Ketika sebagian besar masyarakat Indonesia bersiap menyambut liburan akhir tahun, bencana alam kembali melanda wilayah Indonesia. Sabtu (22/12) malam, beberapa wilayah di Indonesia terkena bencana tsunami yang diakibatkan dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Bukan hanya memporak porandakan wilayah yang dilaluinya, tsunami pun juga menimbulkan korban luka dan korban jiwa.
Menghimpun dari berbagai sumber, berikut ini lima fakta yang harus kamu tahu tentang tsunami yang menerjang kawasan Anyer dan Lampung
1. Erupsi Gunung Anak Krakatau
Melansir siaran pers yang diterbitkan oleh akun Twitter resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pada pukul 21.03 WIB Gunung Krakatau erupsi kembali sehingga peralatan seismometer setempat rusak. Namun, alat yang berada di Stasiun Sertung tersebut merekam adanya getaran terus menerus tanpa adanya frekuensi tinggi yang mencurigakan.
Tsunami yang menerjang wilayah di Lampung dan Banten tersebut tampaknya merupakan dampak dari aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau. Melansir IDNTimes, sebelum tsunami sempat terdengar beberapa kali dentuman seperti erupsi yang terjadi dalam aktivitas gunung tersebut.
2. Empat Wilayah Terkena Tsunami Berturut-Turut
Meski awalnya BMKG mengatakan bahwa kejadian tersebut bukanlah tsunami karena seismograf tidak mencatat adanya gempa, namun aktivitas Gunung Anak Krakatau menimbulkan tsunami di empat wilayah sekitar Banten dan Lampung Selatan.
Wilayah pertama yang terkena tsunami adalah Pantai Jambu, Desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Serang pada pukul 21.27 WIB. Disusul dengan Pelabuhan Ciwandan, Kecamatan Ciwandan pada pukul 21.33, Desa Kota Agung, Kecamatan Kota Agung, Lampung pada pukul 21.35, terakhir di Pelabuhan Panjang, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung pada pukul 21.53.