Rasa trauma adalah bentuk respons perasaan manusia akibat telah mengalami peristiwa yang begitu mengerikan, baik menyerang secara fisik maupun psikis. Orang yang memiliki trauma cenderung merasakan berbagai hal, misalkan kewalahan, tidak berdaya, ataupun sulit menerima keadaan mereka. Beberapa orang mungkin membutuhkan waktu selama beberapa minggu untuk pulih, namun ada juga yang harus merasakannya hingga jangka waktu panjang.
Pada 16 Februari 2023, layanan streaming video global Prime Video telah menghadirkan Amazon Original Movie dari Indonesia berjudul Berbalas Kejam. Film ini disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja bersama produser baru, Baim Wong. Sederet nama bintang besar turut meramaikan film yang mengusung isu mendalam ini. Mulai dari Reza Rahadian, Laura Basuki, Baim Wong, Yoga Pratama, Kiki Narendra, Haydar Salishz, Athar Barakbah, Niken Anjani, dan Irgi Fahrezi.
Film Berbalas Kejam mengisahkan kehidupan Adam (Reza Rahadian), seorang arsitek berbakat, yang harus hidup dengan trauma selama dua tahun, setelah menyaksikan keluarganya terbunuh di depan matanya. Menjadi sesosok pria yang hancur, ia pun berencana melakukan balas dendam. Namun, apakah hal tersebut membuatnya moving on atau malah terjerumus dalam sisi kelam yang tak pernah ia ketahui?
Sebelum mengikuti jalan ceritanya, kali ini Popbela akan berikan 5 hal yang harus kamu ketahui agar meyakinkan kamu untuk menyaksikan film Berbalas Kejam. Simak selengkapnya berikut ini, ya!
1. Ditulis oleh sutradara kenamaan dengan sederet perolehan penghargaan
Telah berkecimpung dalam dunia perfilman sejak 2005 dengan melahirkan debut film panjangnya, Banyu Biru, membuat Teddy Soeriaatmadja menjadi sutradara yang punya segudang pengalaman. Selama berkarya di industri ini, ia telah meraih berbagai macam penghargaan perfilman, mulai dari taraf nasional hingga mancanegara. Dari sinilah membuat film Berbalas Kejam terjamin akan sajian audio-visual yang sangat menarik untuk kamu tonton.
2. Film dengan kisah menuntut balas yang penuh ketegangan
Berbalas Kejam ini memiliki pengemasan film yang penuh ketegangan sekaligus mempermainkan dan menguras emosi penonton. Teddy Soeriaatmadja mengungkapkan bagaimana unsur kekerasan dari sudut pandang Adam begitu pantas ia rasakan.
“Kekerasannya ada, tetapi ketika kita melihat dari sudut pandang Adam, terlihatnya seperti dianggap pantas karena sesuai dengan emosinya yang berkecamuk. Semuanya berdasarkan sebuah rasa yang dapat dipahami oleh seorang ayah atau ibu. Ketimbang adegan-adegan laga yang intens, para penonton akan merasakan ketakutan, kemarahan, dan balas dendam,” ucap Teddy.