang sebenarnya, Amanda menyarankan agar kamu memikirkan sesuatu yang non-seksual yang bisa dinikmati, seperti makanan. Gerakan dan suara apa yang kamu buat saat memproses kelezatan makanan?

Jika kamu tipe yang menyuarakannya, maka kemungkinan kamu akan sedikit lebih ekspresif di tempat tidur. Namun, jika kamu lebih ke tipe yang memejamkan mata dan menikmati momen, itu artinya kamu mungkin lebih tenang saat berhubungan seks.

Apa pun ekspresi yang nyaman untukmu, jangan lupa untuk membicarakannya dengan pasangan. Khususnya untuk kamu yang pendiam, beri tahu pasangan kalau itu bukan tanda kamu tidak menyukainya. Namun, kamu justru sedang menikmatinya, tetapi tidak merasa ingin menyuarakannya.

Jika kamu malu untuk bersuara saat berhubungan seks, Celeste menyebutnya hal yang normal. Namun, jangan sampai rasa malu itu mematikan komunikasimu dengan pasangan, terutama komunikasi seksual.

4. Tak hanya bersuara, kamu juga bisa berkata “kotor” saat bercinta

Pexels.com/Cottonbro

Selain isyarat nonverbal, menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan gairah juga sangat berguna. Jika kamu ingin sedikit bicara “kotor” atau memberikan umpan balik verbal kepada pasangan, tetapi tidak tahu apa yang harus dikatakan, Celeste menyarankan untuk lebih memikirkan cara mengatakannya daripada kata-katanya.

"Ini semua tentang nada suara. Nada suara yang lebih seksi menarik dan mendorong (gairah pasangan). Meminta apa yang kamu inginkan dengan cara yang seksi bisa menjadi gairah bagi pasangan,” ucapnya.

5. Bagaimana jika pasangan yang lebih banyak diam saat bercinta?

dok.internet

Seperti yang dijelaskan Amanda, kenikmatan yang intens dapat menyebabkan beberapa orang terdiam. Jika pasangan tipe yang sedikit vokal dan kemudian tiba-tiba diam, itu bukan pertanda yang harus dikhawatirkan karena itu mungkin caranya menikmati seks.

Namun, jika pasangan jarang mengungkapkan apa pun saat berhubungan seks, itu juga bisa menjadi indikasi rasa malu mereka rasakan. Salah satu penyebabnya adalah mitos tentang sosialisasi maskulin yang toxic, yaitu laki-laki harus diam di tempat tidur.

“Jika kamu melihat film porno, biasanya hanya perempuan yang bersuara dan laki-laki tidak menunjukkan banyak hal. Padahal, bersuara bukan urusan jantan atau tidak jantan. Sangat seksi dan sangat menarik untuk menyaksikan kenikmatan dan gairah pasangan, apa pun jenis kelaminnya,” Amanda menjelaskan.

Jadi, tak perlu malu jika kamu atau pasangan ingin mengeluarkan suara tertentu atau berkata “kotor” saat bercinta. ini adalah bentuk ekspresi dan dapat berkontribusi pada kenikmatan seksual kalian berdua.

IDN Media Channels

Latest from Sex