Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

CDC Ungkap Tingkat Vaksinasi COVID-19 Pada Kaum LGBT Lebih Tinggi

Mereka juga lebih cenderung percaya pada keamanan vaksin

Natasha Cecilia Anandita

COVID-19 sedang memasuki gelombang ke tiga dan sedang naik secara masif tak hanya di Indonesia tapi juga diseluruh dunia. Vaksinasi pun masih terus berjalan dan kini sudah tersedia vaksin booster. Namun, beberapa orang pun masih meragukan perlindungan dan keamanan dari vaksin tersebut.

Seperti data yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Dalam studi tersebut, memperlihatkan perbandingan tingkat vaksinasi dan kepercayaan orang terhadap vaksinasi COVID-19. Studi ini juga menyoroti pendapat para kaum gay dan lesbian, biseksual dan heteroseksual serta transgender pada vaksinasi COVID-19.

Hasilnya ditemukan bahwa orang dewasa gay dan lesbian, lebih banyak yang sudah divaksinasi terhadap COVID-19 ketimbang orang dewasa heteroseksual. Hal serupa juga dikatakan oleh pejabat federal Kamis (3/2/2022) pada ABC News.

Berikut hasil studi CDC terkait vaksinasi COVID-19 pada orang dewasa LGBT.

Tingkat vaksinasi COVID-19 lebih tinggi pada orang dewasa gay dan lesbian

abcnews/Getty Images/Jon Cherry

Dalam studi tersebut, menemukan 85,4% gay dan lesbian Amerika di atas usia 18 tahun telah menerima setidaknya satu dosis vaksin pada Oktober 2021. Sebagai perbandingan, 76,3% heteroseksual melaporkan menerima setidaknya dosis awal pada tanggal yang sama.

Selain itu, orang dewasa gay dan lesbian lebih cenderung khawatir tentang COVID-19 dan percaya pada keamanan dan kemanjuran vaksin. Hal ini tak lepas dari banyak kondisi kesehatan tertentu yang bisa memperparah penyakit COVID-19 atau memiliki risiko tinggi pada kaum LGBT.

ABC News/CDC

“Kita tahu bahwa prevalensi kondisi kesehatan tertentu yang terkait dengan penyakit COVID-19 yang parah, seperti kanker, merokok, dan obesitas, lebih tinggi pada populasi LGBT, dan akses ke perawatan kesehatan terus menjadi masalah bagi sebagian orang di komunitas LGBT." Dr. AD McNaghten, anggota Tim Tanggap Darurat COVID-19 CDC dan penulis studi tersebut, mengatakan kepada ABC News. "Kami ingin melihat apakah cakupan vaksinasi di antara orang-orang LGBT sama dengan orang-orang non-LGBT."

Untuk survei, peneliti CDC mengumpulkan data dari Modul COVID Dewasa Survei Imunisasi Nasional antara 29 Agustus 2021, dan 30 Oktober 2021. Data juga menunjukkan bahwa orang dewasa biseksual dan transgender memiliki tingkat vaksinasi yang sama dengan orang dewasa heteroseksual, dengan 72,6% orang dewasa biseksual divaksinasi penuh pada akhir Oktober, demikian pula 71,4% orang dewasa transgender.

Cakupan vaksinasi COVID-19 dalam hal ras/etnis

about.fb.com

Selain secara umum, CDC juga mengungkap cakupan vaksinasi atau tingkat vaksinasi dalam hal ras/etnis. Pria kulit putih gay dan perempuan kulit putih lesbian memiliki tingkat vaksinasi yang lebih tinggi masing-masing sebesar 94,1% dan 88,5%. Mereka menerima setidaknya satu dosis dibandingkan dengan pria dan perempuan kulit putih heteroseksual, dengan persentase masing-masing sebesar 74,2% dan 78,6%.

