Virus yang bernama latin Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) ini sebenarnya adalah virus yang berasal dari tikus dan termasuk dalam penyakit zoonosis. Virus ini bisa ditularkan melalui urine, air liur, dan kotoran tikus dan gigitan langsung.Di beberapa daerah yang masyarakatnya mengon sumsi daging tikus, kebiasaan ini patut diwaspadai karena hantavirus bisa menular melalui konsumsi daging tikus ini.
Ada pula hantavirus jenis Hantaan (HTNV) dengan tingkat kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar 10% dari yang positif terjangkit, jenis Seoul (SEOV) dengan tingkat kematian sebesar 1-2%, dan Puumala (PUUV) dengan tingkat kematian terendah yakni sebesar 0,1%.
Meski nama virus ini masih awan ditelinga masyarakat, bukan berarti virus ini belum pernah muncul di Indonesia. Tenyata, pada 2009 lalu, kasus hantavirus pernah ditemukan di Banten. Uniknya, virus ini diklaim sebagai jenis hantavirus baru yang kemudian diberi nama Hanta Strain Serang atau Serang Virus (SERV). Virus ini sendiri ditularkan oleh tikus rumah di sana.
Kasus hantavirus di Banten ini juga pernah dikaji dalam sebuah penelitian. Yakni Indrawati Sendow, NLPI Dharmayanti, M Saepullah, dan RMA Adjid lah yang membuat penelitian mengenai hantavirus yang kemudian di muat pada Jurnal Wartazoa tahun 2016 silam.
Pasien yang sudah didiagnosis positif hantavirus harus dalam pengawasan intensif. Hal ini lantaran gejala batuk dan sesak napas yang dialaminya akan menimbulkan risiko serius. Yakni, pecahnya pembuluh darah di sekitar paru-paru yang kemudian membuat organ tersebut terus terisi cairan. Efeknya, jantung akan sulit memompa darah.
Rentetan kegagalan fungsi organ ini akan menimbulkan syok, kegagalan paru-paru atau jantung, dan hingga kematian. Fatalnya, hal ini bisa terjadi hanya dalam waktu beberapa jam saja sejak terindikasi.
Tergolong sebagai penyakit yang berbahaya, ternyata gejala hantavirus seringkali dianggap sepele, lho!
Saat terjangkit hantavirus, pasien biasanya akan merasakan gejala seperti flu, demam hingga 38 derajat celsius, menggigil, sakit kepala, batuk dan nyeri sendi. Beberapa kasus juga melaporkan adanya gejala seperti mual, muntah, hingga diare.
Jadi, segera periksakan dirimu saat mengalami gejala diatas terlebih setelah berkontak langsung dengan tikus, ya!
Kabar baiknya, meski virus ini cukup mematikan begitupula dengan komplikasinya yang berbahaya, ternyata hantavirus tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Sumber penularan hanya satu, yaitu kontak langsung dengan tikus.
Menjaga kebersihan rumah dan sanitasi adalah kunci. Hal ini dikarenakan hantavirus tidak akan muncul pada tempat dengan sanitasi yang baik. Jadi, selalu jaga kebersihan sanitasi dan lingkungan rumahmu, ya!