Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Review 'SISU: ROAD TO REVENGE', Seni Balas Dendam di Tanah Nordik Bertabur Luka Perang

Salinan dari Salinan dari BEFORE_20251205_044506_0000.png
SISU: ROAD TO REVENGE
Intinya sih...
  • SISU: ROAD TO REVENGE (2025) mengikuti Aatami Korpi dalam perjalanan balas dendam dan bertahan hidup di Finlandia yang beku.
  • Script kali ini lebih terbuka, dengan pace cerita yang ketat dan aksi brutal yang menjadi ciri khas waralaba.
  • SISU: ROAD TO REVENGE memukau lewat visual Nordic splatter-western, aksi brutal, dan musik atmosfer yang dingin.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seberapa jauh seseorang bisa bertahan setelah kehilangan rumah, masa lalu, dan seluruh alasannya untuk hidup? 'SISU: ROAD TO REVENGE' membuka pertanyaan itu lewat kembalinya Aatami Korpi—ikon kultus yang menolak mati dan kini kembali terseret ke dalam pusaran balas dendam di tanah Nordik yang membeku.

Sekuel ini tidak hanya menghadirkan aksi brutal khas Sisu, tetapi juga memperluas dunia dan temanya dengan cara yang lebih matang dan visual. Jika kamu ingin mengetahui bagaimana film ini menggabungkan ketabahan, kekerasan, dan keindahan dalam satu perjalanan yang dingin dan gila, mari kita masuk ke pembahasan lengkapnya, Bela!

Sinopsis SISU: ROAD TO REVENGE (2025)

SISU: ROAD TO REVENGE (2025) membawa kembali Aatami Korpi (Jorma Tomilla), ikon cult action dari Finlandia yang dikenal sebagai “pria yang menolak mati.” Sekuel ini mengikuti Aatami yang berusaha membangun hidup baru setelah tragedi perang, membongkar rumah lamanya dan memindahkannya ke wilayah Finlandia yang aman. Namun ketenangan itu tidak bertahan lama. Igor Draganov (Stephen Lang), komandan Red Army yang kejam, menemukan rencana Aatami dan memutuskan untuk memburunya hingga ke ujung negeri.

Dari sinilah perjalanan balas dendam dan bertahan hidup dimulai. Mengambil latar 1946—masa ketika sebagian wilayah Finlandia jatuh ke tangan Soviet—film ini memadukan trauma sejarah dengan mitologi ketabahan Finlandia, sisu. Dalam dunia yang dingin, hening, dan penuh bekas luka perang, ketabahan bukan sekadar sifat; ia menjadi senjata terakhir bagi seseorang yang telah kehilangan semuanya.

SISU: ROAD TO REVENGE
2025
4/5
Directed by Jalmari Helander
Producer

Petri Jokiranta, Mike Goodridge

Writer

Jalmari Helander

Age Rating

D 17+

Genre

Action, Thriller

Duration

88 Minutes

Release Date

5-12-2025

Theme

Action, Thriller

Production House

Stage 6 Films, Subzero Film Entertainment, Good Chaos

Where to Watch

Cinépolis Cinemas dan Cinema XXI

Cast

Jorma Tommila, Richard Brake, dan Stephen Lang

Trailer SISU: ROAD TO REVENGE (2025)

SISU: ROAD TO REVENGE (2025)

Sentuhan Helander dalam mengalirkan cerita dan menghidupkan karakter

Salinan dari Salinan dari BEFORE_20251205_044506_0002.png
SISU: ROAD TO REVENGE

Bila menyaksikan SISU: ROAD TO REVENGE (2025), Jalmari Helander tetap setia pada pendekatan minim dialog. Aatami hampir tidak berbicara, namun setiap gestur, tatapan, dan langkahnya membawa bobot emosional. Script kali ini sedikit lebih terbuka: motivasi Draganov lebih jelas, konflik pribadi lebih terasa, dan masa lalu Aatami disingkap secukupnya untuk memberi kedalaman tanpa merusak aura misteriusnya.

Struktur cerita tersusun dalam bab-bab seperti serial aksi klasik. Pace-nya ketat, jarang memberi jeda. Setiap chapter menyajikan ancaman baru yang tampaknya mustahil—hingga Aatami menghancurkannya dengan ketekunan brutal yang menjadi ciri khas waralaba. Jorma Tommila, pada usia 66 tahun, tetap memerankan Aatami dengan intensitas fisik yang luar biasa. Sementara Stephen Lang tampil sebagai Draganov yang dingin, kejam, dan cukup gila untuk percaya bahwa ia bisa mengalahkan seorang legenda hidup.

