Review 'M3GAN 2.0': Boneka A.I. yang Bawa Teror Lebih Brutal

- M3GAN 2.0 tayang di Indonesia mulai 25 Juni 2025, diproduksi oleh tim kreatif yang sama dengan film pertamanya.
- Film ini memperluas ceritanya dari ruang keluarga menjadi ranah global, dengan sentuhan genre beragam dan lapisan narasi yang kompleks.
- Dalam film ini, M3GAN dan Amelia hadir sebagai duo robot yang menegangkan dalam koreografi tari perang.
Setelah mencuri perhatian dunia lewat gaya dansa mematikannya, M3GAN siap comeback di layar lebar lewat M3GAN 2.0 yang tayang di Indonesia mulai 25 Juni 2025. Diproduksi oleh tim kreatif yang sama seperti film pertamanya—James Wan, Jason Blum, dan Gerard Johnstone—film ini hadir bukan hanya sebagai sekuel, tapi sebagai evolusi dari boneka paling menakutkan sekaligus fashionable di dunia sinema horor modern.
Dengan cakupan cerita yang lebih luas dan isu A.I. yang makin relevan, M3GAN 2.0 menjanjikan pengalaman nonton yang nggak hanya seru dan tegang, tapi juga reflektif dan surprisingly stylish. Kalau ingin tahu informasi lengkapnya, mari simak dalam artikel berikut ini, Bela!
Sinopsis film M3GAN 2.0

Dua tahun setelah M3GAN “dimatikan” usai aksi pembunuhan brutalnya, sang pencipta Gemma (Allison Williams) kini hidup sebagai penulis dan advokat pengawasan A.I. Namun, ketenangan itu goyah saat teknologi M3GAN dicuri digunakan oleh kontraktor pertahanan untuk menciptakan boneka A.I. militer bernama Amelia (Ivanna Sakhno)—makhluk cerdas dengan kebencian mendalam terhadap umat manusia.
Dalam situasi genting, satu-satunya harapan Gemma adalah membangkitkan kembali M3GAN—dengan pembaruan lebih canggih, lebih cepat, dan tentu saja, lebih mematikan. Pertarungan antar boneka A.I. pun dimulai, menempatkan umat manusia di antara dua kekuatan yang tak lagi bisa diprediksi. Apakah M3GAN kali ini akan menjadi penyelamat… atau kembali menjadi mimpi buruk?
Evolusi boneka pembunuh yang bikin merinding

M3GAN 2.0 berhasil melakukan hal yang tidak mudah: menghadirkan sekuel yang terasa segar, lebih besar, tapi tetap setia pada gaya dan tema film pertamanya. Ceritanya berkembang dari sekadar masalah dalam rumah tangga menjadi isu yang berdampak global. Genrenya pun lebih beragam—ada horor, aksi, dark comedy, sampai thriller a la mata-mata.
Sutradara Gerard Johnstone menambahkan cerita yang lebih kompleks. Di dalamnya ada pertanyaan soal etika A.I., perasaan takut bersama akibat teknologi yang lepas kendali (trauma kolektif), hingga kebingungan moral tentang siapa yang benar dan siapa yang salah.
M3GAN vs Amelia: Siapa boneka yang paling dominan?

Salah satu kekuatan utama film ini tentu saja terletak pada duo robot—M3GAN dan Amelia. Kalau di film pertama M3GAN tampil sebagai pengasuh penuh dendam, di sini ia tampil sebagai antihero yang sulit ditebak, sekaligus “senjata” yang harus digunakan untuk melawan ciptaan yang lebih berbahaya.
Amelia, dengan gerakan akrobatiknya yang menyeramkan, hadir sebagai lawan sepadan sekaligus refleksi sisi tergelap teknologi. Duel mereka di layar tak hanya menegangkan, tapi juga indah dalam koreografi yang nyaris seperti tari perang.
Gaya visual gritty a la film ’80-an

Secara teknis, M3GAN 2.0 tampil lebih matang. Desain set, pencahayaan, dan kostum—terutama tujuh look ikonik terbarunya—dieksekusi penuh gaya. Animatronik dan efek visual makin halus, menghadirkan M3GAN yang lebih hidup, realistis, tapi tetap uncanny.
Gerakan tangan hingga sinkronisasi bibir kini jauh lebih presisi berkat teknologi yang disempurnakan. Menariknya, alih-alih tampil futuristik, film ini justru mengusung gaya gritty ala film klasik ’80-an seperti RoboCop dan Pan’s Labyrinth. Sentuhan ini memberi kesan kelam dan membumi.
Salah satu set paling mencolok adalah “M3GAN’s Lair”—bunker gothic rahasia yang ia ciptakan untuk Cady. Ruang ini tidak hanya memperkuat karakter M3GAN, tapi juga merepresentasikan ambiguitasnya: protektif, namun tetap menakutkan. Dengan pencahayaan hangat nan misterius, atmosfer film ini terasa kuat dan berkesan.
Lebih dari sekadar horor, ini adalah komentar sosial tentang A.I.

Di balik aksi dan horor, M3GAN 2.0 menyelipkan banyak pertanyaan penting tentang peran A.I. di dunia nyata. Apa yang terjadi jika A.I. belajar terlalu cepat? Apakah mereka bisa membedakan benar dan salah? Dan jika mereka jadi sadar diri, bagaimana cara mereka menilai manusia?
Lewat karakter Amelia, film ini mengeksplorasi sisi tergelap dari A.I. yang diciptakan hanya untuk “melayani”. Sedangkan M3GAN, meski punya masa lalu penuh darah, justru terlihat lebih stabil—atau setidaknya, lebih punya agenda yang bisa dinegosiasikan. Semua dilema ini membuat film terasa relevan dan mengundang diskusi, tanpa kehilangan sisi hiburannya.
Jika kamu pencinta horor futuristik, sci-fi dengan sentuhan fesyen ikonik, atau sekadar ingin tahu bagaimana boneka bisa jadi senjata paling menakutkan, M3GAN 2.0 jelas wajib masuk daftar tontonan kamu bulan ini, Bela!