Tanpa mengesampingkan hak asasi manusia, aturan dalam kehidupan merupakan salah satu dasar yang menjamin keberlangsungan hidup manusia. Just imagine, keadaan jalan raya tanpa adanya peraturan lalu lintas, semuanya akan kacau hingga berbahaya, bukan?
Begitu juga dalam tatanan kelas sosial maupun pekerjaan. Tanpa adanya aturan, maka ruang gerak seseorang akan terlalu lebar hingga berpotensi memicu penyalahgunaan wewenang dan tindak kejahatan. Khususnya pada tingkat yang lebih tinggi.
Mungkin, itulah kenapa, kerajaan-kerajaan di seluruh dunia memberlakukan peraturan dan tata krama kehidupan royal yang wajib dipatuhi. Penasaran apa aja?
1. Kerajaan Inggris: larangan masuk dalam kubu politik
Berbicara mengenai Kerajaan Inggris, kamu tentu menyadari peran penting seorang Ratu sebagai simbol dan pemegang tahta kerajaan. Meski begitu, dalam hal pemerintahan, Inggris yang menganut monarki konstitusional dijalankan oleh Perdana Menteri.
Dengan kata lain, Inggris jelas memisahkan sistem kerajaan dan pemerintahan sebagai salah satu langkah strategis. Hal ini dianggap mampu mempertahankan pemerintahan monarki, sambil terus memaksimalkan sisi profesionalisme dari kedua belah pihak.
Atas dasar itulah, salah satu aturan yang berlaku bagi setiap anggota Kerajaan Inggris adalah menjaga batasan tersebut. Terbukti dari larangan untuk terlibat dalam politik praktis hingga menyampaikan pandangan politik. Bahkan, mereka tidak memiliki hak memilih.
2. Kerajaan Swedia: anak sulung sebagai pewaris tahta
Kehidupan kerajaan sangat identik dengan garis keturunan, yaitu pewaris tahta cenderung diberikan kepada anak sulung. Tahukah kamu? Melansir dari laman sweden.se, Swedia nyatanya merupakan negara kerajaan pertama yang menyusun aturan tersebut.
Memang pada awalnya, aturan mengenai pewaris tahta Kerajaan Swedia yang pertama kali berlaku pada 1980 ini fokus pada jenis kelamin laki-laki. Namun, peraturan tersebut diubah oleh Swedia tanpa memandang pria maupun perempuan. How cool, isn't it?