Apa yang kamu pikirkan tentang Kylie Jenner yang baru memasuki usia 21 tahun telah sukses membangun kerajaan bisnis kosmetikny? Fakta itu mungkin cukup menginspirasimu. Tapi bagaimana jika kondisi tersebut terjadi di sekitarmu? Misalnya saja teman baikmu, tentu situasinya akan terasa lebih sulit untuk dihadapi ketika kamu adalah satu-satunya dalam lingkaran sosialmu yang tampaknya belum mendapatkan tempat yang spesial.
Tanpa disadari akan muncul perasaan cemburu dan kurang percaya diri bisa menjadi virus yang membahayakan untuk hidupmu. Dilansir dari Cleo, ketiga sahabat ini mencoba membuka mindset supaya kamu tidak terjebak dalam pemikiran yang negatif tentang kesuksesan.
Amber, 23 Tahun
“Kalau mau jujur reaksi pertama yang kudapatkan ketika salah satu temenku mendapatkan kenaikan gaji, promosi atau kemajuan karier adalah sebuah kebencian. Aku tidak memiliki niat buruk terhadap teman-temanku tetapi setiap hal itu terjadi padaku seperti mengatakan kepada diri ini, mengapa bukan aku?"
Pikiran mulai datang di dalam diri Amber setelah melihat semua temannya mengalami kesuksesan sementara dirinya belum mengalami kemajuan yang berarti. Situasi semakin menjadi-jadi ketika kedua sahabatnya langsung mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang bagus setelah lulus kuliah, sementara dirinya tak bisa menghitung berapa jumlah wawancara yang ia lakukan dan masih tetap menganggur. Amber merasakan ternyata hal tersebut sangat membebani jiwanya.
Akhirnya sang Ibu mengajaknya untuk konsultasi mencari tahu mengapa dirinya tak bersemangat dan selalu ingin meninggalkan rumah. Ternyata fakta sebenarnya Amber hanya takut bertemu siapapun yang dikenal di luar sana yang melihat perjuangannya mendapatkan pekerjaan.
Sharon, 26 tahun
“Aku seorang desainer grafis dan semua temanku berkarier di bidang keuangan sebagai bankir investasi. Mereka semua bisa menyewa apartemen mahal, tetapi aku masih tinggal dengan orangtuaku. Rasanya semua orang dalam lingkungan sosialku bergerak naik sementara aku belum."
Sharon menyadari ternyata sebenarnya dia hanya cemburu kepada temannya karena berhasil membeli tas yang dia impikan. Baginya momen paling klise ketika sahabatnya mengatakan dia juga iri pada dirinya karena temannya hanya bekerja berorientasi uang, bukan passion.
Fakta itu menyakinkan dirinya ketika berada pada tingkat pendapatan seperti ini memang membuatnya kehilangan pengalaman dengan teman-teman seusianya yang lebih sukses. Tetapi kejadian ini memotivasi dirinya untuk mencari pekerjaan yang akan membayarnya lebih tinggi, tetapi tetap menyalurkan passion-nya di bidang desain. Tak hanya itu tetapi Sharon berusaha lebih keras menambah pundi-pundinya dengan freelance.