Pria gay Hispanik (orang Spanyol) juga memiliki tingkat vaksinasi COVID yang lebih tinggi yaitu 82,9% dibandingkan dengan 72% pria heteroseksual Hispanik. Namun, perempuan lesbian kulit hitam dan Hispanik memiliki tingkat vaksinasi yang lebih rendah masing-masing 57,9% dan 72,6%, dibandingkan dengan perempuan heteroseksual kulit hitam dan Hispanik dengan masing-masing sebesar 75,6% dan 80,5%.

McNaghten mengatakan, perbedaan antara persentase pria gay kulit putih dengan setidaknya satu dosis vaksin dan perempuan lesbian kulit hitam dengan setidaknya satu dosis, cukup "mengkhawatirkan" atau “menggelisahkan”.

Kepercayaan pada keamanan dan perlindungan vaksin

coe.int

Selain menunjukkan tingkat vaksinasi, survei tersebut juga menemukan tentang kepercayaan orang dewasa kaum ini dan yang non terhadap keamanan dan perlindungan vaksin COVID-19. Hasilnya menunjukkan bahwa orang dewasa gay, lesbian dan biseksual, lebih cenderung percaya pada keamanan dan perlindungan vaksin daripada orang dewasa heteroseksual.

Sebanyak 76,3% orang dewasa gay dan lesbian mengatakan mereka "sepenuhnya" atau "sangat" percaya diri akan keamanan vaksin COVID, seperti halnya 70,4% orang dewasa biseksual. Sebagai perbandingan, hanya 63,9% orang dewasa heteroseksual yang mengatakan bahwa mereka merasakan hal yang sama.

pexels.com/nataliya-vaitkevich

Selain itu, 90,8% orang dewasa gay dan lesbian dan 86,8% orang dewasa biseksual mengatakan, vaksin COVID "sangat" atau "agak" penting untuk melindungi diri mereka sendiri. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan 80,4% orang dewasa heteroseksual yang mengatakan demikian.

Orang dewasa transgender dan non-biner, di sisi lain, yakin tentang perlindungan vaksin tetapi tidak dengan keamanannya. Ini terlihat dengan 83,2% mengatakan mereka percaya vaksin diperlukan untuk melindungi terhadap COVID, tetapi hanya 62,8% mengatakan mereka yakin suntikan itu aman.

Para peneliti juga menemukan 56,8% orang dewasa gay dan lesbian dan 51,3% orang dewasa biseksual "sangat" atau "cukup" khawatir tentang COVID dibandingkan dengan 48,1% orang dewasa heteroseksual.

Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat perkembangan dan menghilangkan perbedaan

cdc.gov

Para penulis mencatat ada keterbatasan penelitian dalam studi tersebut. Ini termasuk bahwa peserta melaporkan sendiri status vaksinasi mereka, dan berpotensi memilih kategori orientasi seksual yang tidak mereka identifikasi, karena mereka tidak melihat opsi yang cocok untuk mereka.

Tetapi McNaghten mengatakan sangat penting untuk memastikan populasi LGBT divaksinasi dengan baik. Dia menambahkan bahwa studi lebih lanjut diperlukan, untuk mencari tahu mengapa ada perbedaan gender dan ras/etnis antara pria dan perempuan gay dan lesbian.

bradburysullivancenter.org

"Penelitian tambahan dapat membantu menentukan apakah perbedaan ini terkait dengan masalah sosial ekonomi atau akses perawatan kesehatan, dan jika ada faktor yang mempengaruhi pengambilan vaksin atau keraguan vaksin dalam kelompok tertentu," katanya.

Dalam studi tersebut, penulis mengatakan penting untuk memasukkan orientasi seksual dan identitas gender ketika mengumpulkan data tentang status vaksinasi. Hal ini untuk membantu menghilangkan perbedaan, sekaligus memastikan bahwa semua masyarakat berhak dan mendapat vaksinasi COVID-19 sebagai langkah pencegahan COVID-19.

Itulah penelitian dari CDC yang menunjukkan tingkat vaksinasi COVID-19, yang sangat diperlukan dan berhak didapat oleh semua orang tanpa memandang gender, ras/etnis, atau orientasi seksual. Semoga lebih banyak orang yang bisa mendapat dan mengambil vaksin COVID-19, ya.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration