Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Kejam! 5 Perbudakan Modern yang Terjadi di Dunia Saat Ini

Apa yang mereka lakukan adalah melanggar hak asasi

Niken Ari Prayitno

Kabar mengenai kerangkeng manusia yang dimiliki oleh Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin, memicu kemarahan warganet di media sosial. Bahkan, lantaran kasus ini mencuat ke media, kata kunci 'biadab' langsung menjadi trending topic di media sosial Twitter.

Warganet tak percaya, di zaman modern seperti saat ini, masih ada praktik perbudakan yang melanggar hak asasi manusia. Namun, bukan hanya di Indonesia. Ternyata, perbudakan modern masih ada dan terjadi di seluruh dunia. Merangkum dari berbagai sumber, berikut daftarnya.

1. Kerangkeng manusia di Langkat, Sumatra Utara

IDNTimes.com/Istimewa

Melansir dari IDNTimes.com, Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin diketahui memiliki sebuah penjara di rumah pribadinya yang digunakan untuk mengurung 40 pekerja sawit. Mereka dikurung dan diduga diperbudak oleh Terbit dengan perlakuan yang terbilang sangat kejam.

Bukan hanya mempekerjakannya tanpa digaji, para pekerja tersebut mendapatkan penganiayaan fisik berupa pukulan hingga lebam, tidak mendapat akses keluar masuk penjara, hingga tidak dapat berkomunikasi dengan pihak luar.

Perwakilan Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan bahwa apa yang terjadi pada para pekerja sawit tersebut merupakan bentuk perbudakan modern dan perdagangan manusia. Mereka pun akan mengusut kasus ini hingga tuntas dan melaporkannya ke Komnas HAM. 

Namun, berdasarkan informasi yang didapat dari pihak Terbit, kerangkeng tersebut dibuat sebagai tempat rehabilitasi para pecandu narkoba. Tempat rehabilitasi ini sudah ada selama 10 tahun dan tidak mendapatkan izin dari pemerintah.

Kerangkeng manusia ini ditemukan oleh petugas berwenang saat tim dari KPK menggeledah rumah Terbit pasca tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) kasus korupsi.

2. Kasus perbudakan ABK Indonesia di kapal berbendera Tiongkok

YouTube.com/MBC

Mei 2020 lalu, Indonesia dikejutkan dengan sebuah video amatir yang memperlihatkan sekelompok orang di atas kapal tengah membuang bungkusan besar berwarna oranye. Bungkusan tersebut diduga berisi jenazah ABK Indonesia yang akan dibuang ke laut.

Dari video tersebut terungkap bahwa terdapat empat anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang mendapat perlakuan tidak manusiawi di kapal berbendera Tiongkok. Para ABK itu dipekerjakan selama 18 jam sehari dengan jam istirahat yang sedikit dan makanan yang kurang layak.

Bahkan, ada pula yang sampai berdiri selama 30 jam dengan 6 jam istirahat. Dari pekerjaan yang sangat menyita waktu dan tenaga itu, para ABK asal Indonesia mendapatkan bayaran yang sangat sedikit.

Lantaran kasus ini, Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) berharap pemerintah segera meratifikasi konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) C188, sehingga pekerja perikanan di luar negeri mendapatkan kepastian hukum. Mereka berharap, tak ada lagi perbudakan yang memakan korban jiwa seperti ini.

3. Perbudakan perempuan bernama Sara di Inggris

Ilustrasi (Unsplash.com/Nino Maghradze)

Sebagai negara maju, ternyata praktik perbudakan masih terjadi di Inggris. Seorang perempuan bernama Sara (bukan nama sebenarnya) menjadi korban perbudakan modern di Inggris. Sara bekerja sebagai cleaning service di sebuah sekolah menengah dengan jam kerja yang begitu panjang, yakni 20 jam dalam sehari.

Awalnya, Sara mengiyakan hal tersebut karena berharap kelak ia bisa mengenyam pendidikan juga. Sara pun bekerja mulai dari pukul 9.00 hingga 23.00 waktu setempat. Bahkan, beberapa kali Sara mengeluh kakinya bengkak dan berdarah karena terlalu lama berdiri dan bekerja.

Namun, harapannya itu hanyalah mimpi belaka. Sara bekerja dengan jam kerja panjang selama 20 tahun tanpa bisa menikmati gajinya sama sekali. Sebab, gaji Sara semuanya diserahkan kepada suaminya dan digunakan untuk hal yang tidak diketahui Sara.

Melansir dari BBC, Sara merupakan imigran gelap yang diselundupkan suaminya ke Inggris. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya, suami Sara mempekerjakan Sara di sebuah sekolah menengah dengan gaji yang ia sendiri tidak bisa menikmatinya.

Sara tak bisa berbuat apapun karena statusnya yang sebagai imigran gelap dianggap akan memperburuk keadaan. Namun, berkat bantuan organisasi kemanusiaan setempat, Sara kini dapat bebas dan tidak lagi menjalani hari-hari kelamnya sebagai korban perbudakan modern di Inggris.

4. Perbudakan ABK asal Burma dan Kamboja di kapal nelayan Thailand

Unsplash.com/Austin Neill

Sebagai negara pengekspor makanan laut terbesar di dunia, Thailand ternyata tak lepas dari praktik perbudakan modern. Beberapa laporan menyatakan bahwa kapal nelayan Thailand mempekerjakan pria asal Burma dan Kamboja dengan sistem perbudakan dan jam kerja yang tidak manusiawi.

Para pria ini merasa ditipu karena awalnya dijanjikan untuk bekerja di pabrik. Tapi, pada kenyataannya, mereka malah 'ditahan' bertahun-tahun di lautan lepas untuk bekerja keras tanpa memiliki kesempatan untuk 'istirahat' sebentar di daratan. Jika mereka mencoba untuk melarikan diri, maka hukuman dibunuh atau dibuang ke laut lepas menanti mereka.

Seorang ABK yang berhasil lolos memberikan kesaksian bahwa mereka terpaksa bekerja selama 20 jam per hari di bawah ancaman. Bahkan, mereka bekerja tanpa mendapatkan upah sepeser pun.

5. Perbudakan anak untuk bekerja di perkebunan ganja dan salon kuku Inggris

Unsplash.com/Jeff W.

Melansir dari Telegraph.co.uk, setidaknya ada sekitar 3000 anak dari Vietnam yang diduga bekerja di perkebunan ganja dan salon kuku di Inggris. Awalnya, mereka dijanjikan untuk bekerja di pabrik. Namun, pada akhirnya, mereka malah menjadi korban perbudakan modern dengan gaji yang sangat sedikit dan jam kerja yang sangat panjang.

Lam (bukan nama sebenarnya) merupakan salah satu pekerja anak-anak tersebut. Ia datang ke Inggris pada usia 16 tahun untuk mengubah kehidupannya dengan bekerja di sana. Ia berharap dapat mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dengan upah yang ia dapatkan.

Namun, Lam malah bekerja di perkebunan ganja. Ia bekerja di bawah ancaman akan dibunuh atau dibuat mati kelaparan jika berani membantah. Berkat bantuan badan perlindungan anak Inggris, Lam berhasil bebas dari tempat tersebut dan mendapatkan kehidupan lebih layak.

Itulah tadi kasus perbudakan modern yang masih terjadi saat ini. Semoga saja tak ada lagi kasus serupa, ya, Bela.

IDN Media Channels

Latest from Working Life