Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Sering Menjadi Tanda Tanya, Mengapa Harga Jajanan di Bioskop Mahal?

Berkaitan dengan inflansi ekonomi dan keuntungan bisnis

Audia Natasha Putri

Kalau ke bioskop, kiranya tak lengkap jika menonton film favorit sembari mengisi perut dan menghilangkan dahaga. Aneka makanan dan minuman menggiurkan yang terpampang di etalase kerap membuat liur jatuh saat sedang membeli tiket film.

Hanya saja, jika kita menengok menu jajanan di bioskop, harganya lebih relatif mahal ketimbang harga tiket itu sendiri. Apalagi, para penonton dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Mau tak mau, mereka pun harus membelinya di dalam bioskop.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Selengkapnya kita kupas tuntas pada artikel di bawah ini ya, Bela.

Untuk meraup keuntungan di luar harga tiket film

pexels.com/karolina-grabowska

Sederhananya, bioskop adalah sebuah bisnis di bidang hiburan. Sama seperti bisnis pada umumnya, bioskop juga ingin meraup keuntungan maksimal. Selain berpaku pada penjualan tiket film dan pemasangan iklan, bioskop juga meraih omzet dengan menjual aneka jajanan di kafe milik mereka.

Mengutip Mashed, cara ini dilakukan agar bisnisnya dapat berdiri kokoh di tengah berbagai prahara ekonomi yang mengancam.

Selera konsumen

freepik.com/ freepik

Masih dari Mashed, mahal atau murahnya suatu jajanan di bioskop adalah relatif. Setiap konsumen memiliki standar dan seleranya sendiri. Sehingga, pihak bioskop tetap pede untuk menjual jajanan dan minuman meski dengan harga yang cukup pricey. 

Hasil penelitian oleh sepasang profesor dari Stanford and UC Santa Cruz terhadap fenomena ini juga memperkuat fakta tersebut. Penelitian ini menanyangkan bahwa penjualan makanan dan minuman di bioskop cenderung lebih tinggi, walau bioskop sedang sepi. Yang berarti, bahwa banyak penonton bioskop yang bersedia membayar makanan atau minuman bioskop, apa pun filmnya.

Inflansi yang menanjak setiap tahunnya

Freepik.com

Faktor ekonomi seperti inflansi juga mendorong melonjaknya harga jajanan di dalam bioskop. Bisnis hiburan yang telah menyumbang besar keuntungan penjualan film ini juga harus beradaptasi terhadap dampak perubahan ekonomi.

Selama 20 tahun terakhir, harga rata-rata tiket film pun naik lebih dari dua kali lipat. Harga ini juga bergantung dari kondisi ekonomi dan lokasi suatu negara pada saat itu.

Lantas, kenaikan inflansi ini juga berimbas pada melonjaknya harga sewa bioskop, lisensi film, serta gaji karyawan. Jadi, sah-sah saja jika bioskop menaikkan harga makanan untuk menutupi biaya operasional dan menghasilkan profit maksimal.

Strategi marketing untuk mendapat keuntungan tanpa memberatkan penonton

pexels.com/rawpixel

Ekonom Ron Baker menjelaskan bahwa menaikkan harga makanan di dalam bioskop adalah sebuah strategi cerdas untuk mendapat keuntungan besar, tanpa membebankan pelanggan.

Strategi ini tercetus setelah pemilik bioskop mensegmentasi target pasar mereka berdasarkan selera dan latar belakang konsumen. Penetapan tarif bioskop pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu tarif makanan dan tarif tiket bioskop.

Contohnya saja adalah para pelajar di bawah 15 tahun dan para kawula tua yang cenderung memilih menonton film saja ketimbang membeli makanan di dalam bioskop.

"Karena itulah, pihak bioskop mempertahankan harga tiket agar stabil dengan membebankan harga yang lebih tinggi pada jajanan yang di jual di dalam bioskop," kata Baker dalam sebuah unggahan di blog perusahaannya.

Tak bisa bergantung pada keuntungan penjualan tiket

pexels.com/ kstudio

Meski mahalnya harga jajanan di bioskop menjadi  problema bagi sebagian penonton, namun dari sudut pandang bisnis, hal ini sebenarnya sangat masuk akal.

Ini karena bioskop harus membagi keuntungan penjualan tiket sebesar 60 persen kepada pihak studio yang mendistribusikan film yang ditayangkan. Bahkan dalam beberapa kasus, studio film mengambil hampir seluruh keuntungan dari penjualan tiket.

Sedangkan pihak bioskop hanya mendapat margin keuntungan rata-rata sekitar 40%. Faktor konsesi seperti biaya operasional, tagihan listrik, gaji karyawan, sewa gedung, perawatan proyektor dan tempat duduk juga telah memakan banyak biaya. 

Jika diakumulasikan, keseluruhan konsesi ini pun memakan sekitar 40 persen dari keuntungan bioskop, meskipun hanya menyumbang sekitar 20 persen dari pendapatan.

Di balik meroketnya harga makanan dan minuman di bioskop, ternyata ada perhitungan rumit dan faktor ekonomi yang melatarbelakanginya ya, Bela. Sekarang kamu sudah paham kan, mengapa harga jajanan di bioskop cenderung mahal?

IDN Media Channels

Latest from Food