'SISU: ROAD TO REVENGE' memukau lewat visual dan aksi yang brutal

Salinan dari Salinan dari BEFORE_20251205_044507_0005.png
SISU: ROAD TO REVENGE

Secara visual, SISU: ROAD TO REVENGE memantapkan dirinya sebagai “Nordic splatter-western.” Lanskap beku Finlandia–Estonia digambarkan dengan keindahan sekaligus kekejaman yang sama besar. Kamera Mika Orasmaa kerap melompat dari close-up wajah Aatami yang kotor penuh luka, ke bentang alam luas bernuansa biru baja dan kuning dingin. Beberapa shot bahkan terasa seperti lukisan tragedi.

Aksinya sendiri berada di garis yang sama dengan film pertama—brutal, berlebihan, tetapi penuh kreativitas. Adegan kejar-kejaran di danau beku, pabrik kayu yang terbakar, motor berseliweran, hingga pesawat yang menghantam hutan birch, semuanya dikerjakan dengan kombinasi efek praktis dan koreografi gila yang memancing tawa sekaligus wince. Kekerasan dalam film ini tidak sekadar memuaskan; ia hampir menjadi slapstick tersendiri, meminjam semangat Looney Tunes, Die Hard, Fury Road, dan bahkan The General milik Buster Keaton.

Musik yang kuat dan atmosfer yang begitu dingin

Salinan dari Salinan dari BEFORE_20251205_044507_0003.png
SISU: ROAD TO REVENGE

Score karya Juri Seppä dan Tuomas Wäinölä meminjam semangat Ennio Morricone, lengkap dengan tiupan terompet yang megah, namun menambahkan nuansa throat singing Finlandia yang membuatnya terasa lebih primal. Musik dan desain suara membentuk atmosfer dingin, sunyi, namun selalu berbahaya.

Di tengah ledakan dan tembakan, film tidak lupa menghadirkan momen-momen kecil yang hening—Aatami mendengar burung berkicau, atau berhenti menatap tanah yang pernah menjadi rumahnya. Nada inilah yang membuat film tetap memiliki hati di balik kebrutalannya.

Sisu yang kembali dengan energi baru

Salinan dari Salinan dari BEFORE_20251205_044507_0008.png
SISU: ROAD TO REVENGE

Sekuel SISU: ROAD TO REVENGE hadir bukan lagi sebagai kejutan seperti film pertamanya, tetapi sebagai lanjutan yang lebih matang, lebih terstruktur, dan jauh lebih percaya diri. Film ini memperluas dunia yang sudah dikenalkan sebelumnya—dari mitologi sisu hingga trauma sejarah perang—sekaligus menegaskan posisi sinema aksi Finlandia sebagai ruang eksperimen visual yang unik. Dengan pendekatan yang lebih dingin, lebih absurd, dan lebih visual dibanding film aksi modern seperti John Wick atau The Raid, film ini membentuk identitasnya sendiri sebagai cinema of resilience, di mana ketabahan menjadi bahan bakar utama.

Brutal, dingin, indah, dan sesekali lucu, film ini merayakan kekerasan sebagai seni gerak sambil mempertahankan Aatami Korpi sebagai ikon aksi yang tidak tertandingi. Ini bukan tontonan untuk semua orang, tetapi bagi pencinta aksi ekstrem dan estetika visual yang bergaya, SISU: ROAD TO REVENGE menawarkan perjalanan balas dendam yang memuaskan. Jika kamu penasaran bagaimana film ini meramu ketabahan, kekacauan, dan keindahan dalam lanskap Nordik yang membeku, bagian berikutnya akan mengajakmu masuk lebih dalam. SISU: ROAD TO REVENGE siap tayang di bioskop Indonesia mulai 5 Desember 2025, Bela!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ayu Utami
Niken Ari Prayitno
Ayu Utami
EditorAyu Utami
Follow Us

Latest in Career

See More

Review 'SISU: ROAD TO REVENGE', Seni Balas Dendam di Tanah Nordik Bertabur Luka Perang

08 Des 2025, 19:55 WIBCareer