Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

The Story of Ian Hugen, Empowering Self-Love and Unwavering Confidence

Self love dan confidence jadi kunci paling penting

Ian Hugen

Di zaman yang begitu dinamis dan cepat berubah seperti saat ini, memiliki keunikan diri menjadi salah satu kunci agar kita dapat bertahan. Tak hanya itu, keunikan dan value diri jugalah yang membuat kita memiliki ciri khas dan diingat lebih banyak oleh orang lain. 

Namun, perjalanan menemukan keunikan inilah yang berbeda pada setiap orang. Bahkan, tak heran jika saat menemukan keunikan ini terkadang juga menimbulkan kontroversi karena mungkin jalan yang kita lalui tidak seperti yang kebanyakan orang lain jalani. 

Hal tersebut pula yang dialami Ian Hugen. Kreator konten transgender ini mengalami cukup banyak rintangan dalam perjalanannya menemukan keunikan diri. Namun, satu hal yang ia pegang teguh dan membuatnya bertahan selama ini, yaitu self love dan kepercayaan diri.

Tak sengaja mengekspos kehidupan pribadinya

Popbela.com/Andre Wiredja

Wardrobe: Atasan ruffle Rama Dauhan, rok silver, stocking, kalung, anting, jepit rambut, cincin, sepatu milik stylist

Bertemu langsung dengan POPBELA di sebuah pemotretan di kawasan Jakarta Selatan, Ian mengatakan jika ia secara tak sengaja mengekspos kehidupan pribadinya di media sosial. Kebiasaannya yang suka bercerita, membuat banyak orang tertarik untuk mengikuti akun media sosialnya hingga menjadi sebesar saat ini.

"Aku sebenarnya nggak pernah ada niatan untuk came up di sosial media. Karena menurut aku, came up itu adalah saat kamu bisa jujur dengan diri kamu sendiri, keluarga, dan teman-teman terdekat aja sebenarnya. Tapi, karena aku memang anaknya suka oversharing tentang apapun itu, dan aku Taurus yang nggak punya rahasia ya, aku cuma exposing my daily life aja sebenarnya," ungkap Ian membuka obrolan pada hari itu.

Mendapat beragam respon saat identitasnya terungkap

Instagram.com/_ianhugen_

Masih seputar kehidupan pribadinya, Ian mengatakan jika saat identitasnya sebagai seorang transgender terbuka di publik, ia mendapatkan begitu banyak respon di media sosial. Terlebih, saat ia terbuka ke publik, pandangan masyarakat soal transgender masih mendapat stereotip yang negatif.

"Waktu itu, di tahun tersebut, yang mendapat big name itu Jovi Adhiguna. Kalau sekarang kan sudah banyak ya. Kalau dulu yang terkenal cuma Jovi. Tapi itu pun Jovi muncul dengan identitasnya sebagai androgini. Belum ada yang jujur kayak ‘oke I’m transgender’. Ada sih, kemudian Dena Rachman. Waktu itu aku punya tanggung jawab yang lebih sebenarnya, dalam artian aku harus menjelaskan ke masyarakat ini kalau transgender yang ada selama ini nggak seperti stereotip yang ada selama ini doang, lho. Orang kan selama ini mengira kalau transgender mentok-mentok muncul sebagai komedian, atau yang mengeksploitasi sisi sensual saja," jelas Ian.

Beruntungnya, lanjut Ian, ia ‘muncul’ di saat kebanyakan orang berbicara soal self love dan ini membuat dirinya mudah diterima. 

"Karena self love itu berbeda ya setiap fasenya. Mungkin sebelum 2018, self love itu talk more about size, tapi semuanya perempuan dan semuanya berbeda ukuran. Terus nggak lama talk about color. Dan di waktu aku muncul, kita ngomongin perempuan dengan identitasnya yang beragam. Ada yang transwoman dan sebagainya. Walaupun kala itu aku datang dengan segala hal yang aku perlu jelaskan ke media, tapi aku juga dibantu dengan diskusi-diskusi global yang mendukung transgender di industri kecantikan Tanah Air," kata Ian lagi.

