Film ini dibintangi oleh dua bintang film Jepang populer, Eikurana Nana dan Toyokawa Etsushi. Otoko no Isshou sendiri berkisah tentang seorang perempuan muda bernama Tsumugi (Eikura Nana) yang jenuh dengan kehidupan kota dan pindah ke desa tempat tinggal neneknya. Di sana, ia kemudian bertemu dengan seorang profesor sebuah universitas berumur 52 tahun yang masih lajang bernama Jun (Toyokawa Etsushi).
Berjanji tidak akan jatuh cinta lagi, Tsumugi justru jatuh hati pada Jun. Meski menyadari umur diantara keduanya yang terlampau jauh, Jun pun perlahan-lahan mulai ikut jatuh cinta pada Tsumugi. Hubungan Tsumugi dan Jun kemudian menjadi runyam ketika Toshio Nakagawa (Mukai Osamu) membeberkan aib Tsumugi yang pernah berselingkuh.
Film yang sempat masuk dalam nominasi Oscar untuk Best Foreign Film ini diadaptasi dari novel laris karya Haruki Murakami yang kemudian diangkat ke layar lebar oleh Tran Anh Hung. Film ini berkisah tentang hubungan sepasang kekasih, Tore Watanabe (Kenichi Matsuyama) dan Midori (Rinko Kikuchi) yang diliputi kebimbangan. Pasalnya, Tore masih terjebak dalam masa lalunya bersama sang mantan kekasih yang juga cinta pertamanya, Naoko.
Hal ini bahkan terus berlangsung meskipun ia kini menjalin hubungan dengan seorang perempuan bernama Midori. Tore pun dihadapkan dengan pilihan untuk terus terjebak dalam masa lalunya, atau move on dan memberikan sepenuh hatinya untuk Midori.
Fifty Shades of Grey mungkin adalah salah satu film berbau sadomasokis yang terpopuler, namun aksi sadomasokis di film Tokyo Decadence bisa dibilang jauh lebih ekstrem.
Ya, Tokyo Decadence berkisah tentang seorang mahasiswi yang polos dan lugu bernama Ai (Miho Nikaido). Ia kemudian terjebak dalam kondisi yang kemudian membuatnya menjadi seorang pekerja seks. Sayangnya, ia kemudian juga harus mengalami penyiksaan parah dan berbagai aksi sadomasokis yang menyakitkan ketika melayani pelanggannya. Di tengah kesedihannya, ia kemudian harus kembali terpuruk ketika laki-laki yang dicintainya ternyata telah menikah.
Film yang tayang pada 1986 ini mengangkat kisah tentang aksi bejat seorang kepala sekolah di sebuah sekolah SMA yang ternyata menjual murid-murid perempuannya untuk melayani politisi daerah. Aksi ini kemudian diketahui oleh seorang anak murid perempuan yang baru pindah ke sekolah tersebut, Mirai (Kyoko Hashimoto).
Mirai kemudian kian meradang ketika mengetahui kepala sekolah tersebut juga telah mempermalukan ayahnya (Yutaka Ikejima). Dengan kekuatan "Venus Crush" yang dimilikinya, Mirai kemudian bersumpah untuk membalas dendamnya kepada kepala sekolah.
Berbeda dengan film semi yang biasanya memiliki kesan gelap, The Glamorous Life of Sachiko Hanai justru menawarkan nuansa cerah dan alur yang membuat penontonnya bersemangat.
Film ini berkisah tentang seorang soap girl (perempuan pekerja seks) bernama Sachiko yang secara tidak sengaja melihat transaksi gelap yang dilakukan geng Yakuza. Melihat hal itu, Yakuza pun menembak mati Sachiko. Namun, bukannya meninggal, Sachiko justru hidup lagi dengan kekuatan super. Nah, dari sini lah kisah seru Sachiko di mulai!
Film semi Jepang yang satu ini bisa jadi adalah satu film semi dengan alur cerita paling menarik, Bela.Tampopo mengangkat genre komedi yang mengisahkan tentang Tampopo, seorang janda yang memiliki sebuah kedai mi. Salah satu adegan erotis yang ada pada film ini adalah ketika ada sepasang kekasih yang mengeksplorasi berbagai adegan erotis sambil menyantap makanan.
Itulah beberapa judul film semi Jepang. Ada yang pernah kamu tonton, Bela?