Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Eksekusi Kematian di Masa Kekaisaran Romawi selain Penyaliban, Ngeri

Peringatan: gambar dan deskripsi dapat menyebabkan trauma

Mariana Politton

Sejarah mencatat Kekaisaran Romawi merupakan salah satu pemerintah kuno yang berhasil mempertahankan kekuasaan dalam periode lama. Melansir dari situs Milwaukee Public Museum, masa kekuasaannya berlangsung pada 627 Sebelum Masehi sampai 476 Setelah Masehi.

Selama periode tersebut, Kekaisaran Romawi melakukan banyak aksi penjajahan dan ragam tindakan yang mencerminkan ketidakadilan. Hal ini jelas menyebabkan respons pemberontakan.

Tidak tinggal diam, para pemberontak dan orang-orang yang dianggap sebagai ancaman pemerintahan Kekaisaran Romawi pun mendapat ancaman eksekusi kematian yang brutal, termasuk umat Kristen atau pengikut Yesus Kristus yang ditetapkan ilegal pada masa itu.

Salah satu eksekusi kematian yang diberikan adalah penyaliban yang menimpa Yesus Kristus, Mesias dan Juruselamat dunia bagi umat Kristen. Namun, masih ada banyak bentuk eksekusi kematian lainnya yang tidak kalah brutal dari Kekaisaran Romawi.

Ingin tahu bentuk eksekusi kematian apa saja yang berlaku pada masa pemerintahan Kekaisaran Romawi selain penyaliban? Apakah lebih mengerikan dari penyaliban?

1. Menjadi tontonan publik di arena Koloseum

ancient-origins.net

Salah satu peninggalan tempat bersejarah dari zaman Kekaisaran Romawi adalah Koloseum (Bahasa Inggris: Colosseum) yang kini berada di Roma, Italia. Menjadi bukti penumpahan darah, tempat tersebut adalah tempat eksekusi kematian yang sengaja dipertontonkan secara publik.

Beberapa bentuk eksekusi yang dilakukan meliputi kesengajaan melepaskan tahanan untuk dihadapkan pada binatang buas dan dimakan hidup-hidup, mengadu dua tahanan untuk saling membunuh, serta menyiksa dan membakar tahanan hidup-hidup sebagai hiburan publik.

Ironisnya, semua praktik tersebut merupakan tradisi yang wajar dan sah menurut hukum dan norma masyarakat pada saat itu. Tidak heran, banyak penonton yang justru dengan antusias menyaksikan setiap pertunjukan eksekusi kematian yang diadakan secara massal.

2. Hukum karung

taborpestcontrol.com

Karung menjadi simbol kematian di zaman Kekaisaran Romawi karena digunakan dalam praktik eksekusi kematian poena cullei. Melansir dari National Geographic, dalam bentuk eksekusi ini, tahanan akan dipaksa masuk ke dalam sebuah karung untuk selanjutnya dibuang ke dalam air.

Namun, beberapa kasus turut memasukkan beberapa hewan-hewan ke dalamnya, seperti anjing, monyet, ular, dan ayam jago. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan, untuk memberikan penderitaan tambahan bagi tahanan melalui serangan panik dari hewan-hewan tersebut.

Barulah setelah itu, karung yang telah diikat akan dilemparkan ke dalam air untuk menyebabkan kematian akibat tenggelam. Sebagai alternatif, karung tersebut dapat juga dilemparkan ke dalam arena binatang-binatang buas di Koloseum untuk diterkam dan dimakan hidup-hidup.

3. Dilempar dari atas tebing

historyskills.com

Salah satu lokasi yang menjadi saksi dari kekejaman Kekaisaran Romawi adalah tebing Batu Terpeian (Bahasa Inggris: Tarpeian Rock). Dengan ketinggian mencapai sekitar 80 kaki, otoritas hukum pada masa itu menggunakan tebing tersebut untuk menjatuhkan tahanan dari puncak.

Meskipun terdengar mengerikan, metode eksekusi kematian ini sebenarnya dianggap sebagai salah satu cara yang lebih mudah dan kurang menyiksa. Pasalnya, kematian para tahanan akan terjadi dengan cepat dibandingkan dengan proses yang terjadi pada metode eksekusi lainnya.

4. Dibakar hidup-hidup

en.wikipedia.org

Pada umumnya, pemerintah di zaman kuno sering kali melakukan eksekusi kematian massal dengan cara membakar sejumlah besar tahanan atau pelaku kejahatan secara hidup-hidup. Langkah tersebut dianggap sebagai bentuk hukuman mati kolektif yang efektif dan efisien.

