Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Inilah 8 Etika Mengajukan Cuti Kerja

Meski merupakan hak kamu, tapi cuti ada etikanya

Andina Rahayu

Memanfaatkan jatah cuti ternyata sangat banyak manfaatnya lho, Bela. Di antaranya yaitu dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan depresi, mampu mengembalikan konsentrasi, meningkatkan produktivitas dan menurunkan tingkat stres.

Cuti merupakan hak setiap karyawan yang bekerja sesuai kebijakan perusahaannya masing-masing. Nah, setiap karyawan biasanya memiliki jatah cuti dengan ketentuan yang berbeda pada setiap jenis cuti yang diambil. Kalau kamu sedang berencana untuk mengambil hak cuti, ada baiknya kamu perhatikan dulu beberapa etika di bawah ini demi kebaikan bersama antara karyawan dan perusahaan. Simak yuk!

Jangan mendadak, ajukan cuti beberapa hari sebelumnya

Unsplash.com/Corinne Kutz

Permintaan cuti sejak jauh-jauh hari tentunya akan lebih memudahkan atasan untuk menyesuaikan ritme kerja di kantor. Tak hanya itu, atasan juga akan menganggapmu sebagai orang yang profesional dan lebih mudah mengatur jadwal. Biasanya, masing-masing kantor memiliki waktu minimal pengajuan cuti, bisa satu atau dua minggu sebelumnya. Seandainya cutimu ditolak karena sesuatu hal, kamu masih punya waktu untuk memikirkan rencana lain.

Menentukan lama waktu cuti

Unsplash.com/Bram Naus

Biasanya lama waktu untuk cuti sudah ada peraturan tersendiri dari masing-masing perusahaan, sehingga pastikan lama cuti kamu tidak merugikan teman kerja atau perusahaan, agar tetap terlihat profesional. Meski cuti adalah hak kamu, tapi ingat kalau kamulah pihak yang membutuhkan pekerjaan ini. Jadi, sadari bahwa pekerjaan kamu yang terlalu lama ditinggalkan, bisa berpotensi merugikan rekan kerja lain.

Keperluan cuti yang masuk akal

Unsplash.com/Radek Grzybowski

Alasan menjadi salah satu pertimbangan atasan dalam memberikan hak cuti karyawan. Berikan alasan yang jelas, kuat, dan jujur atas cuti yang kamu ajukan. Perlu kamu ketahui jika atasan tentunya akan mengutamakan cuti untuk keperluan mendesak dan krusial seperti sakit atau bencana alam. Tapi, tentu saja kamu bisa mengajukan cuti untuk liburan. Pastikan memintanya pada saat yang tepat ya, yaitu jika perusahaan sedang tidak dalam periode sibuk atau di tengah tenggat waktu proyek tertentu.

Selesaikan dulu pekerjaan primer dan cicil agenda sekunder

Unsplash.com/Agefis

Sebelum pelaksanaan cuti sebaiknya selesaikan dulu pekerjaan yang bersifat primer. Tujuannya adalah supaya karyawan yang ditunjuk sebagai pengganti atau bahkan jika tidak ada karyawan pengganti sekalipun, pekerjaan tidak lantas menumpuk begitu saja. Lalu siapkan waktu untuk menyicil pekerjaan yang bersifat sekunder. Sehingga, saat kamu kembali aktif bekerja, tanggung jawabmu tidak terlalu berat.

Beri catatan pengalihan tugas

Unsplash.com/Green Chameleon

Akan ada rekan kerja satu divisi yang biasanya ditunjuk untuk menggantikan sementara karyawan yang sedang cuti. Nah, untuk meringankan pekerjaan rekanmu ini sebaiknya kamu mengatur catatan pengalihan tugas sementara. Biasanya catatan ini juga mencantumkan tentang pekerjaan yang harus dicapai selama kamu tidak bekerja.

Bersihkan ruang kerja sebelum cuti

Unsplash.com/Oli Dale

Ketika masa cutimu sudah habis dan harus kembali ke kantor, tentu kamu tidak mau melihat ruang kerjamu sangat berantakan dan kotor kan? Untuk menjaga mood tetap bagus pasca cuti, maka luangkanlah waktu untuk merapikan ruang kerjamu dan mulai memilah-milah tumpukan kertas sampai memeriksa laci atau lemari. Jangan lupa pula untuk mencabut semua perlatan elektronik seperti lampu meja untuk menghemat energi.

Tinggalkan nomor darurat yang bisa dihubungi

Unsplash.com/William Iven

Setiap cuti sebaiknya tinggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi sewaktu-waktu. Tujuannya adalah jika ada sesuatu yang urgent tentang pekerjaan dan tanggung jawabnya, rekan penggantimu bisa secara langsung menghubungimu. Sebab, sering kali karyawan lain yang ditunjuk sebagai pengganti akan berpikir dua kali ketika akan menghubungi karyawan yang cuti dikarenakan tidak ingin mengganggu waktu cutinya.

Catat semua password penting dan serahkan pada rekan penggantimu

Unsplash.com/Andrew Neel

Selain catatan mengenai apa saja yang harus dikerjakan oleh penggantimu, kamu juga perlu meninggalkan catatan yang berisi semua password penting kepadanya. Hal ini untuk berjaga-jaga ketika kamu mungkin tetap sulit dihubungi meski sudah meninggalkan nomor darurat. Meski password bersifat pribadi, jangan khawatir karena nanti setelah pulang dari cuti kamu bisa menggantinya lagi.

Jadi, sudah siap menerapkan 8 etika di atas sebelum mengajukan cuti pada atasan, Bela? Semoga cutimu segera disetujui ya!

IDN Media Channels

Latest from Working Life