Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Fakta Ilmiah Mengenai Psikopat, Beda Tipis dengan Orang Jenius?

Menelusuri jiwa dan pikiran para psikopat, merasa familiar?

Mariana Politton

Sangat menakutkan tentunya jika membayangkan kamu berhadapan dengan seorang psikopat. Ia adalah orang dengan gangguan kepribadian dan tidak memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang bersifat sensitif, sehingga dapat membahayakan nyawa orang lain.

Sebut saja, Ted Bundy asal Amerika Serikat yang membunuh puluhan perempuan pada era 1970-an. Begitu juga Reynhard Sinaga asal Indonesia, yang dijuluki psikopat dan 'predator seks' akibat aksinya memerkosa banyak pria di Inggris pada 2015-2017.

Namun, tahukah kamu? Kepastian untuk mengidentifikasi seseorang sebagai psikopat tidak hanya dinilai dari aksi pembunuhan, pemerkosaan atau kejahatan keji lainnya. Perlu diadakan pemeriksaan khusus. Berikut adalah lima fakta ilmiah mengenai psikopat!

1. Belum tentu cerdas

bloody-disgusting.com

Banyak kasus kejahatan yang tak berperasaan dilakukan oleh orang-orang yang tergolong pintar hingga jenius. Sehingga drama Korea Mouse (2021) pun menganalogikan anggapan tersebut, dengan konsep gen psikopat pada seseorang mampu beralih menjadi jenius.

Namun, melansir dari Psychology Today, penelitian pada tingkat kecerdasan psikopat yang dilakukan oleh para ahli kejiwaan menemukan bahwa anggapan tersebut tidak benar. Seseorang dengan tingkat kecerdasan minim pun dapat tergolong psikopat.

2. Memiliki kemampuan yang bersifat manipulatif

geneticliteracyproject.org

Seperti yang kamu saksikan dalam film-film bertema thriller, seorang psikopat cenderung melakukan aksi kejahatan secara diam-diam dan tampil jauh berbeda di depan publik. Hal tersebut merupakan kemampuan memanipulasi identitas.

Melansir dari laman Changing Minds, para psikopat memang cenderung memiliki ciri unik yang tidak dapat diketahui maupun dijabarkan secara langsung. Pasalnya, mereka sangat cerdik dalam memanupulasi sesuatu, berbohong tanpa beban, hingga berpura-pura.

3. Mengarah pada kelainan seksual

dailymail.co.uk

Sebagian besar orang menganggap bahwa para pelaku kejahatan yang tergolong sebagai psikopat meletakkan kekuatannya pada kesenangan melihat orang sengsara. Selain itu, Psychology Today menjelaskan bahwa hal-hal bersifat seksual turut dijadikan landasan kekuatan mereka.

Pasalnya, para psikopat tidak lihai dan sensitif terhadap emosi dan perasaan, sehingga mereka tidak dapat mencintai maupun menjaga komitmen dengan pasangan. Sikap egois dan narsistik pun mendominasi dan membuat mereka melihat kegiatan seksual sebagai ritual pelampiasan hasrat kekuatan mereka.

4. Tidak dapat memahami apa itu kejahatan

businessinsider.com

Sebagaimana dijelaskan pada poin-poin sebelumnya, seorang psikopat cenderung tidak memiliki perasaan maupun emosi seperti manusia pada umumnya. Hal itulah yang kemudian mendorong mereka untuk terus melakukan aksi kejahatan.

Dalam melakukannya, mereka tidak memahami bahwa perbuatan tersebut menyakiti orang lain dan mereka cenderung tidak menyesalinya. Terbukti dari wajah tanpa penyesalan yang cenderung ditunjukkan ketika seorang psikopat tertangkap.

5. Tidak dapat disembuhkan secara total

psypost.org

Melansir dari Business Insider, psikopat merupakan bagian dari kelainan jiwa dan karena itu, ia tidak tergolong sebagai penyakit mental. Fakta ilmiah inilah yang membuat psikopat tidak dapat disembuhkan atau dibantu untuk berubah pandangan dan sikap secara total.

Meski begitu, seorang psikopat dapat dituntun untuk berbaur dengan lingkungan yang normal dan belajar untuk menumbuhkan beberapa perasaan empati, serta membentuk pikiran secara rasional mengenai apa yang salah dan benar.

Meski begitu, tidakkah kamu percaya bahwa perkembangan zaman akan terus membuka peluang untuk menemukan solusi-solusi baru? Itu berarti, siapa yang tahu bahwa kelainan jiwa bisa saja disembuhkan secara total suatu hari nanti. 

IDN Media Channels

Latest from Working Life