Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Tanda Fisik akibat Burnout yang Harus Kamu Waspadai

Sering diremehkan sebagai hal biasa, padahal burnout

Audia Natasha Putri

Stres karena bekerja merupakan hal yang sering dialami oleh banyak orang. Namun, apabila stres tersebut berkepanjangan dan mengganggu performa kerja, bisa jadi kamu terkena burnout.

Burnout adalah suatu kondisi psikologis, yang menggambarkan seseorang mengalami tekanan pada pekerjaan yang mengakibatkan kelelahan pada fisik dan kehilangan minat pada semua hal. Burnout terjadi akibat dari stres kronis karena tekanan pekerjaan yang belum mampu dikelola.

Munculnya burnout dapat diketahui dari beberapa tanda fisik. Sayangnya, banyak orang jarang menyadari tanda-tanda fisik yang disebabkan burnout.

Berikut 5 tanda fisik bahwa kamu mengalami burnout!

1. Sakit kepala

Pexels.com/Nathan Cowley

Semua orang pasti pernah mengalami sakit kepala. Sakit kepala merupakan kondisi umum yang diakibatkan kelelahan atau sedang sakit. Kondisi umum ini sering terjadi pada setiap orang sehingga banyak yang mengabaikannya dan dianggap bukan penyakit serius.

Padahal, sakit kepala bisa menjadi salah satu ciri-ciri fisik akibat burnout. Menurut National Headache Foundation, rasa nyeri di kepala disebabkan oleh ketegangan yang ditimbulkan oleh stres kronis.

Apabila kamu mengalaminya secara terus-menerus, kemungkinan burnout menjadi penyebabnya.

2. Gangguan pada pencernaan

findby.co

Burnout tak hanya mempengaruhi pikiran dan suasana hati, tetapi juga berdampak pada pencernaan. Para peneliti di Harvard Medical School menyebut beberapa kondisi berikut bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang burnout, seperti kram, kembung, mual, dan sembelit.

Burnout dapat menyebabkan sistem pencernaan meradang. Sehingga banyak orang menyalahartikannya sebagai penyakit radang usus atau iritasi usus besar. Burnout juga dapat memperlambat kinerja saluran pencernaan sehingga menyebabkan sembelit dan kembung.

3. Penambahan berat badan

greatist.com

Jika kamu mengalami kenaikan berat badan drastis dan nafsu makan yang sangat meningkat, bisa jadi itu merupakan coping mechanism akibat burnout. Tekanan mental membuat kita sulit untuk memilih makan lebih sehat dan lebih memilih makan makanan instan dengan tinggi kolestrol dan lemak.

Hal itu membuat tubuh kita melakukan coping mechanism dengan memilih makanan tinggi gula, lemak, dan yang rendah nutrisi untuk meningkatkan asupan energi. Hal itu dapat diperparah dengan meningkatnya hormon stres kortisol yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Hormon tersebut pada akhirnya mendorong penyimpanan sel lemak, terutama di daerah perut.

4. Perubahan kebiasaan tidur

Pexels.com/Pixabay

Pernahkah kalian merasa sulit tidur akibat pekerjaan dan tugas yang menumpuk? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami burnout. Burnout dapat mempengaruhi kebiasaan tidur kita.

Akibatnya, jam tidur menjadi kacau dan menyebabkan kita terbangun malam hari atau kesulitan untuk tidur.

Hal ini terjadi akibat tingginya tingkat stress yang menyebabkan sistem saraf otonom melepaskan hormon, seperti adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini dapat mempengaruhi otak kita dalam mengenali jam tidur dan seringkali menimbulkan insomnia dan kelelahan.

5. Gangguan pada saluran napas dan infeksi

freepik.com

Burnout dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga kita lebih mudah sakit dan sulit melawan virus yang masuk.

Akibat imun tubuh yang kurang tebal, tubuh lebih mudah terserang virus yang menyebabkan pilek dan batuk. Pilek dan batuk dapat mempengaruhi saluran napas dan membuat kita sesak.

Menurunnnya limfosit atau sel darah putih dapat menekan sistem kekebalan yang gagal melawan virus yang masuk ke dalam tubuh. Padahal, limfosit dibutuhkan tubuh supaya dirinya lebih kebal terhadap ancaman infeksi.

Di sisi lain, stres secara berkepanjangan juga menyebabkan kelebihan kortisol.

Burnout juga dapat menyebabkan kelebihan kortisol yang membuat pertahanan tubuh lebih lemah dan menyebabkan peradangan.

Jika kamu mengalami kelima tanda fisik di atas, sebaiknya kamu beristirahat sejenak dari pekerjaan. Ambillah cuti untuk berlibur ataupun sekadar bersantai sambil menjalankan hobi yang kita sukai, hingga mengurangi burnout.

IDN Media Channels

Latest from Working Life