Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Ini 5 Karakter Rekan Kerja Toxic dan Cara Menghadapinya

Jangan terpancing emosi dulu!

Rosita Meinita

Di dunia kerja, kamu nggak akan bisa memilih dengan siapa kamu akan berkerja bersama. Beberapa rekan kerja mungkin nggak satu 'frekuensi' denganmu atau yang lebih kesalnya mereka yang toxic. Yap, mungkin kamu bisa menghindari beberapa orang ini, tetapi bagaimana jika mereka memang sedivisi denganmu?

Di dunia kerja nggak boleh asal emosi, ya, Bela, kamu harus lebih bijak dengan 5 karakter ini dan cara menghadapinya.

1. Rekan kerja yang negatif

freepik.com/ yanalya

Mungkin mengkritisi berbagai pekerjaan adalah hal yang baik, akan tetapi jika rekan kerjamu selalu menganggap semua hal negatif tanpa menawarkan solusi, inilah yang termasuk toxic. Akan banyak masalah, rintangan bahkan berbagai tantangan yang ada di depan matamu, oleh karena itu selalu mengeluh, berpikir negatif dan membuatnya sebagai beban nggak membuat solusi.

Cara menghadapi:

Jika rekan kerjamu ini mengkritik ataupun mengatakan hal negatif atas sebuah permasalahan, tanyakan lebih rinci. Mengapa hal itu terjadi, apa yang salah, dan beberapa pertanyaan yang mengerucutkan masalah. 

Mungkin dia mengangkat isu yang valid, akan tetapi cobalah untuk mengajaknya berpikir untuk bisa memecahkan masalah.

2. Rekan kerja yang manipulatif

freepik.com/ innalunavlasova

Hal-hal manipulatif yang sering terjadi di dunia kerja berawal dari seseorang yang terlalu kompetitif yang nggak sehat. Dia akan bersikap menyabotase berbagai pekerjaan orang lain untuk diakui sebagai prestasinya.

Dia akan berusaha mengambil pujian dari atasan yang menguntungkan dirinya sendiri, yang sebenarnya adalah pekerjaan sebuah tim. Menjadi kompetitif sah-sah saja, asal dengan cara yang sehat dan nggak menjatuhkan orang lain.

Cara menghadapi:

Rekan kerja yang manipulatif akan terancam dengan pencapaian orang lain. Cobalah untuk menunjukkan kepadanya bahwa kamu ingin bekerja dengannya bukan malah melawannya, baik dalam sebuah kolaborasi antar divisi atupun bukan. Sementara itu, selalu update pekerjaan tersebut kepada ­atasan langsungmu.

3. Rekan kerja yang suka gosip

freepik.com/ teksomolika

Setiap lingkungan perusahaan pasti mempunyai tipe penggosip seperti ini. Dia akan selalu membicarakan selentingan gosip kantor dalam setiap pembicarannya. Dia ingin tahu semua yang terjadi dan menyebarluaskan informasi tersebut ke rekan kera yang lain. baginya ini sesuatu yang menarik untuk dibagikan.

Mungkin dia akan mengajukan pertanyaan padamu, tetapi tujuannya hanya untuk menjadi bahan gosip dengan yang lain.

Cara menghadapi:

Cara yang paling tepat untuk menghadapi rekan kerja penggosip adalah nggak menanggapi apa yang ditanyakan, hal seperti “Apa pendapatmu tentang presentasi Susan?”. Jika dia akan melibatkanmu dalam gosipnya, manager-mu, atau rekan kerja lainnya, tinggalkan percakapan dengan sopan.

Beri tahu kepadanya jika kamu lebih suka tak membicarakannya atau nggak memiliki pendapat tentang hal itu. Jangan terseret di percakapannya, bisa jadi ia akan membagikan apa yang kamu katakan ke orang lain dan menimbulkan dampak besar padamu.

4. Rekan kerja yang suka bully

freepik.com/ yanalya

Ternyata bullying nggak hanya ada di sekolah, tetapi juga tempat kerja. Tipe rekan kerja seperti ini akan memilih orang, menyalahkan orang lain atau mengadu satu sama lain. Bahkan dia akan mengatakan sesuatu yang nggak pantas.

Cara menghadapi:

Kamu bisa mengabaikan apapun yang dikatakannya, jangan pernah terlibat dengannya. Atau mungkin kamu harus berbicara dengan HR-mu tentang perbuatannya yang sudah nggak bisa ditolerir.

5. Rekan kerja yang memanfaatkan orang lain

freepik.com/ marymarkevich

Seseorang yang sering memintamu untuk membantu pekerjaanya baik yang berhubungan dengan jobdesk-mu atau tidak, perlu kamu waspadai. Hal-hal seperti ini nggak hanya terjadi di sekolah, ketika temanmu memintamu untuk mengerjakan PR untuknya, tetapi juga masih berlaku di dunia kerja.

Waspadai beberapa orang yang perlu kamu bantu ataupun tidak, menyenangkan orang lain itu bukan kewajibanmu kok, Bela.

Cara menghadapi:

Jika dia memintamu mengerjakan pekerjaanya, beri tahu tentang jobdesk dari pekerjaan ataupun proyek yang sedang berlangsung. Tunjukkan bawa kamu perlu menyelesaikan bagianmu sebelum kamu dapat membantu orang lain. Pada dasarnya, kamu harus bertanggung jawab pekerjaanmu, bukan pekerjaan orang lain.

Nah, sekarang kamu bisa menghadapi karakter rekan kerja toxic, yang semoga bisa membuat produtivitasmu lebih efektif lagi, ya!

IDN Media Channels

Latest from Working Life