Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

3 Alasan Perusahaan Start Up Tetap Menarik Bagi Millennial & Gen-Z

Meski kini perusahaan rintisan tengah menghadapi tantangan

Romi Subhan

Seperti industri bisnis lainnya, sektor perusahaan rintisan atau lebih dikenal sebagai start up turut terkena dampak signifikan dari guncangan ekonomi akibat pandemi COVID-19, meskipun tidak dengan cara yang dapat diantisipasi. Beberapa industri start up telah tumbuh dan bahkan berakselerasi dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan sebelum pandemi, sementara yang lain saat ini sedang mengalami perubahan struktural agar tetap mampu beradaptasi dengan situasi yang dinamis.

Namun, terlepas dari kendala tersebut, sektor start up masih dianggap sebagai kekuatan penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja juga sering menjadi katalisator inovasi radikal, sehingga tetap menarik di kalangan pencari kerja terutama generasi milenial dan gen-z.

Di dalam perannya membantu talenta Indonesia menemukan startup yang tepat, jaringan profesional terbesar di internet, LinkedIn, menerbitkan daftar Top Startup 2022 untuk membantu pencari kerja menemukan startup terbaik untuk bekerja. LinkedIn sangat peduli tentang bagaimana start up dapat memberikan manfaat dan memperhatikan kesejahteraan karyawan mereka, selain membantu pengguna menemukan pekerjaan atau tempat magang yang sesuai minat dan keahlian, terhubung dengan pengguna lain di industri, meningkatkan ikatan profesional yang ada, dan mempelajari keterampilan yang mereka butuhkan.

Dalam daftar tersebut, para talenta akan menemukan 15 start up Indonesia yang tidak hanya berkembang pesat, tetapi juga memenangkan hati karyawan melalui dukungan terhadap kesejahteraan karyawannya. 

Start up dengan pertumbuhan tinggi dari berbagai industri seperti Flip, Sayurbox, Sociolla, Tentang Anak, Ajaib dan Mamikos telah masuk dalam daftar LinkedIn Top Startup 2022. 

Dok. Netflix

Perusahaan-perusahaan ini sangat dihargai karena ide-ide terbaru dan inovasi canggih mereka yang menarik, dan menginspirasi. Untuk perusahaan dapat terdaftar di LinkedIn Top Startups, mereka harus dimiliki secara independen atau swasta, memiliki setidaknya 50 pekerja, dan memiliki kantor pusat di Indonesia.

Untuk terdaftar di LinkedIn Top Startups, perusahaan-perusahaan ini harus dimiliki secara pribadi, memiliki setidaknya 50 pekerja, dan memiliki kantor pusat di Indonesia. Daftar tersebut disusun berdasarkan data eksklusif LinkedIn dengan mempertimbangkan 4 pilar utama, yaitu pertumbuhan pekerjaan, keterlibatan, minat kerja, dan menarik talenta terbaik untuk organisasi.

Mengutip dari beberapa sumber, berikut berbagai faktor yang mendorong para milenial dan gen-z tertarik bekerja di start up.

1. Keterlibatan karyawan

Dok. Netflix

Di antara start up teratas yang masuk dalam daftar, kita dapat melihat satu kesamaan terlepas dari jumlah karyawan yang mereka miliki; mereka bekerja ekstra untuk terlibat dengan karyawan mereka dengan tindakan yang bermakna dan berhubungan. Belajar dari studi kasus Sociolla, ketika situasi berangsur-angsur berubah menjadi normal, perusahaan mengembangkan banyak aktivitas menarik untuk mempertahankan semangat positif dan membangun dinamika tim yang lebih kuat di antara Gen Pink. 

2. Semangat muda

Dok. Netflix

Milenial dan gen-z cenderung mencari tempat kerja yang memiliki lingkungan yang dinamis dan beragam, di mana mereka masih bisa berhubungan satu sama lain dan terus beroperasi di perusahaan yang sama.

"Budaya anak muda di sini bukan berarti menyediakan kantor keren dengan bean bag warna-warni dan meja biliar. Apalagi saat startup bergerak ke tahap akhir, milenial dan gen-Z mengharapkan budaya dan kepemimpinan perusahaan yang kuat dan relevan yang sesuai dengan mereka," kata Agnes Diah Tjondro, praktisi HR, mengutip dari rilis yang diterima Popbela.

Ia menambahkan, era baru budaya start up yang dituntut lebih banyak talenta masa kini yang didominasi oleh generasi millennial dan gen-z merupakan kombinasi dari fleksibilitas, keterbukaan komunikasi dan pembinaan yang inspiratif, serta lingkungan yang dinamis dan beragam. Faktor fleksibilitas menjadi lebih penting sejak pandemi. Pekerjaan hybrid adalah hal baru yang dituntut oleh generasi ini, dan kita telah melihat munculnya perusahaan rintisan yang membuang jam kerja tradisional 9 hingga 5 untuk memberi jalan kepada jam kerja yang lebih fleksibel untuk beradaptasi dengan tren baru.

3. Pemberdayaan untuk menciptakan dampak

Dok. Netflix

Meskipun tersendat, sektor start up secara keseluruhan di Indonesia terus meningkat dengan semakin banyak start up yang menjadi perusahaan mapan dan mengomunikasikan ambisi mereka yang lebih besar. Rasa keinginan yang kuat akan sesuatu  dengan mentalitas startup adalah salah satu kualitas terbaiknya.

Sikap seperti ini telah melibatkan banyak talenta untuk menjadi bagian dari perjalanan startup dalam membentuk masa depan yang lebih baik untuk semua. Selain itu, ini membantu karyawan tetap tertantang dan termotivasi, membuat mereka aktif dalam peran mereka saat ini.

"Perasaan terbaik yang dapat dirasakan oleh seorang talenta adalah dapat benar-benar menikmati sebuah pekerjaan karena percaya dengan misi perusahaan dan dapat menyaksikan dampak nyata yang dibawanya bagi kemajuan masyarakat," kata Agnes lagi.

Melihat hal ini, apakah kamu berminat untuk berkarier di dunia start up?

IDN Media Channels

Latest from Working Life