Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

4 Hal Penting Dipahami Laki-Laki Soal Consent dalam Hubungan Seks

Consent berlaku pada perempuan dan laki-laki

Elga Windasari

Selama ini, consent atau persetujuan soal seks lebih ditekankan dilakukan oleh kaum perempuan dan pihak laki-laki harus mematuhinya. Saat perempuan berkata “tidak” untuk seks, itu artinya “tidak” dan tidak bisa ditawar.

Ternyata, menurut seksolog bersertifikat serta pendidik dan pelatih seks Suzannah Weiss, laki-laki juga memiliki consent atau persetujuan soal seks yang sama seperti perempuan. Tidak semua laki-laki selalu berpikir soal seks dan keinginan mereka harus dihargai.

Mengapa laki-laki juga penting tahu soal consent?

Unsplash/Sinitta Leunen

Menurut Suzannah, secara tidak langsung sejak usia muda, laki-laki diajari bahwa tugas mereka adalah “pemberi” seks kepada perempuan. Jika mereka tidak agresif untuk urusan seks, mereka dianggap tidak jantan. Salah satu nilai diri mereka dinilai dari performa di tempat tidur.

Namun di sisi lain, jika mereka secara terbuka memperlihatkan ketertarikan pada seks, ini membuat mereka terlihat menjijikkan atau menyeramkan. Hal itulah yang terkadang membuat laki-laki bingung apa yang harus dilakukan untuk urusan seks.

Untuk membantu para laki-laki mengenai consent, berikut adalah beberapa hal yang ingin saya ajarkan kepada mereka, walaupun sebenarnya hal-hal ini juga berlaku untuk semua orang,” jelas Suzannah.

1. Consent atau persetujuan laki-laki juga penting

Vidar Nordli-Mathisen/Unsplash

Ketika laki-laki hanya diajari bagaimana meminta persetujuan dari perempuan, ini mengabaikan fakta bahwa persetujuan dirinya juga penting.

Sebuah studi pada 2005 oleh Pusat Pengendalian Penyakit AS, menemukan bahwa satu dari enam pria telah menghadapi pelecehan seksual pada usia 18 tahun. Survei lain juga menyebutkan bahwa sekitar satu dari 10 pria mengatakan pernah mengalami kontak seksual yang tidak diinginkan selama kuliah.

Jadi, mari kita perjelas: consent kepada perempuan juga berlaku untuk laki-laki. Jika Anda [laki-laki] mengatakan ‘Ya” dan kemudian berubah pikiran, Anda berhak meminta pasangan untuk berhenti. Bukan hal yang baik jika pasangan membuat Anda merasa bersalah saat hubungan seks,” jelas Suzannah,

2. Consent bisa dirasakan di dalam tubuh

freepik.com/karlyukav

Sebenarnya, consent atau persetujuan untuk urusan seks tidak harus memiliki alasan. Baik laki-laki atau perempuan tidak harus memberikan alasan jika menolak untuk berhubungan seks.

Suzannah bilang, “Untuk mengetahui apakah kamu benar-benar menyetujui—bukan hanya merasa harus menyetujui, saya sarankan untuk menyesuaikan diri dengan tubuh dan emosi. Bagaimana perasaan kamu? Apakah kamu merasa senang akan melakukan seks? Apakah kamu merasa tidak nyaman? Jika kamu merasakan banyak hal sekaligus, ide bagus untuk membicarakan perasaan ini dengan pasangan.”

Jika kamu tidak merasa benar-benar nyaman, lebih baik mengatakan ‘Tidak” atau menyarankan aktivitas yang berbeda. Ingat, jika tubuh berkata “Tidak”, maka ini sudah menjadi alasan cukup untuk mengatakan “Tidak” kepada pasangan.

3. Meminta atau memberikan consent bisa terlihat seksi

KoolShooters/Pexels

Dari pengalaman Suzannah, kaum Adam sering bertanya padanya mengenai bagaimana cara meminta persetujuan tanpa merusak mood.

Pertama, dia sarankan untuk memahami hasrat diri sendiri dan pasangan terlebih dahulu sebelum memulai sesi bercinta. Pertanyaan sederhana seperti, "Boleh aku cium nggak?" termasuk pertanyaan persetujuan yang seksi. Bisa juga dimulai dengan ciuman di tempat lain, baru setelah itu tanyakan pertanyaan tadi pada pasangan.

Saat akan mulai berhubungan seksual, tanyakan kepada pasangan apakah dia juga menginginkannya. Di tengah tengah sesi bercinta, kalimat sederhana, seperti "Kamu sakit nggak?”  atau “Kamu suka?” atau bahkan "Kamu mau aku lakukan apa?” bisa membantu memastikan persetujuan pasangan.

4. Consent bukan hanya tentang persetujuan, tetapi juga keinginan

Pexels.com/cottonbro

Menurut Suzannah, meskipun consent berarti persetujuan, dia lebih suka mengartikan consent sebagai "perasaan ingin memiliki sesuatu yang kuat atau menginginkan sesuatu terjadi".

Dengan kata lain, seseorang—baik itu laki-laki atau perempuan—memastikan diri untuk melakukan apa yang diinginkan, bukan apa yang disetujui. Kamu bisa saja setuju tentang sesuatu padahal tidak menginginkannya, bukan? Nah, jangan sampai consent jadi seperti ini.

Dalam hubungan seksual yang sehat, hubungan seksual harus melibatkan persetujuan dan keinginan dari dua orang. Jika satu orang menginginkannya dan yang lain hanya menyetujuinya, itu artinya ada ketidakseimbangan.

jadi, meskipun consent atau persetujuan sangat penting dimiliki oleh kaum perempuan, ternyata laki-laki juga harus memahaminya. Jangan sampai kaum Adam merasa tidak berhak memiliki consent sehingga hubungan seks yang terjadi adalah sebuah paksaan.

IDN Media Channels

Latest from Sex