Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

6 Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Putus dari Pasangan Abusive, Catat!

Kamu harus prioritaskan keamanan dirimu!

Raden Putri

Mengakhiri dan meninggalkan hubungan yang toxic belum tentu menjadi akhir bagi para penyintasnya. Meski kekerasan pasangan dalam kehidupan intim sering didiskusikan lebih dulu, tapi hal ini dapat terus berlanjut sampai salah satunya memutuskan untuk pergi. Bahkan, setelah pergi pun mereka masih bisa mendapatkan pelecehan pasca perpisahan.

Pelecehan pasca perpisahan adalah istilah untuk kekerasan fisik atau psikologis yang terjadi setelah seseorang putus cinta. Menurut sebuah survei di Inggris, seseorang yang menjadi korban pelecehan pasca perpisahan ini biasanya telah mengambil langkah untuk berpisah dari pasangannya sebelum menjadi korban.

Kekerasan dalam suatu hubungan terjadi dengan begitu kompleks. Sebab, semua bentuk pelecehan, baik fisik, emosional, atau finansial, berbahaya dan berakar dari satu pasangan yang ingin menguasai dan mengendalikan pasangan yang lain. Belum lagi, emosi yang ditimbulkan setelah seseorang putus cinta dapat memperburuk situasi. Alhasil, pelaku dapat meningkatkan upaya untuk kembali mendapatkan mantannya.

Lantas, apa hal yang harus dilakukan setelah putus dari pasangan yang abusive untuk tetap aman? Simak informasinya berikut ini. Check this out!

1. Putuskan semua hubungan, baik fisik maupun virtual

Pexels.com/Alexey Demidov

Jika kamu belum meninggalkan hubungan toxic tersebut, kamu bisa mulai mempersiapkannya dengan cepat dan diam-diam. Bila memungkinkan, kamu juga tidak perlu memberi tahu dia jika kamu akan meninggalkannya. Meskipun bertentangan dengan perpisahan pada umumnya, namun melakukan hal tersebut dapat berbahaya bagi keselamatanmu.

Selain itu, jika pasanganmu memiliki akses ke ponsel atau media sosial kamu, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk memblokir dia dari semua platform tersebut. Kamu juga bisa membuat e-mail baru yang tidak diketahui oleh pasanganmu agar dia tidak bisa mengakses apa yang sedang kamu lakukan lagi. Jika kamu membutuhkan tempat tinggal, maka pergilah ke tempat keluarga atau teman yang terpercaya.

2. Buat rencana perlindungan diri

Pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas

Memiliki rencana perlindungan atau keselamatan diri sangat penting untuk menghindari dari mantan pasangan kamu apabila dia menyerang tiba-tiba dan tanpa peringatan. Pihak berwajib yang mengurusi tentang kekerasan biasanya memiliki kata atau kode untuk menunjukkan situasi bahaya. Hal ini perlu untuk dikonsultasikan sebagai sebuah rencana untuk keselamatan diri dari situasi yang tak mengenakkan.

3. Mencari advokat yang terampil untuk korban

Pexels.com/August de Richelieu

Salah satu hal yang paling membantu dan dapat dilakukan oleh setiap korban adalah dengan mencari penasihat atau advokat untuk korban yang terampil. Hal ini dilakukan guna menyusun rencana keselamatan dan mencari tahu apa yang harus dilakukan ke depannya.

Orang yang profesional dalam mengurusi kekerasan dapat menilai bahaya yang kamu hadapi dan mengetahui bentuk dukungan seperti apa yang sesuai dengan situasi kamu. Selain itu, mereka juga merupakan pihak ketiga yang tidak berhubungan sama sekali dengan mantan kamu dan sepenuhnya fokus untuk melindungi keberadaan kamu.

4. Curhat pada orang terkasih yang kamu percayai

Pexels.com/KATERINA BOLOVTSOVA

Sangat penting untuk kamu memiliki seseorang yang dipercayai agar kamu tidak kembali lagi kepada mantanmu. Kamu juga harus memiliki orang-orang yang bisa menjaga kerahasiaan informasi tentang dirimu dan mengutamakan keselamatan serta kesejahteraan kamu di atas segalanya. Dukungan tidak hanya berasal dari orang yang mencintai kamu saja. Tapi, dukungan juga dapat berasal dari orang-orang yang memahami potensi bahaya dari hubungan dan pasanganmu.

5. Percaya pada intuisi

Pexels.com/Konstantin Mishchenko

Jika kamu merasa tidak aman bahkan sebelum mantan pasanganmu melakukan sesuatu, ada baiknya untuk segera membuat rencana perlindungan diri. Orang yang akan selamat selalu tahu tentang perasaan dan intuisinya. Jadi, jika ada seseorang yang mencoba membujuk kamu untuk tetap bersama pasanganmu, maka jangan percaya pada mereka. Tetaplah percaya pada intuisi yang kamu miliki.

6. Ketahui hak hukum bagi penyintas

Pexels.com/Pavel Danilyuk

Apabila kamu memilih untuk mengambil tindakan hukum terhadap mantan pasanganmu, maka advokat khusus korban pasti akan memberikan dan menjadi sumber informasi terbaik. Oleh karena itu, kamu harus mencari advokat dengan hati-hati. Karena, dari dialah kamu akan mengetahui hak-hak apa saja yang bisa kamu dapatkan sebagai seorang penyintas kekerasan. Dengan mengetahui hak-hak hukum yang kamu bisa dapatkan, maka kamu akan mendapatkan perlindungan yang lebih baik.

Melansir dari Elite Daily, itulah 6 hal yang perlu dilakukan setelah putus dari pasangan abusive. Semoga membantu, ya!

IDN Media Channels

Latest from Dating