Melansir dari National Geographic, metode tersebut mencakup pengikatan tahanan ke tiang tinggi dengan pakaian berbasis papirus dan meletakkan lilin di sekitar tubuhnya. Diketahui bahwa lilin tersebut sengaja dicampur dengan lemak babi untuk meningkatkan suhu panas api.

Salah satu praktik eksekusi kematian tersebut yang paling mencolok dalam sejarah adalah pembakaran hidup-hidup terhadap orang-orang Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Nero. 

Saat itu, mereka dituduh sebagai dalang di balik insiden kebakaran di wilayah Roma yang berasal dari stadion kereta Circus Maximus. Tanpa memandang usia dan proses sidang yang adil, ribuan orang Kristen langsung diperintahkan untuk dibakar hidup-hidup sampai tewas.

5. Pemenggalan secara publik

athanasiuscm.org

Satu lagi bentuk eksekusi kematian yang sering dilakukan oleh pemerintah di zaman kuno, termasuk Kekaisaran Romawi, adalah pemenggalan. Biasanya, eksekusi ini dilakukan secara publik dan ditujukan kepada para pelaku kejahatan yang dianggap mengancam pemerintahan.

Menurut catatan sejarah, banyak tokoh penting dari agama Kristen yang mengalami eksekusi semacam itu. Salah satunya adalah Rasul Paulus, yang dipenjara di Roma dan akhirnya dipenggal di Tre Fontane Abbey pada masa pemerintahan Kaisar Nero sekitar tahun 64 Masehi.

Selain itu, tokoh Yohanes Pembatis yang hidup dalam era Yesus Kristus pun terdokumentasi meninggal akibat kepala dipenggal pada masa Kekaisaran Romawi. Menurut kitab Injil Matius 14:10, Markus 6:16, dan Lukas 9:9, Yohanes dipenggal di dalam penjara atas perintah Herodes.

6. Perbudakan yang brutal

quora.com

Kekaisaran Romawi tidak selalu langsung melakukan eksekusi kematian terhadap para tahanan. Sebagai gantinya, mereka dimanfaatkan terlebih dahulu sebagai budak melalui hukuman damnatio ad metallum, yang berarti penghukuman dengan bekerja di tambang.

Dalam pelaksanaannya, para tahanan dikirim untuk bekerja di lokasi pertambangan yang dimiliki oleh Kekaisaran Romawi, tersebar dari Inggris, Spanyol, hingga Afrika Utara pada masa itu. Di sana, mereka terjebak dalam sistem pidana Romawi yang sangat keras dan brutal.

Beberapa ciri khas yang mencolok adalah bekerja dalam kondisi ekstrem selama berjam-jam, tidak mendapat makanan yang memadai, tinggal di tempat yang tidak layak, sering kali menjadi korban tindakan penyiksaan, dan aksi sejenis lainnya yang memberatkan.

Pada akhirnya, para tahanan akan meninggal karena kondisi kerja yang buruk atau bahkan dibunuh apabila peran mereka sebagai budak dianggap tidak lagi berguna.

7. Dibiarkan membusuk akibat parasit

intisari.grid.id

Susu dan madu adalah dua bagian utama dalam kebutuhan pangan setiap individu. Namun, Kekaisaran Romawi justru memanfaatkan kedua jenis makanan/minuman tersebut untuk mendukung eksekusi kematian yang menyebabkan tahanan tewas oleh parasit.

Dipelopori oleh Kaisar Domitian, metode ini memaksa para tahanan, terutama orang-orang Kristen, untuk direndam seluruh tubuhnya ke dalam tong yang berisi campuran susu dan madu. Namun, kepala mereka sengaja dibiarkan terapung di atas permukaan campuran dalam tong.

Selanjutnya, tong tersebut diletakkan di bawah sinar matahari untuk memicu pertumbuhan parasit dan menarik serangga masuk ke dalamnya. Akibatnya, tubuh tahanan akan membusuk dalam beberapa hari hingga beberapa minggu, menyebabkan kematian yang sangat menyiksa.

Wah, deskripsi di atas terdengar seperti aksi-aksi dalam film thriller yang tidak manusiawi. Sebagai pelajaran, kita harus sangat berhati-hati untuk menghindari potensi terjadinya perpecahan atau kekuasaan diktator yang berpotensi menyiksa manusia, setuju?

TOPIC

IDN Media Channels

Latest from Inspiration