Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

9 Cara Menghindari Loker Bodong, Jangan Sampai Tertipu!

Pastikan riset mendalam

Natasha Cecilia Anandita

Beberapa waktu lalu Indonesia diramaikan dengan para WNI yang menjadi korban penipuan loker bodong di Kamboja. Bukannya mendapat pekerjaan dan kehidupan layak, mereka justru disekap. Jumlahnya pun tak sedikit, tapi sampai 234 orang.

Beberapa WNI yang menjadi korban penipuan kerja tersebut sudah berhasil pulang ke Indonesia dan bertemu kembali dengan keluarga mereka. Lowongan kerja (loker) sendiri memang sedang banyak dicari. Banyak perusahaan-perusahaan juga yang membuka loker bahkan tak sedikit dengan iming-iming.

Perlu waspada, bahkan perusahaan yang mengatakan berkantor di pusat kota atau di luar negeri pun bisa palsu atau bodong. Supaya kamu terhindar dari perusahaan dan loker bodong, berikut Popbela punya beberapa cara untuk menghindarinya. Simak, ya!

1. Cari tahu latar belakang perusahaan

pexels.com/tima miroshnichenko

Riset perusahaan sangat diperlukan, apalagi jika perusahaan yang kamu lamar bukan perusahaan besar yang sudah terkenal atau memiliki nama. Cobalah mengunjungi situs resmi mereka hingga media sosialnya.

Perhatikan apakah profil perusahaannya jelas dan ada aktivitas nyata perusahaan yang dibuktikan dengan foto, video, rilis atau event yang telah dan sedang berlangsung. Kamu juga bisa bertanya kepada orang lain atau temanmu terkait perusahaan tersebut dan lowongannya. Mintalah pendapat mereka.

2. Periksa apakah alamat dan nomor telepon sesuai

pexels.com/tima miroshnichenko

Penipuan lowongan kerja atau loker bodong saat ini marak ditemui, bahkan tak sedikit mengatasnamakan perusahaan tertentu. Mereka bisa saja mengirim pesan, menelpon nomor kita, hingga menghubungi lewat media sosial.

Saat dalam situasi seperti itu, hal lain yang kamu periksa adalah alamat kantor mereka dengan nomor telepon yang dicantumkan. Perhatikan apakah keduanya sesuai dan sama dengan yang tertera di website resmi perusahaan.

3. Perhatikan alamat email yang digunakan

pexels.com/ekaterina bolovtsova

Perusahaan yang sedang membuka loker akan mencantumkan alamat email resmi mereka yang bisa digunakan untuk mengirim lamaran atau menerima panggilan wawancara kerja.

Loker fiktif atau bodong biasanya hanya memanfaatkan domain email gratis seperti @gmail, @yahoo, @hotmail, dsb. Contohnya, email loker resmi biasanya memakai formula namapenerima@namaperusahaan.com, sedangkan yang bodong/palsu formulanya nama.perusahaan@gmail.com atau namahrd@yahoo.com.

4. Teliti bahasa iklan yang digunakan

unsplash.com/nick fewings

Iklan lowongan kerja palsu biasanya membubuhkan tagline yang berlebihan, seperti "Tidak Perlu Pengalaman" atau "Buruan Lamar! Posisi Terbatas". Uraian deskripsi pekerjaan dan persyaratan kerjanya pun seringkali tidak jelas dan janggal.

Loker-loker palsu biasanya mencantumkan kualifikasi yang terlalu umum, misalnya menerima kandidat dari semua jenjang pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan hanya keahlian dasar. Padahal posisi yang mereka tawarkan sebenarnya memerlukan keterampilan khusus.

5. Waspada apabila diminta data pribadi

canva.com/studioroman

Berhati-hatilah pada loker yang meminta data pribadimu saat proses perekrutan atau tercantum dalam iklan mereka. Perusahaan akan meminta data-data pribadi untuk keperluan administrasi seperti pajak dan asuransi, jika kamu sudah benar-benar diterima. Jadi, ketika kamu ditawarkan pekerjaan dan mereka langsung meminta detail data pribadi kamu, besar kemungkinan lowongan pekerjaan tersebut palsu.

Data-data pribadi yang sering diminta oleh lowongan pekerjaan palsu adalah foto KTP, SIM, kartu keluarga, foto copy ijazah, transkrip nilai, dan juga NPWP. Biasanya mereka meminta data data tersebut dengan detail seperti foto depan dan belakangnya. Data-data tersebut setidaknya diberikan sampai kamu sudah melewati tahap wawancara, bukan pada tahap awal.

6. Hindari jika memungut biaya rekrutmen

pexels.com/karolina grabowska

Perusahaan dan loker asli tidak memungut biaya apapun dalam proses perekrutan. Jadi, jangan percaya pihak perekrut yang mengharuskan kamu membayar sejumlah uang untuk memperlancar proses perekrutan. Baik itu dalam bentuk biaya administrasi, uang pendaftaran, dana transportasi, hingga pemungutan biaya untuk alasan pelatihan kerja.

7. Hindari jika gaji yang ditawarkan tinggi dan tak wajar

pexels.com/anna shvets

Poin penting lainnya yang perlu kamu perhatikan adalah apakah mereka menawarkan gaji tinggi yang tidak wajar. Cobalah telaah apakah gaji tinggi tersebut sesuai dengan kualifikasi pekerjaan atau tidak.

Jika gaji yang ditawarkan tinggi tapi kualifikasinya rendah, maka besar kemungkinan lowongan kerja tersebut palsu. Lakukan riset berapa kisaran gaji untuk posisi yang dibuka dan kualifikasinya.

8. Melamar dari situs karier resmi perusahaan

unsplash.com/luis villasmil

Saat mencari pekerjaan atau lowongan kerja, yang terbaik adalah mengunjungi situs resmi perusahaan, atau melalui situs loker yang terpercaya. Perusahaan asli dan professional memiliki halaman sendiri untuk mengunggah lowongan kerja.

LinkedIn juga menjadi salah satu situs yang cukup terpercaya untuk mencari lowongan kerja. Biasanya perusahaan mengunggah info lowongan kerja terbaru di sana. Nantinya, kamu mungkin diarahkan ke laman resmi mereka untuk mengirimkan CV dan berkas lainnya.

9. Cek LinkedIn HRD atau tanyakan pada call center resmi perusahaan

pexels.com/edmond dantès

Saat seseorang yang mengaku HRD dari perusahaan tertentu menghubungimu dan merasa tidak pernah melamar di sana, cobalah cek terlebih dahulu dan jangan langsung mengiyakan.

Kamu bisa mencari mereka di LinkedIn dengan mengetik nama HRD+perusahaan di kolom pencarian Linkedin. Jika ada yang janggal, kamu juga dapat menghubungi nomor telepon kantor yang bersangkutan dan menanyakan terkait karyawan tersebut dan posisi yang mereka tawarkan.

Itulah cara-cara menghindari lowongan kerja bodong alias palsu yang sedang banyak ditemui. Jangan lupa selalu riset mendalam, ya, Bela!

IDN Media Channels

Latest from Working Life