Arti Al Alim atau dalam bahasa Arab (الْعَلِيمُ) adalah Maha Mengetahui. Berada di urutan asmaul husna ke-19, Al Alim berarti bahwa Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu, dari sebelum maupun sesudah sesuatu itu ada.
Menurut bahasa Arab Klasik, akar kata Al Alim berasal dari a-l-m yang bermakna pengetahuan, sadar, terjaga, teliti, mencari informasi, mengumpulkan informasi demi pengetahuan intuitif, memiliki pengetahuan dasar terhadap semua hal.
Nama Allah SWT yang satu ini menjadi salah satu nama terbaik Allah dalam asmaul husna. Sebab, Al Amin membuktikan bahwa Ia adalah zat ilahiyah atau ketuhanan yang tidak ada yang bisa menandinginya. Nama ini hanya berlaku bagi Allah SWT semata.
Allah SWT disebut Al Alim karena pengetahuannya yang tak terbatas. Mulai dari pikiran manusia, naluri binatang, yang terlihat, yang tak terlihat, yang tampak, maupun yang tersembunyi. Semua hal di dunia ini tak luput dari perhatiannya, tidak ada yang lepas dari pengetahuan-Nya.
Setelah mengetahui makna dan arti Al Alim, kita bisa meneladaninya dengan membaca dalil-dail dalam Al-Qur'an dan hadis. Setidaknya, terdapat sekurang-kurangnya 140 kali Al Alim dalam Al-Qur'an.
Penyebutan Al Alim tersebut di antaranya terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 127, Al-Maidah ayat 76, dan Ali Imran ayat 35.
-
QS. Al Baqarah Ayat 127
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
-
QS. Al-Maidah ayat 76
قُلْ اَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا ۗوَاللّٰهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), “Mengapa kamu menyembah yang selain Allah, sesuatu yang tidak dapat menimbulkan bencana kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?” Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
- QS. Ali Imran ayat 35
اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرَانَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya: "(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Bukti bahwa Allah SWT Al-Alim di antaranya dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 59.
عِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: "Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Dalam ayat di atas, dijelaskan bahwa segala aktivitas yang dilakukan oleh makhluknya dalam pengawasan Allah SWT. Tidak terbatas pada ruang dan waktu, yang tertulis maupun tidak tertulis, yang tidak diketahui oleh-Nya.
Salah satu contohnya adalah terjadinya hari Kiamat yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Itu adalah bukti bahwa Allah mengetahui peristiwa baik yang akan terjadi maupun belum terjadi.
Selain itu, bukti Allah Al Alim lainnya pada masa Rasulullah SAW hendak dibunuh oleh kaum kafir Quraisy. Saat itu, parlemen Darun Nadwahn akan membunuh Nabi dengan mengirim perwakilan tiap kabilah.
Allah SWT kemudian memberitahukan rencana pembunuhan tersebut kepada Rasulullah SAW, sehingga Rasulullah SAW menyuruh Ali bin Abu Thalib tidur di ranjangnya. Akhirnya, Rasul pun selamat dari upaya pembunuhan itu.
Bukan hanya mengetahui arti Al Alim, kita sebagai hamba-Nya yang beriman juga diperintahkan untuk meneladani sifat-sifatnya. Cara untuk meneladani Allah yang Maha Mengetahui adalah dengan selalu dekat dengan Allah SWT dalam situasi apa pun.
Seorang hamba yang meneladani sifat ini juga akan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Mengetahui yang halal dan yang haram serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui sifat ini, kita juga harus selalu belajar dan menuntut ilmu agar Allah SWT melimpahkan kebaikan untuk kita.