Kabar bahagia datang dari putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep. Diketahui, ia berencana akan menggelar akad nikah pada Sabtu (10/12/2022). Sang calon istri, Erina Gudono akan melangsungkan midodareni di Sleman, Yogyakarta sehari sebelum akad. Rencananya, akad akan berlangsung di Royal Ambarrukmo baru dilanjutkan dengan acara ngunduh mantu di Loji Gandrung dan jamuan syukuran di Pura Mangkunegaran Solo.
Royal Ambarrukmo sendiri terletak di Sleman, Yogyakarta. Dahulu, tempat ini berfungsi sebagai istana dan taman Kerajaan Yogyakarta, kini telah disulap menjadi hotel mewah bintang lima. Dalam pengoperasian Royal Ambarrukmo, pemerintah daerah turut berperan sebagai pengawas, sebab bangunan ini masuk dalam kategori cagar budaya.
Direncanakan menjadi tempat untuk mengucap janji suci antara Kaesang dan Erina Gudono, apa saja fasilitas yang disediakan hotel bintang lima ini?
1. Sejarah Royal Ambarrukmo
Royal Ambarrukmo merupakan hotel warisan hidup yang dulunya dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono V pada tahun 1857—Pesanggrahan Ambarrukmo—untuk digunakan sebagai tempat menjamu tamu. Baru di tahun 1895-1897, Sultan Hamengku Buwono VII merenovasi bangunan ini dan menjadikannya tempat tinggal setelah ia turun takhta.
Hotel ini menampilkan koleksi karya arsitektur Jawa otentik dari abad ke-18 serta karya seni dari tahun 1964. Salah satu karya seni yang dapat kamu temukan yakni patung perunggu hasil karya pembuat patung terkenal ‘Keluarga Artja Studio’ yang sebagian besar ditempatkan di area kolam renang dan Royal Garden.
Hotel ini berdiri di kompleks bekas kediaman istana Ambarrukmo sekaligus saksi era hari Kemerdekaan Indonesia. Untuk pertama kalinya, hotel ini dibuka pada tahun 1966 dan mengalami pemugaran di tahun 2004, baru kemudian di tahun 2011 hotel ini kembali beroperasi.
Menurut Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, kompleks Kedhaton Ambarrukmo terdiri dari tujuh kawasan, yaitu Pendopo Agung, Ndalem Ageng, Bale Kambang, Gandhok, Pacaosan, dan Alun-Alun.
2. Cerita masa lalu dari lokasi ikonik di Royal Ambarrukmo
Pendopo Agung merupakan bangunan semi outdoor tanpa dinding yang melambangkan keterbukaan raja kepada rakyatnya. Bangunan ini memiliki lantai yang lebih tinggi dari halaman untuk mencerminkan penghargaan kepada tamu. Atapnya ditopang oleh total 36 pilar dari tiga jenis, yakni 4 Saka Guru (pilar utama), 12 Saka Penanggap (pilar sub utama), dan 20 Saka Penitih (pilar luar dan pendukung).
Bale Kambang terletak di bagian utara kompleks Ambarrukmo yang berbentuk segi delapan. Desain bangunanya sendiri terinspirasi dari Istana Air Taman Sari yang memadukan antara gaya kolonial Belanda dengan filosofi arsitektur asli Jawa. Sebelum masuk, diharapkan para pengunjung melepas alas kaki yang digunakan.
Gadri merupakan lokasi yang dulunya digunakan oleh Sultan Hamengku Buwono V sampai VII dan keluarga mereka untuk menyantap makanan. Gadri terletak di antara Bale Kambang dengan Pawon Ageng (dapur utama) di bawahnya dan Ndalem Ageng yang sekarang menjadi Museum Ambarrukmo.
Museum Ambarrukmo terletak di antara pusat perbelanjaan dan hotel. Museum Ambarrukmo menempati bangunan utama Royal Residence, tepat di belakang Pendopo yang megah. Diresmikan pada 28 Mei 2013 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur sekaligus Raja Keraton Yogyakarta. Pada awal abad ke-19, tempat ini berfungsi sebagai kediaman resmi mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono VII, segera setelah ia melepaskan tahtanya.
Gandhok Tengen bagian dalam (sayap utara) dulunya adalah tempat tinggal para putri dan kerabat keraton lainnya. Kemudian bagian luar (sayap selatan) untuk tamu wanita dari kerajaan atau negara lain. Hingga kini, bangunan ini masih dilestarikan sebagai situs warisan kerajaan yang kini difungsikan sebagai 'Nurkadhatyan The Ritual Spa'.