Nggak peduli dengan komentar negatif orang-orang yang nggak ia kenal

Popbela.com/Andre Wiredja

Wardrobe: Atasan ruffle Rama Dauhan, rok silver, stocking, kalung, anting, jepit rambut, cincin, sepatu milik stylist

Muncul ke publik sebagai sosok transgender tentu mendapat banyak komentar dari warganet. Bahkan tak sedikit pula yang melayangkan komentar negatif di akun media sosial Ian. Meski begitu, Ian merasa nggak perlu menjawab dan menanggapi semua komentar buruk tentang dirinya. 

"Semakin kamu terkenal maka semakin banyak orang yang menyerang kamu. Nggak mungkin kan kamu menjawab semua komentar itu. Turning point aku adalah ketika aku pertama kali dirujak (dihujat) di Twitter. Sejak karier aku sampai hari ini, aku dirujak di Twitter itu empat kali. Once you are being a spot in Twitter, yang ngehujat kamu kan akan satu Nusantara ya. Di situ aku baru sadar, kamu nggak akan pernah bisa maju kalau kamu terlalu overthinking," kata Ian.

Namun, kata Ian lagi, nggak munafik jika ia pernah membaca komentar-komentar warganet di media sosialnya. Ia pun berprinsip untuk nggak menganggapnya secara personal karena mereka yang menghujat tidak mengenalnya lebih dalam dan hanya tahu dirinya melalui media sosial.

"Aku sih punya prinsip don't take it personally if they don't know you as personal. Jadi yaudah, anggap saja sebuah sumbangan di Twitter. Karena ya bad exposure still an exposure."

Menjadi autentik jadi kunci dirinya bertahan hingga saat ini

Setelah dikenal sebagai sosok influencer yang memiliki banyak followers di berbagai media sosial, tentu perlu memiliki trik khusus agar tetap dapat bertahan. Sebab, dunia content creator begitu dinamis dan begitu cepat memiliki sosok baru. Untuk bertahan dan tak mudah tergantikan, menjadi autentik adalah kuncinya.

"Ada satu quote yang aku suka banget ‘they laugh at me because I’m different,I laugh at them because they're all the same’. Aku rasa kalau kamu tahu apa selling point kamu, apa keunikan kamu, yaudah, stick to it aja. Karena bagaimana pun aku nggak pernah bisa menjadi orang lain, kan? Itu sih modal aku yang membuat aku bisa bertahan di industri ini," katanya.

Tips dari Ian Hugen untuk kamu yang sedang mencari jati diri

Popbela.com/Andre Wiredja

Wardrobe: Atasan ruffle Rama Dauhan, rok silver, stocking, kalung, anting, jepit rambut, cincin, sepatu milik stylist

Obrolan bersama POPBELA hari itu ditutup dengan tips dari Ian untuk pembaca POPBELA yang tengah mencari jati diri atau sedang dalam perjalanan menemukan dirinya sendiri.

"Aku punya satu quotes yang sangat aku amini adalah no one will ever love and trust you if you can not love and trust yourself. Jadi nggak ada orang yang bisa percaya dan sayang sama kamu kalau kamu nggak percaya dan sayang sama diri kamu sendiri. Kalau misalnya kamu nggak bisa meyakinkan diri sendiri untuk percaya dan sayang sama kamu, gimana orang bisa percaya dan sayang sama kamu. So everything start with in, cinta sama diri sendiri adalah pintu gerbang segalanya. Aku bisa berkarier sejauh ini karena aku sayang sama diri aku sendiri. So it will lead you to a big opportunity."

POPBELA juga setuju dengan quote tersebut. Yuk, mulai sayangi diri sendiri dan temukan banyak kesempatan setelahnya.

Photo Credit

Photographer: Andre Wiredja
Fashion Editor: Michael Richards
Stylist: Tbmyudi
Asst. Stylist: Hafidhza Putri Andiza

Beauty Editor: Jennifer Alexis
Makeup Artist: Salya Benaza
Hair Stylist: Charles Sebastian

Interviewer: Niken Ari

IDN Media Channels

Latest from Inspiration