Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Hymn of Death, Kisah Cinta Terlarang yang Diangkat ke Drama Korea

Diangkat dari kisah nyata

Amalia Azizah

Hymn of  Death atau juga Hint of Suicide merupakan film yang diangkat dari kisah nyata tahun 1920-an. Film yang kemudian di remake ke dalam drama pendek yang dibintangi oleh Lee Jong Suk dan Shin Hye Sun ini bercerita tentang kisah cinta seorang penulis skenario drama dan penyanyi soprano sekaligus penulis lagu Hymn of Death yang terlarang.

Beralur mundur, meskipun pada awal scene sudah mengisahkan ending dari film tersebut berhasil membuat penonton bertanya-tanya mengenai kisah sebelumnya. Banyak pelajaran menarik yang bisa kita ambil dari film ini.

1. Belajar mencintai diri sendiri dari menulis

kpopmap.com

Kim Woo Jin yang diperankan oleh Park Jong Suk adalah sosok penulis drama jenius yang pandai merangkai kata dan membuat cerita teatrikal yang menyentuh. Baginya, menulis merupakan salah satu cara untuk menyalurkan isi hatinya ketika sedang tertekan. Dengan menulis, ia merasa bisa bernapas dan hidup. Menulis juga bisa membuatnya lebih mencintai dan mengenal dirinya sendiri. Sayangnya, ayah Kim Woo Jin sangat nggak suka dengan apa yang dicintai anaknya.

2. Cintai apa yang menjadi mimpi kita

kpopmap.com

Memiliki suara emas nggak membuat Yun Sim Deok yang diperankan oleh Shin Hye Sun percaya diri untuk bernyanyi di depan umum. Sejak bergabung dengan teater bersama Woo Jin, ia mulai berani tampil di depan umum. Suara soprannya yang indah membawanya meraih mimpi untuk bisa tampil bernyanyi diatas panggung yang lebih besar. Atas dukungan teman-teman, Woo Jin dan dirinya sendiri yang kuat, Sim Deok bisa meraih mimpinya.

3. Cinta pada negara ditunjukkan lewat seni

korea4dl.com

Berlatar belakang penjajahan Jepang, sebagai warga Korea yang mencintai negerinya, para pemuda yang tergabung dalam teater ini memiliki misi tersembunyi. Woo Jin sebagai penulis naskah dan pengarah gaya memasukkan semangat cinta negara pada setiap dramanya. Ia sengaja menampilkan drama berbahasa Korea sebagai wujud kecintaan pada negaranya. Mengingat ia hidup di zaman penjajahan Jepang di mana bahasa yang dipakai haruslah bahasa Jepang. Dalam beberapa dramanya juga secara nggak langsung menyerukan rakyat Korea untuk bersatu dan maju melawan penjajahan.

4. Terkadang cinta orangtua bisa keliru

kpopmap.com

Salah satu klimaks dari drama Hymn of Death adalah ketika Woo Jin harus mengabdi pada ayahnya dengan terjun mengelola bisnis keluarga yang nggak sejalan dengan mimpinya menjadi seorang penulis. Ayah Woo Jin sangat menentang mimpinya dan mengatur seluruh kehidupan Woo Jin bahkan sampai kehidupan asmaranya.

Sebagai anak yang baik, Woo Jin menuruti keinginan ayahnya untuk menikah dengan perempuan yang nggak pernah Woo Jin cintai atas dasar pilihan ayahnya. Woo Jin juga mengubur mimpinya menjadi seorang penulis demi sang ayah. Padahal menulis adalah salah satu cara Woo Jin merasa hidup dan bernapas.

Pertengkaran ayah dan anak ini sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang, orangtua merasa tahu apa yang terbaik untuk anaknya tanpa mendengarkan keinginan anak. Hal tersebut dilakukan atas dasar cinta. Nggak jarang jika banyak anak yang merasa terkekang karena hidupnya diatur sehingga ia nggak bisa mengembangkan dirinya sesuai apa yang ia cintai.

5. Mencintai tetap harus diimbangi logika

animovi.com

Cinta terlarang ini bermula dari pertemuan Woo Jin dan Sim Deok di teater. Mereka mulai jatuh cinta. Padahal, Woo Jin sudah menikah dengan perempuan pilihan ayahnya yang nggak ia cintai. Bagi Woo Jin, Sim Deok merupakan sosok yang sangat mengerti dirinya dan selalu mendukung apa yang ia cintai yakni menulis. Begitu pun sosok Woo Jin bagi Sim Deok yang membuatnya bisa meraih mimpi. Cerita cinta terlarang ini pun berakhir tragis. Meski berakhir tragis, film ini mengajarkan kita bahwa mengakhiri hidup bersama bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah. 

IDN Media Channels

Latest from Dating