Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Ada Bakar Batu hingga Meriam Bambu, Ini 7 Tradisi Natal di Indonesia

Seru dan nggak boleh kamu lewatkan

Audia Natasha Putri

Kehidupan bermasyarakat yang kental akan cerita leluhur, budaya dan sejarah yang dimasak dengan baik pun menghasilkan ragam tradisi daerah yang unik. Tradisi budaya inilah dan menjadi ikon suatu suku, keagamaan, ataupun kepercayaan.

Berbicara soal tradisi, Indonesia mempunyai ragam tradisi unik dalam merayakan natal, lho. Semaraknya tradisi perayaan Natal ini tak hanya sebagai bentuk mempertahankan budaya tradisional, tetapi juga menjadi tontonan menarik yang tak boleh dilewatkan. Selain membuat Perayaan Natal semakin berwarna, tradisi ini juga menjadi momen istimewa untuk menjalin kebersamaan yang sudah ada sejak dahulu.

Menariknya, tradisi ini dipengaruhi budaya negara yang pernah singgah ke Indonesia untuk menyebarkan kepercayaan Nasrani. Termasuk Belanda, Inggris, dan Portugis. Tak heran, tradisi perayaan Natal di setiap kontinen Indonesia sangatlah impresif dengan menonjolkan warna budaya daerahnya.

Dari tradisi memotong hewan ternak hingga atraksi musik keroncong, berikut 7 tradisi unik perayaan Natal di Indonesia. Ekslusif ada di Indonesia saja!

1. Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)

Batakselebgram.com

Masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara memiliki tradisi menarik merayakn Natal yang nggak boleh kamu lewatkan. Namanya tradisi Marbinda dan Marhobas. Kedua tradisi ini saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan. Tradisi yang sudah mendarah daging dalam masyarakat Toba ini menjadi momen intim untuk berbagi terhadap sesama, wujud syukur atas nikmat-Nya, dan menjahit tali persaudaraan.

Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan ternak. Sementara Marhobas adalah tradisi memasak hasil sembelih yang dilakukan para pria di desa. Marhobas dilaksanakan setelah tradisi Marbinda.

2. Meriam Bambu (NTT)

Travistory.com

Perayaan Natal nggak selalu identik dengan gemerlapnya ornamen pohon Natal, santa claus, dan rumah jahe saja. Di NTT, ada cara lebih seru dan tidak biasa untuk merayakan meriahnya Perayaan Natal, yaitu dengan mengadakan tradisi meriam bambu.

Yang menarik dari tradisi ini adalah suara menggelegar bak petasan di malam tahun baru dan paling ditunggu masyarakat NTT. Bagi penduduk setempat, suara dari meriam bambu merupakan sambutan terhadap kelahiran Yesus Kristus.

3. Wayang Wahyu (Jawa)

Metrum.com

Pagelaran Wayang tak hanya menampilkan hiburan berkisahkan Ramayana dan Mahabratha saja. Tetapi juga lakon bertemakan religi di Indonesia, salah satunya Wayang Wahyu.

Wayang Wahyu memiliki cara unik untuk merayakan hari Natal. Yaitu dengan menceritakan ragam kisah dan tokoh-tokoh yang ada di Alkitab lewat yang disimbolkan oleh Wayang.

Biasanya gelaran ini dilakukan di gereja tertentu di Jawa pada hari Natal. Apalagi Wayang Wahyu muncul pada tahun 1960 dan menjadi bentuk inkulturasi agama Nasrani dengan budaya Jawa yang kental. Tak hanya itu saja, Wayang Wahyu juga memilik pesan di baliknya bagi umat Katolik untuk menjalin keharmonisan antar sesama.

4. Bakar batu (Papua)

Getlost.id

Umumnya, masyarakat tradisional memasak bersama menggunakan kayu bakar dengan api yang besar. Tetapi tidak dengan Papua yang memiliki tradisi unik untuk memasak. Yakni dengan memasak menggunakan batu-batu yang dilapisisi ilalang dan daun pisang lalu dibakar.

Sesuai namanya, tradisi ini disebut Bakar Batu yang rutin digelar umat Nasrani di Papua setelah Misa Natal. Nantinya, masyarakat Papua akan memasak daging babi, umbi-umbian, sayur, dan jagung di dalamnya. Tradisi ini juga menjadi bentuk perwujudan rasa syukur atas nikmat Tuhan sekaligus merajut benang kebersamaan antar sesama.

5. Kunci Taon (Manado, Sulawesi Utara)

Manado Travel

Karena berdekatan dengan penghujung tahun, Perayaan Natal biasanya diperingati bersamaan dengan malam akhir tahun baru. Masyarakat Manado, Sulawesi Utara memiliki tradisi unik untuk menyambut keceriaan Natal dan akhir tahun. Tradisi Kunci Taon namanya, di mana masyarakat Nasrani Manado meletakkan lampu hias di atas makam kerabat mereka.

Biasanya tradisi ini berlangsung 2 bulan mulai dari awal Desember hingga awal Januari. Rangkaian tradisi ini dimulai dengan ibadah Gereja lalu dilanjutkan dengan berziarah ke makam kerabat. Hal yang paling ditunggu dari Tradisi Kunci Taon adalah pagelaran pawai mengelilingi kampung sambil memakai kostum menarik yang dilakukan setelah berziarah.

6. Ngejot dan Penjor (Bali)

Travel Indonesia

Umat Kristen di Bali merayakan semaraknya Natal dengan tradisi Ngejot dan Penjor yang menjadi tradisi budaya turun temurun khas Pulau Dewata. Walaupun lumrah dilakukan umat Hindu, faktanya kedua tradisi ini juga sering dilaksanakan oleh umat Kristen dan Bali. Hal ini karena masyarakat Bali ingin merajut dan menjaga toleransi agama lewat ragam tradisinya yang kental.

Ngejot sendiri dilaksanakan dengan membagikan makanan untuk warga sekitar, yang dibuat sesuai kepercayaan masing-masing. Sedangkan Penjor adalah tradisi memasang dekorasi bambu-bambu tinggi melengkung di depan rumah atau jalanan umum. Tradisi Penjor sendiri menjadi upaya untuk menunjukkan rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.

7. Rabo-Rabo (Jakarta)

The Jakarta Post

Walaupun Ibu kota Jakarta sudah dirasuki era modern, namun bukan berarti tradisi budayanya turut menghilang, Bela. Di Cilincing, tepatnya Kampung Tugu, kamu masih bisa menemukan tradisi perayaan Natal yang kental akan budaya dan kehangatan masyarakatnya. Di sana, pemeluk agama Kristen berketurunan Portugis melakukan tradisi unik bernama Rabo-Rabo atau dalam bahasa Portugis berarti "Ekor-Mengekor".

Masyarakat Nasrani Kampung Tugu Rabo-Rabo akan berkeliling kampung dan rumah sambil menyanyikan lagu keroncong. Di mana setiap penghuni rumah yang didatangi harus ikut "mengekor" dan berbaur dalam kemeriahan tradisi ini. Tradisi ini biasanya ditutup dengan pesta makan di rumah yang terakhir dikunjungi.

Meskipun gempuran globalisasi mulai mengikis tradisi daerah di Indonesia, faktanya masih banyak penduduk lokal yang masih merayakan tradisi keagamaan setiap tahunnya. Walau kita hidup di era modern yang penuh kemajuan, tetapi kita harus menjaga budaya tradisional Tanah Air agar tidak hilang tergerus waktu.

IDN Media Channels

Latest from Travel