Putus dari Pasangan Abusive Bisa Bikin Trauma, Seperti Ini Gejalanya 

Jangan heran jika kamu merasa jadi orang yang berbeda

Putus dari Pasangan Abusive Bisa Bikin Trauma, Seperti Ini Gejalanya 

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Meskipun bukan hal yang mudah, tetapi keluar dari hubungan toxic sangat penting demi kesehatan mental dan keselamatan fisik diri sendiri. Namun, jika kamu tidak langsung merasa lega setelah putus dari pasangan abusive, ternyata ini hal yang sangat wajar. Alasannya, kamu mungkin saja mengalami trauma.

Pengalaman buruk selama menjalani hubungan toxic bisa menghantuimu setelah hubungan tersebut selesai. Kamu mungkin akan merasa harga diri menjadi rendah, mudah kaget, mengalami kilas balik, dan sebagainya. Itulah mengapa banyak orang yang mengalami post-traumatic relationship syndrome (PTRS) atau sindrom hubungan pasca-trauma.

1. Apa itu PTRS atau sindrom hubungan pasca-trauma?

Putus dari Pasangan Abusive Bisa Bikin Trauma, Seperti Ini Gejalanya 

“PTRS adalah subkategori yang baru diusulkan dari PTSD (post-traumatic stress disorder atau gangguan stres pasca-trauma) yang dapat terjadi sebagai akibat dari mengalami trauma dalam hubungan intim,” kata terapis Caroline Nichols, LICSW, CEDS.

Sering disebut juga dengan istilah "PTSD hubungan", para peneliti sudah membahas mengenai potensi PTRS sebagai kondisi yang berdiri sendiri, terpisah dari PTSD, setidaknya sejak 2003. Padahal, PTRS bukan merupakan diagnosis resmi dalam DSM-5 atau panduan diagnostik yang digunakan oleh profesional kesehatan mental di Amerika.

2. Perbedaan PTRS dengan PTSD

Salah satu alasan mengapa PTRS perlu subkategori sendiri di luar PTSD adalah karena perbedaan di antara keduanya. Menurut Caroline, orang yang mengalami PTRS mengalami gejala relasional, bukan gejala penghindaran ciri khas yang terkait dengan diagnosis PTSD atau CPTSD (complex PTSD).

Orang dengan PTSD atau CPTSD cenderung menghindari hal-hal yang terkait atau mengingatkannya akan trauma yang dimiliki. Misalnya saja seperti tempat-tempat tertentu, peristiwa, atau bahkan pikiran dan perasaan.

Nah, hal itu belum tentu terjadi pada orang dengan PTRS. Sebaliknya, orang dengan PTRS bisa mengalami serangkaian gejala yang berbeda, yang secara khusus berkaitan dengan hubungannya dengan orang lain.

Beberapa contoh yang umum terjadi adalah kesulitan mempercayai orang lain, kesepian atau isolasi, terburu-buru menjalin hubungan baru, rasa malu, rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, dan percaya bahwa dunia tidak aman. Semua hal itu mungkin akibat dari bagaimana seseorang merasa terluka dalam hubungan abusive yang dialaminya.

Namun, PTSD dan PTRS juga memiliki gejala yang sama. Menurut ahli, kedua kondisi tersebut melibatkan gejala yang disebut re-experiencing symptoms, seperti memiliki kilas balik atau ingatan berulang atau mimpi tentang trauma mereka; dan arousal and reactivity symptoms, seperti merasa mudah terkejut atau tegang dan merasa mudah tersinggung atau meledak-ledak marah. 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here