Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

10 Tanda Kamu Menjadi Korban Kekerasan Emosional dalam Hubungan

Waspadai tanda-tanda ini!

Dina Lathifa

Kekerasan dalam hubungan nggak hanya dalam bentuk fisik, Bela. Perlu kamu sadari kalau kekerasan nggak hanya dapat menyerang dan melukai tubuhmu, tetapi juga perasaanmu. Ini yang disebut dengan emotional abuse atau kekerasan emosional. Umumnya, kekerasan ini bersifat non-fisik alias verbal, dalam bentuk kata-kata yang dilontarkan pelaku pada korban. Karena bentuk kekerasan yang 'nggak berwujud' ini menyebabkan korban nggak sadar jika dirinya mengalami kekerasa emosional dalam hubungannya.

Jika mengalami kekerasan emosional dalam hubungan, ini sudah menjadi tanda kalau asmaramu dengan pasangan nggak sehat lagi, Bela. Lantas, bagaimana cara mengetahui jika kamu mengalami kekerasan emosional dalam hubungan? Melansir dari Your Tango, ada 10 tanda perasaan yang dapat kamu kenali.

1. Merasa bersalah karena pasangan selalu menyalahkanmu atas apa pun

Pexels.com/Polina Zimmerman

Ketika terjadi masalah dalam hubungan, pasangan langsung menyalahkanmu atau menuduhmu sebagai penyebab munculnya pertengkaran. Bahkan ketika pasangan mengalami kejadian buruk oleh dirinya sendiri, ia akan tetap menyalahkan dirimu sebagai sumber kemalangannya. Kalimatnya selalu seperti, "Ini semua salahmu", "Kamu kenapa, sih?", "Kamu, sih, kenapa nggak mengingatkan aku?", "Sepertinya aku kurang cukup untukmu, ya?", dan sebagainya.

2. Merasa diabaikan oleh pasangan sebagai bentuk hukuman

Pexels.com/Tan Danh

Setelah menyalahkanmu, pasangan akan menghukummu dengan mendiamkan dan mengabaikanmu. Ia nggak mau mendengarkanmu, nggak mau menghubungimmu, nggak mau memerhatikanmu, bahkan menahanmu untuk melakukan apa pun. Kamu seakan terisolasi dalam kendalinya dan merasa nggak berarti.

3. Merasa nggak dapat berdiskusi dengan pasangan saat bertengkar

Pexels.com/Vera Arsic

Ketika terjadi masalah, pasangan akan berusaha untuk menghindari diskusi denganmu. Ia akan mendiamkanmu dan pergi meninggalkanmu. Kalau pun kamu memaksa, ia akan berusaha mengalihkan pembicaraan ke topik yang berbeda, biasanya ia akan berusaha memutar pembicaraan dengan menyalahkanmu kembali. Pada akhirnya, kamu justru fokus membela diri dan kalian berdua gagal menyelesaikan masalah.

4. Merasa pasangan nggak pernah setuju denganmu

Pexels.com/Vera Arsic

Mungkin kamu nggak menyadarinya, namun setiap kali berusaha menyampaikan suatu pendapat, pasangan akan mengutarakan opini yang berbeda denganmu. Misalnya, kamu mengatakan jika cuaca hari ini indah, ia akan mengatakan hal sebaliknya. Contoh lainnya ketika kamu mengatakan kalau sushi adalah makanan favoritmu, ia akan menolak ide tersebut dengan mengucapkan kalau makanan favoritmu itu nggak sehat.

5. Merasa terlalu berlebihan

Pexels.com/Austin Guevara

Ketika mencoba menyampaikan kekerasan emosional yang kamu rasakan akibat perkataan dan perbuatannya, pasangan akan mengatakan kalau kamu terlalu sensitif dan berlebihan dalam menanggapi dirinya. Ia bahkan akan mengatakan kalau perasaanmu itu hanya khayalanmu semata. Ia mencoba menutupi kebenaran yang sebenarnya telah kamu rasakan, menyebabkan tumbuhnya rasa nggak percaya pada dirimu sendiri saat menilai sikap dan perkataannya padamu.

6. Merasa dipermalukan oleh humornya

Pexels.com/Engin Akyurt

Kekerasan verbal sering terselubung dalam bentuk humor atau bahan candaan pelaku. Pasangan akan menggoda, meledek, bahkan mempermalukanmu dengan humor sarkasme mengenai apa pun yang berkaitan dengan dirimu. Mulai dari penampilan, kemampuan, sampai harga diri. Ia menjadikanmu sebagai bahan tertawa di depan keluarga atau teman-temanmu. Bukan tanpa alasan, pasangan melakukan hal ini karena dia tahu kamu nggak akan melabraknya di depan umum. Jika berusaha menghentikannya, pasangan akan mengatakan kalau kamu terlalu sensitif dan nggak dapat diajak bercanda.

7. Merasa ragu dengan dirimu sendiri

Pexels.com/Maycon Marmo

Ketika menjadi korban kekerasa emosional, kamu akan merasa ragu dengan dirimu sendiri. Ini karena pasangan atau pelaku memadukan seluruh tindak kejahatannya agar kamu meragukan perasaanmu dan pikiranmu. Ia akan berusaha menyalahkanmu, membuatmu lupa dengan keinginanmu, melawan pendapatmu, menolakmu, memutarbalikkan perkataanmu, dan lainnya sehingga kamu merasa ingin gila karenanya.

8. Merasa dikritik oleh pasangan

Pexels.com/Pixabay

Kepercayaan dirimu runtuh oleh pasanganmu sendiri. Ia akan selalu memberikan kritik yang bersifat menjatuhkan dirimu. Jika menolak atau melawan kritiknya, pasangan akan mengatakan dirinya hanya membantumu agar kamu dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dengan begitu, kamu justru menjadi merasa bersalah dan mau mencoba mengikuti perkataannya.

9. Merasa nggak berarti di hadapannya

Pexels.com/Cottonbro

Pasangan selalu mengingkari janjinya dan melanggar peraturan yang dibuat bersama. Ia pun nggak pernah menghargai usahamu untuk dirinya, minat yang kamu sukai, prestasi yang kamu gapai, sampai kekhawatiran yang kamu rasakan. Ia akan mempertanyakan pikiran dan saranmu, membuatmu merasa nggak berarti dan selalu salah di matanya.

10. Merasa dilupakan oleh pasangan

Pexels.com/Karyme França

Pasangan 'tanpa sengaja' lupa hal-hal penting yang berkaitan dengan kamu dan hubungan kalian. Misalnya, ia lupa untuk mengerjakan tugas rumah yang ia janjikan untukmu, ia lupa dengan kencan yang ia jadwalkan untukmu, bahkan ia lupa dengan ulang tahunmu. Dengan melakukan ini, ia sebenarnya berusaha mengendalikan waktu dan realita hidupmu.

Kekerasan emosional dapat terjadi dalam segala jenis hubungan, sepasang kekasih, sepasang suami-istri, orangtua dan anak, sesama anggota keluarga, pertemanan, bahkan sampai hubungan profesional. Jika sampai merasakan beberapa atau kesepuluh perasaan ini, sudah menjadi pertanda besar kalau kamu mengalami kekerasan emosional dalam hubunganmu sekarang, Bela. Jangan ragu, segera keluar dari untuk menyelamatkan dirimu dari jebakan si pelaku.

IDN Media Channels

Latest from Dating